Thursday 2 April 2020

IKHTIAR dan DO'A atasi Korona.

Ketika dilanda wabah Pandemi spt skrg ini sikap bijak yg hrs dilakukan manusia adlh:
1. Ikhtiar untuk keluar dari musibah
2. Mencari sumber wabah.
3. Introspeksi.

ad 1.
Telah dilakukan oleh setiap negara terpapar, termasuk di negara Indonesia tertular sudah...... wong namanya Pandemi. Tapi upaya memperkecil penduduk yg tertular dg serangkaian ikhtiar ....... pembaca sdh dengar tiap hari.

ad 2.
Sumber wabahpun seluruh dunia sdh tau dari mana asalnya, selanjutnya kelihatannya sepakat memberikan dua nama untuk virus ini; Corona dan Covid 19.

ad 3.
Pencarian sumber dimaksud ad 2. untuk sebagian besar pihak hanya sampai di:

*Sumber yg kasat mata,........ mengenalkan wujud mahluk tsb dan bgm cara penularannya.
*Fakta jutaan orang di dunia terpapar, banyak yg menemui ajal tetapi ada juga yg sembuh. 

*Sumber dari landasan logika, sumber dari penelitian ilmiah rupanya virus tsb berasal..........
masuk ke tubuh melalui ......... masa inkubasi .....sekian hari. Yg meninggal karena ........... yg sembuh sebab......... immunitas tubuhnya baik dll.

Tetapi sepertinya mayoritas ilmuan, mayoritas pakar belum mencari sumber dari segala sumber. Sebab dari segala sebab, Yang Maha sumber, dari segala sumber dan Yang Maha penyebab dari segala penyebab.

Mahluk Virus ini siapa yg ciptakan? Mengapa Virus ini diciptakan?
Immunitas tubuh bagi yg sembuh, oleh siapa? Yakin semua pihak sdh tau, tapi kadang berat secara tulus mengakui, seraya merendahkan diri kepada Allah.

Masih sering terdengar, stlh dikemukan langkah2 penanggulangan: ".................... lalu ditutup dg kalimat .............. kita "PASTI bisa".
Sedikit bahkan nyaris atau tanpa melibatkan Yang Maha Penyebab.

Dikisahkan dlm Al-Qur'an Surat Al-Kahfi,Allah menegur Nabi Muhammad s.a.w. lantaran berkeyakinan akan sesuatu yg PASTI, menjanjikan "datanglah besok pagi", kpd penanya ttg: "berapa lama pemuda2 tertidur di gua Kahfi".  Allah menegur:
وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَايْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًا 
"Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, Aku pasti melakukan itu besok pagi,"
(QS. Al-Kahf ayat 23). dan
اِلَّاۤ اَنْ يَّشَآءَ  اللّٰهُ ۖ 
"kecuali (dengan mengatakan), Insya Allah".
(QS. Al-Kahfi ayat 24).

Padahal blm pasti besok pagi Allah turunkan wahyu untuk memberitahukan lamanya pemuda2 tsb tertidur di gua Kahfi. Nabi Muhammad berjanji "Besok pagi" tanpa kata2 insya Allah.

Apatah lagi kita2 ini, bukan Nabi, sepertinya kurang tepat jika menyatakan kata "PASTI" tanpa menyertakan seperti Al-Kahfi 24
اِلَّاۤ اَنْ يَّشَآءَ  اللّٰهُ

Mungkin selain ikhtiar2 konkrit juga harus banyak yg menghimbau untuk mendekati Yang Maha Penyebab; caranya dengan pendekatan Religi:

Introspeksi diri masing2. introspeksi sbg kelompok masyarakat.
instrospeksi sebagai bangsa.
Dosa apa kiranya membuat MURKA Allah, Yang Maha penyebab sesuatu yg terjadi di bumi dan di langit.

Langkah berikutnya mengoreksi diri memohon ampunan, bertaubat.
Kemudian tutuplah setiap statemen yg memberitahukan langkah penanggulangan dengan insya Allah dan Do'a. Bgt juga masing2 diri, masing2 kelompok masyarakat, masing2 bangsa stlh bertaubat lalu berdo'a.

Jangan remehkan do'a. Sebab bila do'a diijabah Allah apapun dpt terjadi.

بَدِيْعُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ وَ اِذَا قَضٰۤى اَمْرًا فَاِ نَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
"(Allah) Pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu."
(QS. Al-Baqarah ayat 117)

Oleh karena itu dalam sebuah hadits, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَعْجَزُ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ عَنِ الدُّعَاءِ وَأَبْخَلُهُمْ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلاَمِ

“Manusia paling lemah adalah orang yang paling malas berdoa (kepada Allâh). Dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil memberi salam” (HR. At-Tabrani)

Allah memerintahkan setiap hambanya untuk memanjatkan do'a kepadaNya.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Rabbmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghâfir ayat 60).

Pendekatan TAUBAT dan pendekatan DO'A adlh pendekatan kpd YANG MAHA PENYEBAB yaitu Allah.

Terkait penanganan wabah covid-19, contoh pendekatan kpd Allah adalah: taubat, tawakal, doa, dzikir dan yang semisal. Dalil-dalil al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan bahwa berbagai langkah tersebut bila dijalankan, akan mencegah dan mengakhiri bencana. Dengan izin Allah.

Sedangkan usaha ikhtiar lahiriahnya adalah: mencuci tangan menggunakan sabun, mengenakan masker, menciptakan vaksin dan yang serupa, Social distancing, physical distancing tidak ada kontradiksi antara dua pendekatan itu. Justru bisa direalisasikan seiring sejalan.

Namun, dari dua pendekatan tersebut, yang efeknya lebih dahsyat adalah pendekatan kpd Allah.

Karena langkah-langkah pendekatan kpd Allah  bersumber dari wahyu Allah juga. Al-Qur’an dan Hadits. Yang tidak mungkin dan tidak pernah keliru.

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

Artinya: “Kebenaran itu dari Tuhanmu. Maka jangan sekali-kali engkau termasuk golongan yang meragukannya”. Al-Baqarah 147.

Sedangkan upaya-upaya ikhtiar lahiriah, dasarnya adalah eksperimen manusia. ‘Ijtihad’ yang berpeluang untuk keliru. Hal ini diakui, bahkan oleh para ahli sekalipun. Walau prosentase kekeliruannya bisa besar atau kecil, peluang salah itu tetap ada.

Jadi, prioritaskanlah pendekatan kpd Allah. Namun jangan tinggalkan langkah-langkah ikhtiar lahiriah. Bukan berarti untuk pendekatan kpd Allah itu kita hrs berkumpul beramai-ramai dlm suatu majelis shg mengabaikan Social/physical distancing.

Sebab jaga jarak dan jangan kumpul2 itu sendiri ketika ada wabah, merunut hadits berikut:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).

Sebaiknya kita tidak ngumpul, diam ditempat. Dalam hal ini kita ndak tau apakah kita akan jadi sumber penular atau orang lain sdh terpapar menularkan kpd kita:

Juga kiranya dpt jadi acuan:
Al-Qur'an Albaqarah 195.
 وَلَا تُلْقُوْا بِاَ يْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ  ۛ  وَاَ حْسِنُوْا

"dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri",

Yakinlah, bahwa Allah akan segera mengakhiri masa-masa sulit ini!

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam mengingatkan,

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

“Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa sungguh Allah biasanya tidak mengabulkan doa yang keluar dari hati yang tidak serius dan lalai”. HR. Tirmidziy dan dinilai hasan oleh al-Albaniy.

Dmkn pembaca, keadaan memang mencekam, jalan2 sepi, belanjapun sdh sulit, ketemu pengantar paket atau pengantar  belanjaan online aja kita ragu, khawatir apa dia sdh tertular, dmkn juga mungkin dia khawatir juga apa kita sdh tertular. Tapi kita tidak boleh panik, ikhtiar tlh dijalankan bersama, kita punya Allah tempat menggantungkan diri dg bertaubat dan berdo'a. Marilah gunakan Kamis malam Jum'at ini dstnya kita tingkatkan dzikir dan munajad kpd Allah agar virus korona ini ditarik Allah dari permukaan bumi. (Kita ndak tau do'a siapakah yg diijabah Allah)

Ya Allah berikan kesempatan ummat Islam dunia meningkatkan ibadah dlm bulan suci Ramadhan dan seterusnya tanpa gangguan wabah apapun juga termasuk virus Korona.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.
9 Sya'ban 1441 H.
2 April 2020.

No comments:

Post a Comment