Friday 23 February 2018

DENGKI (3/5), sambungan DENGKI (1/5 dan 2/5).

DENGKI Orang satu profesi.
Hasad/dengki sangat mudah hinggap pada kelompok orang seprofesi, sebab dengan profesi yang sama sering terjadi ada yang populer ada yang biasa-biasa saja dan bahkan hampir tidak dikenal. Ambil contoh profesi sebagai seorang ustad. Ada ustad yang bila berceramah, para pendengarnya terkagum kagum, berjam lamanya dia berceramah orang tak ada yang bosan. Kemana mana sering diundang ceramah sampai mendapat julukan penceramah kondang. Sementara itu ada ustad juga yang seilmu dan mungkin lebih tinggi ilmunya, tapi memang bakat masing-masing, rupanya cara penyajian beda dan tidak sepopuler si ustad kondang. Tak jarang si ustad ini pun dihinggapi penyakit hasad, tandanya lantas misalnya menyindir “ceramah bukan untuk mendapatkan tepuk tangan seperti sebagian ustad yang memasukkan humor dalam ceramahnya” ujar si ustad dalam suatu ceramahnya. Lanjutnya lagi “Kalau saya tidak, saya sampaikan sesuai apa adanya”. Demikian contoh gaya ustad yang juga terkena penyakit dengki/hasad. Jangan dikira penyakit ini hanya diderita oleh orang awam, tak jarang hinggap kepada ustad dan juga imam shalat. Bukan tidak mungkin seorang imam shalat ketika mengimami waktu membaca bacaan shalat dalam hati terbetik perasaan halus “begini membaca yang benar ndak seperti si anu yang sekarang jadi ma’mum kalau dia jadi imam” ini juga karena dengki/hasad, sebab si anu rival sesama imam tadi sering ditunjuk jadi imam. “Biar dia mendengar contoh bacaan yang pas”, sambung bathin si imam yg terhinggap penyakit hasad/dengki.
Eee,,........menyangkut soal penyakit bathin ini dihawatirkan bukan hanya kena ke orang awam. Bahkan dpt, mungkin di idap oleh orang yg strata imannya super top sekalipun. Sekaliber Abu Bakar saja masih diajarkan Nabi Muhammad s.a.w. do'a "Allahumma inni a 'uzubika an usyrika syain wa ana 'alamu wa astaghfiruka lima la ya'lamu (maaf jika melatinkannya tak pas benar) artinya "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari menyekutukanMu sedang aku mengetahui dan aku mohon ampun terhadap apa yg tdk aku ketahui" (Dr. Salman bin Fath, 20 Pintu Riya, hal 49 penerbit CV Arafah Group Solo, refer: Imam Bukhari "Al Adab Al-Mufrad" (716) dan At-Tarmidzi dlm "Nawadir Al-Usul" (IV/224 ........ ).
Jadi kalau bgt konon lagi kita zaman kini. Sahabat Nabi paling utama, halifah ssdh Nabi yg pertama itu saja, diajari do'a dmkn oleh nabi. Agar terhindar dari penyakit mensekutukan Allah. Mensekutukan Allah dlm arti luas termasuk tdk mengindahkan larangan-Nya agar jangan dengki/hasad atas anugerah Allah kpd orang lain.
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 32)
Maka potensi untuk mempunyai perangai dengki/hasad pun ada harapan hinggap ke pada siapa saja.
Sebagai ikhtiar barang kali bagus juga kita amalkan do'a yg diajarkan nabi kpd sahabat beliau Abu Bakar tsb di atas dan juga do'a yg diajarkan Nabi Hadist Riawat Muslim dari Ibnu Arqam r.a. (Mukhtaarul Ahadist hal 1070-1071) antara lain redaksinya "Allahumma 'Ilmin yan fa', waqalbin la yahsy'a, wamin nafsin la tas ba'u, wamin do'au layastazabulaha" (ya Allah lindungi aku: dari ilmu yg tak manfaat, dari hati yg tdk khusu' dan dari nafsu yg tak kunjung puas dan dari do'a yg tdk di ijabah).
Smglah dg kita mengetahui penyakit jiwa berupa dengki/hasad ini jadi berihtiar mengendalikan diri dg berdo'a dan bertekad sungguh-sungguh, sebab syaithan mengincar kita dari berbagai sudut. Namun yakinlah Allah memberikan perlindungan-Nya.
Perhatikan tekad Syaithan surat Sad 82-83 berikut ini:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ
"(Iblis) menjawab, Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,"
اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
"kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.
Dmkn. insya Allah kan disambung Dengki (3/5a). Barakallahu fikum. Wsslm M. Syarif Arbi

No comments:

Post a Comment