Sunday 14 June 2020

Memilih: SHALEH dan SALAH

Untuk hidup terlahir ke dunia ini kita tidak pernah memilih. Siapapun anda tak pernah dpt memilih jadi lelaki atau perempuan...... .......
Tak pernah dpt memilih ayah siapa, ibu siapa. ............
Tak juga dpt mimilih terlahir sbg bangsa apa...................dstnya.

Setelah hidup barulah...........banyak pilihan. Makanya ada yg bilang......."Persoalan hidup adalah soal MEMILIH".

Banyak sisi soal memilih:
Memilih sekolah, memilih profesi, memilih jodoh, memilih pemimpin ...... dll.

Di artikel singkat ini dibatasi khusus soal memilih seseorang. Menyangkut memilih seseorang, ada dua besaran:
1. Orang yg paling dekat buat diri, adlh memilih orang yg akan dijadikan sebagai pendamping hidup.
2. Orang yg akan dipilih, sbg pemimpin bangsa (untuk negara yg pemimpinnya dipilih).

Memilih figur2 itu idealnya dipilih orang "SHALEH". Tapi kadang apa yg tlh terpilih tak sepenuhnya sesuai harapan, kadang ekstrimnya terpilih ke figur yg "SALAH". Nah..............
....bgmn pula kalau terlanjur terpilih orang yg "SALAH".

Soal "Shaleh" dan "Salah", jika diserahkan menentukan bgmn kriteria Shaleh dan Salah kpd manusia tak akan didptkan pengertian yg sama dan sempurna.

Baik kita pakai referensi Al-Qur'an.
Orang shaleh itu memenuhi 4 syarat:
1. Beriman kpd Allah dan hari akhir.
2. Menyuruh berbuat makruf
3. Mencegah yg mungkar
4. Bersegera mengerjakan berbagai kebaikan.
يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ  ۗ  وَاُولٰٓئِكَ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ
"Mereka beriman kepada Allah dan hari Akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang shaleh."
(QS. Ali 'Imran ayat 114)

Jika mempunyai sifat yg berlawanan dg itu, termasuk orang yg blm menenuhi syarat sbg orang SHALEH. Mereka kelompok orang yg SALAH.

Agama apapun, kepercayaan apapun, percaya adanya pencipta sekaligus penguasa alam ini dan kemudian adanya hari akhir.

Buat agama Islam; ini yg dimaksud "beriman adanya Allah dan hari qiamat".

Agama apapun, kepercayaan apapun kelompok orang Shalehnya mesti melakukan syarat orang Shaleh butir 2, 3 dan 4 di atas.
Kalau dmkn; agama, kepercayaan apapun bila tdk memenuhi syarat di atas mereka terkelompok orang SALAH.

Siapapun yg dipilih sbg pendamping hidup, siapapun yg dipilih rakyat sbg pemimpin, stlh ybs terpilih, kita sll harus berdo'a smg Allah memberikan taufik dan hidayahNya, smg mereka menjadi orang SHALEH.

Kita senantiasa yakin Allah lah yg berkuasa membolak balik kan hati manusia.  Dg dmkn, disamping kita berdo'a untuk diri seperti dicontohkan Rasulullah dg do'a di bawah ini, baik juga mungkin selipkan do'a agar "Pendamping" hidup kita, "Pemimpin2" bangsa kita diteguhkan hati mereka menjadi orang2 SHALEH. 

Do’a ini:
يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
‘Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik’

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas
agama-Mu.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, al-Hakim).
Do’a paling sering dibaca Nabi Muhammad s.a.w. agar kita (qalbu) tetap tegar dan istiqamah di atas agama yang benar. Allah yang membolak-balikkan Hati manusia. 

Kalau lagi mujur dpt saja terjadi,  setelah  jadi suami/jadi istri. Semula tdk shaleh2 amat.  "berkat do'a kita" menjadi orang yg shaleh melebihi ke shalehan yg kita duga.

Bgt juga seorang pemimpin sblm kita pilih blm bgt paham agama, blm tau persis bgmn seharusnya bersikap sbg orang Shaleh  "berkat do'a kita", Pemimpin kita itu menjadi adil, amanah sbg wujud perilaku orang Shaleh.

Bukan mustahil pula, yg kita pilih sudah kita teliti dia orang yg Shaleh, setelah terpilih jadi Pendamping kita, cek-cok melulu. Ke Shalehan yg ditunjukannya selama sblm dipilih jadi pendamping, hilang dan berubah. Malah, karena tdk dilandasi ke Shalehan, timbul KDRT berujung perpecahan keluarga. Mungkin hal ini "lantaran tdk kita iringi dg do'a".  Shg pendamping yg dipilih berubah menjadi orang salah lebih dzalim ketimbang orang salah biasanya.

Dmkn juga perihal memilih pemimpin, dpt jg terjadi, sblm terpilih ybs, terlihat benar keshalehannya, kitapun memilihnya menjadi Pemimpin. Stlh memegang pimpinan, luntur keshalehannya, berubah menjadi orang SALAH yg bertindak dzalim tdk amanah, justru menyengsarakan. Sikap kita tentu ber istighfar, telah salah pilih. Introspeksi diri dan terus berdo'a:
يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
Untuk diri sendiri baik sekali setiap selesai shalat diamalkan do'a:
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Do'a ini diajarkan Nabi Muhammad ﷺ kpd Mu’adz. beliau berkata, “Aku wasiatkan kepadamu, wahai Mu’adz, janganlah engkau sekali-kali meninggalkan doa ini di akhir setiap shalat".
artinya:
"Yaa Allah, tolonglah aku dalam berdzikir, bersyukur, dan beribadah yang baik kepada-Mu". (HR. Abu Daud dengan sanad shahih) [HR. Abu Daud, no. 1522; An-Nasa’i, no. 1304. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.]  Tiga permohonan di do'a tsb arahnya menuju orang Shaleh.

Smg Allah senantiasa memberi petunjuk bagi kita untuk memilih.............
Umpamanya terlanjur salah pilih, smg Allah menjadikan pilihan tsb berubah menjadi baik/ menjadi orang Shaleh.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
بارك الله فيكم
 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.
Jakarta, 23 Syawal 1441 H.
15 Juni 2020.
(658.06.2020)

No comments:

Post a Comment