Friday 21 September 2018

Berlomba merebut Hati


Seorang teman FB ngomentari tulisanku ttg BERLOMBA dalam KEBAIKAN. Usul teman tsb. agar tulisan berikut tentang berlomba, kontektual dg kondisi perlombaan saat ini. Barangkali cocok agaknya judul di atas.
Berlomba merebut hati rakyat dlm rangka duduk ditempat nomor satu atas nama bangsa, atau merebut hati rakyat agar dipercaya mewakili mereka di parlemen, adalah suatu tujuan yang mulia.

Tentu para pihak yg ikut lomba mempunyai tujuan mulia itu, setidaknya niat diawal perlombaan, y.i. memperjuangkan tercapainya cita2 bangsa menuju adil dlm kemakmuran, makmur dlm keadilan. Aman dalam kenyamanan, nyaman dlm keamanan. Rakyat sejahtera dlm perlindungan negara, negara berjaya lantaran rakyatnya sejahtera.
Guna merebut hati rakyat, wajar berlomba, asal sesuai cara yg tlh ditentukan.

Secara kodrati manusia mempunyai sifat bawaan untuk berlomba. Beda dengan Kuda, mereka berlomba karena ada joki, begitu juga Sapi dalam arena karapan ada seorang yang memukul dengan cambuk untuk mereka berlari berlomba. Manusia tidak ada yang mencambuknya dari luar, yang dominan mencambuk hati manusia untuk berlomba adalah dari dalam dirinya sendiri, yaitu hati nurani.

Sedangkan hati nurani seseorang, menurut Nabi, Allah yg mengendalikannya
إِنَّ الْقُلُوبَ بِيَدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا
“Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad 3/257. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy (kuat) sesuai syarat Muslim)

Menyoal rebutan HATI konteks tulisan ini setidaknya ada empat pihak y.i.
1. Si empunya hati yg sdg dirayu untuk direbut.
2. Si perebut hati yg sangat perlu banyaknya terhimpun hati memilihnya.
3. Team penggerak hati agar terdorong memilih pilihan tertentu. Ibarat balap kuda, mereka jokinya lah.
4. Wasit, sbg penengah, sekaligus pendorong agar pemilik hati mau ikut berpartisipasi memilih dan menjatuhkan pilihan kepada perebut hati.

Dunia ini diciptakan Allah serba berlawanan dan berpasang-pasangan, termasuk juga kebaikan dan keburukan, siang dan malam, kaya dan miskin. Perlombaan ada kalah dan menang.
Disetiap perlombaan disamping ada insan yang berlomba dalam kebajikan ada pula yang berlomba-lomba dg cara berbuat dosa dan keingkaran kepada Allah. Wasit pegang peranan siknifikan disetiap perlombaan. Sepak bola Asean Games 2018 ketika kesebelasan Indonesia di semi final. Andaikan wasit tidak berikan penalty kpd lawan terjatuh di daerah penalty Indonesia, tentu gawang Indonesia tak kebobolan. Atau kalaulah wasit juga melakukan hal yg sama tunjuk titik putih ketika pemain Indonesia jatuh di daerah penalty lawan, tentu tak perlu drama adu penalty. Namun begitulah perlombaan, keputusan wasit tak dpt digugat ganggu. Smg dlm perlombaan perebutan hati nanti wasitnya benar2 di tengah.
Perlombaan untuk tujuan mulia merebut posisi terdepan dlm memperjuangan cita2 bangsa, seharusnyalah dilakukan dg cara2 yg baik.
Bagi siapapun dari 4 kelompok di atas, mari sejenak perhatikan peringatan Allah:
اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ; ; كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰٮهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطٰمً; وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْp; وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَا; ; وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْ
"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.
(QS. Al-Hadid: Ayat 20)
Diingatkan kpd kita, bahwa setelah kita berlomba dengan menggunakan berbagai cara, barangkali termasuk cara yg tidak jujur, tujuan menghalalkan cara. Ternyata semuanya itu bila hanya untuk kepentingan dunia maka hanya sbg sarana berlomba untuk berbangga. Itu semua sekedar permainan dan senda gurau belaka. Padahal kurang apa lagi diingatkan bahwa kehidupan dunia itu kesenangan palsu. Kehidupan akhiratlah yg kekal. Walau saban hari ada saja orang yg mati untuk menuju kampung akhirat, menuju kubur permulaan/gerbang kampung akhirat, namun orang bagaikan tak percaya, tetap saja berbuat tak baik. Smg ke empat pihak berlomba menggunakan hati termasuk golongan orang-orang yg senantiasa menempuh cara yg baik bermartabat guna mencapai tujuan yg amat mulia itu. Aamiin.
Barakallahu fikum. Wslm. M. Syarif Arbi

No comments:

Post a Comment