Friday 21 September 2018

WAJAH

WAJAH

Ah ndak te garami, bgt komentar pemuda lajang, ketika teman seiringnya sesama lajang sedang mangkal di warung kopi ngomentari seorang gadis berparas bening yg mereka liat turun di parkiran mobil.
Kata ndak te garami ini, suatu kata kias yg digunakan penutur bahasa didaerah kelahiranku. Maksud ungkapan ini ialah nanti kalau dpt istri spt itu ndak akan sanggup membiayai maintenance nya. Berapa banyak nanti diperlulan biaya untuk perawatan kecantikan ybs. Sdng kedua pemuda lajang tadi baru aja mulai masuk dunia kerja dimana penghasilan masih pas2an.

Kecantikan, pertama dinilai adalah dari wajah, baru kemudian penampilan lainnya.
Begitu besar biaya dandan yg termasuk tentu di dlm nya pendandanan wajah agar tampil menarik. Menarik kita simak tulisan berikut:
"Erlanger, yang juga mendandani Hilary Swank, Hayden Panettiere, Winona Ryder dan Michelle Dockery menarik bayaran lebih dari US$2000 atau Rp27 juta per hari biasa. Sedangkan untuk ajang penghargaan dia menarik bayaran sekitar US$15.000 atau sekitar Rp208 juta. Tagihan ini diberikan kepada studio film aktris tersebut".

Bgt tinggi biaya perawatan wajah ini rupanya. Padahal wajah ini tiap hari berubah. Wajah bayi, dari hari ke hari terbentuk sampai menjadi anak2, pemuda-pemudi, dewasa dan kemudian tua.

Belum lama ini ku pulang kampung, bertemu teman sekelas di es em a. Kami tdk jumpa 49 tahun. Dia benar2 teman akrab lantaran kelas kami jumlahnya cuma 8 orang, 4 jurasan pasti dan 4 jurasan pasti alam. Aku sejurusan dg temanku itu. Sungguh ku tak mengenali lagi teman ini, wajahnya dulu oval sekarang jadi bulat lantaran sedikit gemuk dari dulu. Ketika usai shalat Jum'at seseorang merangkulku, menyebutkan namanya, diapun baru tau bahwa yg berkhutbah barusan adalah temannya sekelas. Ketika di atas mimbar dlm khutbah jum'at 24 Agustus 2018 itu kuselip kan asal dariku terkait dg materi khutbah tentang perjalan nasib.

Wajah kita setiap hari berubah. Di cermin pagi ini, sesungguhnya bukan lagi wajah kita yg kemarin, begitu juga wajah kita besok sdh berubah menua dari paras kita hari ini. Tapi lantaran kondisi ini berjalan perlahan tak kita sadari. Contohnya istri kita yg tiap hari sepembaringan, tau-tau sdh jadi nenek-nenek yg wajahnya tak semuda dulu lagi, walau mungkin cantiknya msh membekas.
Wajah yg saban hari berubah ini pula, maka orang dpt menaksir berapa usia pemilik wajah, 4 puluhan, 5 puluhan th dstnya. Wajah pula mrpkn indikator suasana bathin seseorang, apakah dia sedang bersedih, sedang gembira, sedang kesal atau bahagia. Orang yg punya keahlian tertentu dpt menduga melalui wajah berbohong atau jujur orang yg diajak bicara.

Terjemahan langsung penggalan ayat 29 surat Al Fath, di wajah nampak tanda seorang rajin shalat. Oleh karena itu dpt dikenal dari wajahnya seorang ahlusshalah.

سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ

(Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud).

Para ustadz menberi penjelasan, tanda ahli shalat bukan yg nampak dijidad, tetapi bekas2 sujud itu ketara dlm prilaku dan amal perbuatan baik serta terwujud dlm akhlak.

Sering sujud (shalat), tentu sblmnya wudhu. Ternyata cahaya Wudhu di Hari Kiamat dikabarkan oleh Rasulullah:

عَنْ أَبي هُريْرَةَ رضيَ اللَّه عَنْه قال : سمِعْت رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقُول : « إِنَّ أُمَّتي يُدْعَوْنَ يَوْمَ القِيامَةِ غُرّاً محَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الوضوءِ فَمنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيل غُرَّتَه ، فَليفعلْ » متفقٌ عليه

Dari Abu Hurairah رضيَ اللَّه عَنْه, katanya: “Saya mendengar Rasulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِوسَلَّم. bersabda:

“Sesungguhnya ummatku itu akan dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajahnya dan amat putih bersih tubuhnya dari sebab bekas-bekasnya berwudhu’. Maka dari itu, barangsiapa yang dapat di antara engkau semua hendak memperpanjang – yakni menambahkan – bercahayanya, maka baiklah ia melakukannya -dengan menyempurnakan berwudhu’ itu sesempurna mungkin.” (Muttafaq ‘alaih).

Smg pembaca terkelompok dlm maksud makna hadist di atas, WAJAH nya bercahaya di hari kiamat kelak. Barakallu fikum Aamiin.
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment