Saturday 20 June 2020

Keutamaan me-MAAF-kan.

Hari ini Syawal sdh jalan 29 hari, bila umur bulan  Syawal  misalnya hanya  29 hari, maka hari inilah akhir Syawal 1441 H. Sampai kiamat kita tak ketemu lagi Syawal 1441 H. Kalaupun umur masih ada Syawal yad adlh Syawal 1442 H.

Suatu tradisi sdh mengakar di negeri kita, setiap bulan Syawal dianggap saat yg tepat untuk saling memaafkan.

Bertemu sesama di bulan Syawal, bila sblmnya blm ketemu, tak lupa mengucapkan mhn maaf lahir dan bathin (ucapan lazim di negeri kita). Ada pula yg berucap "minal aidin wal faizin".

Ku ingat masa kecil dulu, tiap2 komunitas belum lengkap rasanya bila belum mengadakan pertemuan HALAL BI HALAL. Walau acara kadang di adakan sdh diujung Syawal.  Di acara halal bi halal itu disudahi ber salam2an berkeliling, sbg "pengesahan" telah saling ber-maaf2an.

Sblm ada dunia maya, menjelang Idul Fitri sdh sibuk ngirim kartu lebaran. Kini  memanfaatkan dunia maya, sahabat, handai taulan, saudara dekat,family jauh, kolega, atasan dan bawahan, rekan sejawat saling minta maaf cukup melalui medsos, kadang dilengkapi gambar dsbnya.

Bahkan terakhir ini dpt pula ber halal bi halal VIRTUAL, dpt saling sapa didengar bersama oleh yang ikutan virtual. Wajah masing2 terlihat jelas.

Sudahkah soal maaf memaafkan ini sampai ke maksudnya? Sudah habiskah kesalahan diantara kita? Ini barang kali agaknya perlu kita telusuri.

Kenapa harus saling memaafkan........???

Sbg manusia dlm berinteraksi sesama,  berpotensi melakukan kesalahan kepada orang lain. Kesalahan sesama manusia, dlm bahasa agama disebut  “dosa”.

Dosa kepada manusia ada dlm dua jurus yaitu:

1. Dosa terhadap HARTAnya; penyelesaiannya dng mengembalikan harta itu kpd pemiliknya dng nilai yg sama bila perlu lebih banyak,lebih baik.
Jika tdk mampu, maka meminta keikhlasan dan keridhaan pemiliknya. Jika si empunya telah tiada maka penyelesaiannya hendaklah diserahkan ke ahli warisnya. Jika ahli warisnyapun tak ditemukan, hendaklah diwakafkan a.n. pemilik harta untuk kemaslahatan agama dan masyarakat. Dng niat menitipkan kpd Allah sbg pembayar dosa tsb.  Itu pendpt Imam Ghazali.

2. Dosa sesama manusia mengenai KEHORMATANnya. Misalnya pernah memfitnahnya, menghinanya, mencaci makinya. Mintalah maaf dan ridhanya. Jadi mumpung masih hidup maka hubungilah orang yg kita pernah berdosa "kehormatan" tsb kpdnya. Mungkin,......... kalau hanya secara umum, dng tdk menyebutkan secara spesifik, seperti  melalui dunia maya, barangkali  belum  memenuhi syarat minta keridhaan atas dosa tersebut.

Bila DUA jurus dosa sesama blm sempat terselesaikan di dunia ini maka,  seperti HR IMAM BUKHARI bahwa Rasulullah SAW mengatakan “Barangsiapa yg mempunyai kedzaliman kpd saudaranya mengenai hartanya atau kehormatannya, maka diminta dihalalkan kepadanya dari dosanya itu sblm datang hari dimana nanti tidak ada dinar dan dirham (hari kiamat), dimana akan diambil dari pahala amal kebaikannya untuk membayarnya. Kalau sdh tdk ada lagi amal kebaikannya maka akan diambil dari dosa orang teraniaya itu lalu dipikulkan kpd orang yg menganiayanya itu.

Ternyata mhn maaf kpd orang perorang secara spesifik, bagi kita yg bersalah kpd seseorang apalagi ke banyak orang,sulit untuk dilakukan.

Bagus kita renungkan anjuran Al Qur’an bahwa yg paling utama itu adalah memaafkan, dari pada minta maaf. Sebab dng kita memaafkan kesalahan orang kpd kita walau dia tidak minta maaf,  jelas pihak didzalimi tau persis secara spesifik kedzaliman dari seseorang yg mendzaliminya tersebut. Dng demikian membantu pihak yg mendzalimi terbebas dari dosa.

Al-Qur’an surat Al- Baqarah ayat 263
قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ  يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى  ؕ  وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ
"(Perkataan yang baik) atau ucapan yang manis (serta PEMBERIAN maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan menyakiti perasaan) dengan mencerca atau mengomelinya (Dan Allah Maha Kaya) hingga tidak memerlukan sedekah hamba-hambanya (lagi Maha Penyantun)

Menurut ayat di atas sikap memaafkan kesalahan orang kepada kita adalah sifat yg di apresiasi Allah bahkan lebih baik dari sedekah yg berbuntut disebut-sebut.

Orang yg beramalan  setiap hari sblm tidur malam memaafkan orang yg bersalah kpdnya, orang inilah yg diriwayatkan Abdullah bin Amr akan masuk surga tanpa dihisab.

Mari kita maafkan kesalahan orang, rekan kita kolega, sahabat dan saudara kita,  kendati mereka tdk minta maaf.  Guna menyelamatkan saudara kita yg mendzalimi kita, agar tidak terkena seperti ucapan Rasulullah:
وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلاَهُ الْجَنَّةَ
(Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang datang kepadanya Ramadhan kemudian bulan tersebut berlalu sebelum diampuni untuknya (dosa-dosanya)) (HR. Tirmidzi)

O.k.i. selain mhn kpd Allah diampuni sgl dosa, juga kpd sanak saudara, sidang pembaca, dlm tulisan ini saya ULANGI lagi permohonan maaf saya  yg telah saya tulis di akhir bulan Ramadhan dan  bulan Syawal 1441H "mhn maaf lahir dan bathin".
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ كُلُّ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْرٍ وَجْعَلْنَا مِنَ الْعَائِدِين وَالْفَائِزِين

Mudah2an shaum kita selama 30 hari di bulan Ramadhan dan 6 hari di bulan Syawal; misalnya ada kekurangannya Allah cukupkan shg menjadi shaum yg diterima Allah.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
بارك الله فيكم
 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 29 Syawal 1441 H.
21 Juni  2020.
(661.6.2020)

No comments:

Post a Comment