Friday 21 September 2018

Khawatir



Keadaan belum terjadi, tapi mesti terjadi, diduga kejadiannya nanti kurang menyenangkan, demikan sepertinya kira2 cocok pengertian KHAWATIR. Hanya kalimat bercanda kalau misalnya; peserta lomba mengatakan saya khawatir nanti menang dlm pertandingan nanti. Justru sbg ikhtiar dari kekhawatiran kalah lah diupayakan dg mencari dukungan, supporter, membentuk tim pelatih dll.
Kekhwatiran ini manusiawi, lantaran manusia ndak tau apa yg terjadi hari esok.

Ibarat nonton sepak bola siaran tunda, ketika kesebelasan U16 adu penalty, sudah ndak khawatir lagi pasti menang. Sebab udh tau score nya waktu liat siaran langsung.
Beda ketika liat siaran langsung adu penalty U16 tsb, setiap bola akan disepak tim lawan, muncul kekhawatiran kalau gool. Sebaliknya ketika tim kita dpt giliran menendang, khawatir melenceng atau tertepis penjaga gawang lawan.

Soal khawatir ini masuk dlm semua sudut kehidupan, bukan saja yg dikemukakan di atas, termasuk kekhawatiran kehidupan di masa tua nanti. Lebih2 kehidupan sesudah hidup ini (tentu bagi yg percaya kehidupan ssdh mati). Khawatir ibadah yg telah ditekuni, tak diterima. Khawatir amal buruk lbh besar dari amal baik, dll. Kekhawatiran model ini menurut hemat saya khawatir yg baik. Sehingga berhati hati dlm ibadah takut ndak keterima. Waspada dlm menjalani hidup takut terlanjur berbuat tak baik. Ber-hati2 menyusun ucapan takut melukai hati yg dengar. Ber-hati2 kalau menulis, sblm di publish dibaca ulang ditimbang adakah manfaat, takut malah jadi mudharrat.

Seorang teman, beliau sekarang ustadz, teman W.A. sekaligus teman FB. bbrp waktu lalu menceritakan masa kelabu ibadahnya waktu masih belia. Lebih khusus tentang belang bonteng shalatnya. Beliau kemukakan tlh berupaya mengqadha shalat yg tertinggal. Persoalannya tak punya catatan akurat berapa yg tertinggal, juga minta pendpt bgm pelaksanaan, khawatir tak terterima.
Pertanyaan teman ini; diriku tdk berkompeten menjawabnya. Kuliat banyak para penulis yg pakar dibidang fiqih ada menulis perihal terkait mengqadha shalat tertinggal itu. Tentu kuanjurkan untuk merefer kpd pemahaman yg lebih ahli.
Walau ku tak mampu menjawab sobatku yg kini sering jadi khotib Jum'at di daerahnya itu, aku salut bahwa ybs mengkhawatirkan masa depan akhiratnya.

Dari Ummul mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: ”Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang ayat 60 surat al-Mu’minun". "Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut". ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:”Apakah mereka adalah orang-orang yang meminum khamr (minuman keras) dan mencuri? ”Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Bukan, wahai anak perempuan ash-Shiddiq (Abu Bakar). Akan tetapi mereka adalah orang-orang yang berpuasa, shalat dan sedekah, dan mereka khawatir amalan mereka tidak diterima. Mereka itulah orang-orang yang bersegera dalam kebaikan.” (HR. Imam at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi (3/287)).
Insya Allah sobatku itu termasuk orang yg BERSEGERA DALAM KEBAIKAN. Aamiin.

Berkenaan dg tahun baru Hijriah 1440 mari kita evaluasi diri sesuai perintah Allah di surat Al-Hasyar 18:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ; وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ; اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan"

Apakah th 1439 tlh banyak kebaikan tlh diperbuat, apakah banyak juga dosa terlanjur. Selanjutnya mhn kebaikan diterima dan dosa diampuni Allah. Kemudian tahun 1440 kita songsong dg niat akan menebar lbh banyak lagi ibadah dan amal kebaikan.
Smg Allah merahmati seluruh alam ini di tahun 1440 dst dg memberikan kemampuan ummat Islam sebagai wakil Allah memakmurkan menentramkan kehidupan di bumi ini. Aamiin.4

No comments:

Post a Comment