Saturday 21 November 2020

Kejujuran CERMIN

Konon 600 th SM, cermin sdh dikenal, mrpk alat bantu untuk melihat diri. Cermin cembung dan cermin cekung diri berdiri di depannya jadi tampak agak berbeda. 

Cermin datar tampak diri apa adanya. Boleh dikata cermin datar jujur walau tidak 100%. 


Kesanggupan cermin datar hanya menampakkan penampang yg berhadapan langsung dg si cermin. Sedang bagian penampang belakang obyek yg menghadap ke cermin sama sekali tak kelihatan. Selain itu kejujuran cermin datar terbalik sejajar. Telinga kanan kita,  dlm cermin seperti telinga kiri ...... yaaa kaann.


Sahabat dpt digolongkan baik, bila sanggup seumpama cermin. Walau tdk 100% jujur tentang diri kita, tapi msh tetap tak lebai, tak mau melebihkan atau mengurangi  "apa adanya". Namun tetap saja msh ada ketidak jujurannya seperti disebut di atas, yg tampak dlm cermin mata  sebelah kiri dlm kenyataan adalah sebelah kanan.

Walaupun bgt, tetap saja sahabat bagaikan Cermin itulah yg terbaik jadi pilihan kita. 


Sebagai manusia tak kan suka juga sih kalau sahabat jujur se jujurnya semua keadaan kita, misalnya keburukan diri kita ditampakannya shg diketahui oleh semua orang. 


Maklumlah awakpun menyadari mana pula ada manusia yg tak punya sisi jelek atau aib atau kekurangan. Saking orang lain ndak tau aja termasuk si cermin.


Makanya di do'a dlm shalat ketika duduk diantara 2 sujud butir Ketiga,  واجبرني (wajburnii), "tutuplah segala aibku." (ada pula yg memaknai "cukupkanlah sgl kekurangan ku") dalam hal ini termasuk minta ditutupi sgl kekurangan dlm pengertian kejelekan, perbuatan tak baik pernah dilakukan mrpk aib. 


Mungkin diantara kita ada; ... yg jika aib terbuka maka akan merasa tdk berarti dihadapan masyarakat. Atau jika aibnya dibuka, orang tak akan lagi menghargainya.


Sbg seorang teman, hrslah menutupi aib sahabatnya. 


Dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad ﷺ  beliau bersabda:


لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ


“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” [Shahih Muslim]


Selain menutupi aib sahabat,  kita juga dilarang membuka aib kita sendiri, seperti hadits Muttafakun 'alaih dari Abu Hurairah r.a."

Islam melarang kita untuk membuka atau menceritakan aib sendiri setelah Allah menutupnya. 

Nabi Muhammad ﷺ ‘  bersabda;

  كُلُّ أُمَّتِيْ مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِيْنَ وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهِرِةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِالْلَيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهَ اللهُ فَيَقُوْلُ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ البَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وُيُصْبِحُ يَكْشِفُ سَتَرَ اللهُ عَنْهُ)

“Setiap ummatku akan mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla kecuali al Mujaahiriin yaitu semisal ada seorang laki-laki yang mengerjakan sebuah perbuatan (buruk ) pada malam hari kemudian ia menjumpai waktu subuh dan Allah telah menutupi aibnya (berupa perbuatan buruk ). Lalu laki-laki tersebut mengatakan, “Wahai Fulan, aku telah mengerjakan sebuah perbuatan buruk/jelek ini dan itu”. “Maka itulah orang yang malamnya Allah telah menutup aibnya lalu ia membuka aibnya sendiri di waktu subuh (HR. Bukhori no. 6069 dan Muslim no. 2990 )


Smg Allah mengampuni sgl dosa kita baik yg sengaja maupun tdk disengaja. Smg sahabat yg mengetahui aib kita, turut menutupi aib kita dan smg kita tdk termasuk orang yg membuka aib sendiri, walaupun secara tidak sengaja.


آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 6 Rabiul Akhir 1442 H.

21 November  2020.

(691.11.20). 

No comments:

Post a Comment