Saturday 22 September 2018

SIMPATISAN IMAN

Era 70an dari kotaku ke ibu kota provinsi ditempuh dg kapal dagang, blm ada kapal penumpang khusus. Pernah ku Pontianak menumpang kapal milik orang bukan beragama Islam pas bulan Ramadhan. Kumemilih tdk mengambil fasilitas boleh tak bepuasa dlm perjalanan kurang lebih 40 jam itu. Yg menarik tauke pemilik kapal yg ikut dlm pelayaran itu paling sibuk ngatur berbuka puasa, mengingatkan waktu shalat, waktu sahur dan berbuka. Dia selalu pesan minta di do'akan agar pelayaran kami selamat, setiap mau mulai shalat. Pelayaran kapal kutumpangi itu 8 jam melalui laut dan 32 jam melalui sungai dan selat.
Bgt bersimpati ni Tauke kapal dagang terhadap agama yg ku anut. Dia yakin betul demikian besar peranan do'a dlm menyelamatkan perjalanan. Sepertinya ybs. Yakin se yakin2nya bahwa Tuhan iitu ada; keselamatan pelayaran kapalnya dalam genggaman Allah.

Si Tauke (pemilik kapal) yakin bahwa bumi dan langit serta alam semesta ini ada penciptanya, si Tauke termasuk kelompok yg HATINYA percaya akan adanya TUHAN; terminologi bebas mereka disebut orang BERIMAN.

Jika dia blm mengakui dengan ikrar dan melaksanakan sesuatu ritual agama tertentu, ybs blmlah dianggap beragama baru sebatas simpatisan agama.

Khusus agama Islam pintu gerbang masuk menjadi orang beriman adlh berikrar mengakui : tiada Tuhan selain Allah dan mengakui Nabi Muhammad sbg rasul utusan Allah. Tidk sedikit kelompok orang di dalam hatinya beriman kpd ajaran dan kebenaran Islam TAPI BELUM IKRAR. Alasannya dpt saja karena pertimbangan Lingkungan, pertimbangan keluarga besar, Tak hendak nanti kalau mengimani seruan agama Islam akan dikucilkan dari komonitas, akan terjungkal dari kedudukan. Diantara kelompok ini adalah paman nabi Muhammad sendiri yang sangat melindungi dan menyayangi Nabi; Abu Thalib sampai menghembuskan nafas terakhir enggan berucap akan keimanan atas risalah yang dibawa kemenakannya.

Mungkin anda punya sahabat akrab yg kesehariannya berahlak baik bahkan mendekati ahlak yg dituntunkan agama. Sahabat ini hanya blm beribadah dan berikrar, dua kalimat syahadah.

Disinilah agaknya letaknya bahwa hidayah mutlak hak Allah.
فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِ ۚ; وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَآءِ ۗ  كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
"Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman"
(Alqur'an surat Al-An'am ayat 125).
Mungkin anda punya kenalan, sahabat, atau famili, tlh bersimpati thdp agama seperti ini, tapi blm sempat berikrar dan beribadah. Kita hanya dpt berdo'a smg Allah memberikan hidayah kpd mereka, sambil kalau memungkinkan mengajaknya dg cara yg arif.
Barakallahu fikum. Waslm. M. Syarif Arbi.32

No comments:

Post a Comment