Friday 23 February 2018

DENGKI (5/5) sambungan dari tulisan Dengki 1/5 sampai Dengki 4/5)

Dengki Hubungan kekeluargaan.
Masyarakat kita di Indonesia, adalah model masyarakat yang masih kental hubungan kekeluargaan. Keluarga dekat adalah anak-anak paman dan tante bahkan sampai garis keturunan keempat kelima, masih dianggap keluarga. Banyak segi positipnya memang, tetapi tak kurang pula sisi negatifnya. Misalkan salah seorang atau sekelompok dari yang masih dianggap keluarga itu kebetulan berada di posisi atas dalam strata sosial, katakanlah jadi pejabat terpandang dan banyak harta. Sanak famili kadang diantaranya ada yang malah menjauh karena menganggap si sukses tadi sombong, tidak perdulian dengan sanak famili. Si sukses disebabkan banyak teman dan handai serta relasi sudah tidak sempat memberi perhatian untuk sanak famili sendiri.
Kalau bukan ada hubungan kekeluargaan dengan mereka, orang lain sukses malah mereka tidak ambil perduli, kalau keluarga sendiri yang sukses justru hasad/irinya setengah mati. Penyakit dengki/hasad yang melekat di hati keluarga yang kurang sukses, kadang sampai mendo’akan “yang kurang baik” kepada si sukses.
Bila kebetulan suatu saat si sukses benar-benar jatuh, maka sanak famili yang merasa dianggap sepi sewaktu si sukses berjaya, sangat bersyukur. Ini bentuk penyakit hasad/dengki yg seyogyanya dijauhi.
Penyakit sombong ini bab lain lagi dilingkaran penyakit hati. Yg menarik orang yg sombong juga ndak suka dg orang yg sombong, terbukti ndak ada persatuan sesama orang sombong.
Ketahuilah sifat ini tdk disukai Allah;
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرَا
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 36)
Di usia ku yg sdh cukup lama ini, banyak menyaksikan kenyataan orang diawal sampai pertengahan hidup melejit sukses karier dan ekonomi. Ada diantara orang sukses tsb. sblm sukses begitu ramah dan kekeluargaan, bgt sukses berubah jadi sombong. Bgt jatuh, orang dmkn akan lebih merana ketimbang orang yg hidupnya datar-datar saja, sebab banyak diantara keluarga tdk respek thdp mantan orang sukses itu karena selalu teringat akan kesombongannya dikala berjaya.
Yg menyedihkan, ada juga diantara orang sukses sebetulnya tdk sombong, tapi dinilai sombong oleh sbgn keluarga, inipun wujud dari dengki/hasad itu. Mereka yg menstempel "sombong" hanya lantaran iri/dengki/hasad thdp kesuksesan itu.
Dlm kasus ada kluarga kaya, sukses lantas sombong, kemudian "jatuh", sikap yg bijak adalah menerima dg baik kembali dia di keluarga. Hendaklah bersemboyan begini:
Kalau orang tengah sukses banyak relasi dan kawan. Bila sdh tdk berjaya lagi, dikala relasi dan kawannya telah menjauh, bgmnpun sanak kerabat yg bertalian darah tak akan dpt diputuskan. Kata pepatah Melayu "Tetak air tak kan putus". (Maksud pepatah= air tdk dpt dipotong, sama dg pertautan hubungan keluarga)Demikian akhir tulisan mengenai Dengki/hasad yg tersusun enam kali tayang. Smg kita dpt menekan penyakit hati yg satu ini (Dengki/hasad/iri). Agar dpt tenang menjalani hidup di dunia dan di akhirat nanti duterima Allah ditempatkan di tempat se baik-baiknya di sisi-Nya.Amien.
Wain yakun shawaban faminallah. Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnha dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya). Waslm M.Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment