Thursday 11 June 2020

SOMBONG Penyakit ROHANI

Sombong suatu sifat menganggap diri lebih tinggi, lebih mampu dari orang lain. Sering menganggap jika tidak karena dirinya sesuatu kegiatan tidak akan terjadi. Orang sombong tidak berkenan mendengarkan paham orang lain. Menganggap remeh orang lain, merendahkan orang lain. Juga yang bersangkutan tidak mau disaingi orang lain, sampai pakaiannyapun kalau boleh orang lain tidak boleh menyamainya. Sampai2 ekstrimnya; model rambut, tampilan kumisnyapun orang lain ndak boleh nyamainya.

Sakit Sombong ini lazimnya diderita orang yg mempunyai kedudukan yang tinggi, orang kaya atau orang terpandang dlm masyarakat. Jarang terkena ke orang miskin......... Ada celotehan/selorohan "biar miskin asal sombong", atau "udah miskin sombong pula", ini hampir tak pernah ada.

Sifat Sombong merupakan dosa pertama mahluk ciptaan Allah seperti yang dikisahkan di dalam Al-Qur’an.  Iblis menganggap dirinya lebih mulia dari Adam lantaran diciptakan dari Api sedangkan Adam tercipta dari tanah.

Kesombongan Iblis dg alasan asal usul, diabadikan di surat Al-A'raf ayat 12 dan Surat Sad ayat 76

قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌۭ مِّنْهُ ۖ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍۢ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍۢ
Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".

Dua figur mahluk penghuni surga; Adam + Hawa sbg manusia tercipta dari Tanah. Iblis tercipta dari Api, kedua mahluk ini melakukan kesalahan.
* Iblis dg dosa SOMBONG.
* Adam + Hawa dg dosa melanggar larangan Allah.

Ternyata dosa Sombong tak dpt ampunan Allah. Sedangkan dosa melanggar larangan Allah diampuni Allah.

Kalau bgt Sombong adlh dosa berat. Melanggar larangan Allah agak ringan.
Jikalah boleh kita buat perbandingan kedua dosa ini.

1. Sombong.
Iblis sombong, atas keinginan sendiri. Dorongan intern hati iblis sendiri stlh membanding asal usul kejadian. Selanjutnya melakukan penghasutan.

2. Langgar larangan Allah.
Adam + Hawa, melanggar karena pengaruh, hasutan ektern, bukan muncul dari hati sendiri. Salahnya mereka, terhasut.

Analisis singkat ini dpt dimengerti kenapa Adam + Hawa diampuni sedang Iblis tetap terkutuk sampai kiamat. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَّاِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِيْۤ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
"Dan sungguh, kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari Pembalasan."
(QS. Sad ayat 78)

Sementara kpd Adam + Hawa Allah ampuni, malah diajari cara minta ampun:

فَتَلَقّٰۤى اٰدَمُ مِنْ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَا بَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّا بُ الرَّحِيْمُ
"Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
(QS. Al-Baqarah ayat 37)

Dg kalimat seperti termuat pada Al-A'raf ayat 23:

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

Naah ............... pembaca bgt berat penyakit hati yg bernama Sombong ini,  malah Nabi Muhammad s.a.w. ingatkan:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat KESOMBONGAN sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. SOMBONG adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim)

Smg diri ini dan semua pembaca terhindar dari penyakit Rohani SOMBONG.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
بارك الله فيكم
 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 19 Syawal 1441 H.
11 Juni 2020.

No comments:

Post a Comment