Monday 1 June 2020

Se-PERAU Se-TIMBA' Ruang

Khasanah bahasa dmkn kaya, termasuk bahasa daerah2 di Indonesia. Penutur bahasa Melayu di daerahku;  punya Pepatah: "SE-PERAU SE-TIMBA' RUANG",
Terjemahan bebasnya "sekelompok orang se daerah, lebih luas lagi satu provinsi, diluaskan lagi senegara bagaikan SE PERAHU" (dialeg  daerah-ku tanpa huruf "H"= diucapkan  SE-PERAU), SETIMBA' RUANG. (dialeg daerah'ku pada huruf "A", dibunyikan pakai opsor ').
Timba' ruang adlh ruang penampung rembesan air yg masuk ke perahu.

Timba' Ruang itu adanya ditengah dasar perahu. Dahulu perahu terbuat dari kayu, bgmnpun rapi membuatnya, karena berada di atas air, ada saja rembesan air yg masuk melalui celah2 kecil sambungan papan bangunan perahu. Air masuk perahu terkumpul di "Timba' Ruang".

Jika air di "Timba' Ruang" ini dibiarkan tidak dikeringkan, akan numpuk semakin banyak. Kalau air sdh banyak, akan sulit mengurasnya, perahu akan tenggelam. Bila perahu tenggelam mengancam keselamatan seluruh penumpang perahu, tentunya tak kan sampai ke tujuan.

Pepatah ini mengandung makna:
1. Ummat suatu negara bagaikan menumpang sebuah perahu, dg tujuan sama....... misalnya menuju perjalanan mengarungi lautan.
2. Keselamatan perahu, sbg sarana keselamatan penumpang semua.
3. Salah satu faktor keselamatan perahu, agar jangan sampai tenggelam lantaran air masuk melalui "Timba' Ruang".
4. Tanggung jawab mengeringkan air di "Timba' Ruang" hakikatnya adlh tanggung jawab semua penumpang, tapi tentu yg paling bertanggung jawab adlh kru perahu, lbh khusus adalah yg memegang kemudi/Nahkoda perahu. Nahkoda perahu sbg pimpinan hrs piawai dlm mendelagasikan tugas kpd semua petugas dlm perahu termasuk petugas penguras "Timba' ruang".
5. Bgmnpun baiknya apa saja di dunia ini pasti ada sisi kelemahannya.

Bilamana ada pihak2 yg mencegah/menghambat  pelaksanaan tugas penyelamatan perjalanan hrs dipandang sebagai suatu kemungkaran. Termasuk kelalian mengontrol "Timba' Ruang".
Bilamana salah satu penumpang apalagi kru perahu yg berbuat kemungkaran maka bencana akan menimpa seluruh penumpang.

Adapun bencana, akan terkena buat semua karena ulah seorang atau sekelompok orang. Rasulullah mencontohkan mirip ilustrasi di atas:

Dari An Nu’man bin Basyir r.a.  berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ ، فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا ، فَكَانَ الَّذِينَ فِى أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِى نَصِيبِنَا خَرْقًا ، وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا . فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا ، وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا

“Perumpamaan orang yang mengingkari kemungkaran dan orang yang terjerumus dalam kemungkaran adalah bagaikan suatu kaum yang berundi dalam sebuah kapal. Nantinya ada sebagian berada di bagian atas dan sebagiannya lagi di bagian bawah kapal tersebut. Yang berada di bagian bawah kala ingin mengambil air, tentu ia harus melewati orang-orang di atasnya. Mereka berkata, “Andaikata kita membuat lubang saja sehingga tidak mengganggu orang yang berada di atas kita.” Seandainya yang berada di bagian atas membiarkan orang-orang bawah menuruti kehendaknya, niscaya semuanya akan binasa. Namun, jika orang bagian atas melarang orang bagian bawah berbuat demikian, niscaya mereka selamat dan selamat pula semua penumpang kapal itu.” (HR. Bukhari).

Mencegah orang lain berbuat kemungkaran dmkn penting. Karena kemurkaan Allah atas kemungkaran itu, terkena kpd semua orang, bukan hanya kpd yg berbuat zalim dan pelaku kemungkaran saja.

وَا تَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَآ صَّةً ۚ وَا عْلَمُوْۤا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَا بِ
"Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya."
(QS. Al-Anfal ayat 25).

Bukan tdk mungkin musibah Covid 19 ini,  juga mrpkn bencana yg ditimpakan ke semua penumpang "Perahu Dunia", disebabkan ada sekelompok "Penumpang Perahu Dunia" yg berbuat kemungkaran. Makanya sangat diperlukan ada kepedulian kita semua apabila melihat, mengetahui kemungkaran, berupaya mencegahnya.
Wallahu 'alam bishawab.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّـــوَعَلَيْكُمُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 10 Syawal 1441 H.
2 Juni  2020.

No comments:

Post a Comment