Tuesday 13 February 2018

Alah BISE kerne BIASE

Anakku ktka sdg mkn bersama di mj mkn, sambil cerita. Seniornya dokter, kini kerja di suatu rumkit besar. Dianya diam-diam mlkkan survey kecil-kecilan ttg org sdg sakratal maut. "Oh seru itu sela ku". 1000 org sdh disurveynya dlm kurun waktu 7 tahun. Org yg sakratal maut itu ditalkinkan dg kalimat tauhid kl dianya muslim. Sbb ada hadist "man kana akhirul qalam Lailahailallah dhaharul zannah" (brg siapa akhir kalimat yg diucapkannya Laillahailallah berhak akan surga). Ternyata mnrt teman sejawatnya tadi, hanya 70 org dr 1000 0rg yg lidahnya sanggup bergoyang menirukan kluarga atau pendampingnya membisikkan di telinganya kalimat tauhid tsb.
Dokter tsb tertarik untuk mencari tau bgm pola hdp yg 70 org itu dn juga mencari pembanding pola hdp 70org yg lidahnya tak snggup bergoyang, bibirnya mampu bergerak menyebut kalimat tauhid. Rupanya org yg sanngup menyebut kalimat tauhid ktk maut dtg menjemput, smsa hdp ahli ibadah. Sdgkan yg tak bisa lidahnya maupun bibirnya berkumit mnyebut Lailahailallah, slm hdpnya bukan akhli ibadah.
Langsung kutimpali informasi anakku itu. "Manusia dlm keaadaan kritis, kaget, dianya scara reflek mengucapkkan apa yg biasa dia ucapkan". Contohnya mamahmu kl sdg ngupas bawang tiba-tiba ndak sngaja pisau kena jari. Jika dia se hari hari biasa ngucapkan astaghfirullah, masya Allah atau Lailahailallah, maka itulah yg akn terucap. Tpi kl org biasa nyebut jangkrik, ya ampiuun atau sumpah serapah mk ucapan-ucapan itulah yg kluar dari mulutnya. Makanya biasakan berzikir, agar ktk sakratul maut ucapan zikir itu yg kluar dari mulut. Sebab tak seorangpun yg hidup tak didatangi maut. Ada pepetah Nenekmu "ALAH BISE KERNE BIASE" di bhs Indonesia kan "KALAH BISA OLEH BIASA". Artinya kebiasaan mengalahkan kemampuan. Orang mampu mengucapkan sesuau, orang mampu berbuat sesuatu tapi bila tidak terbiasa, dlm keadaan mendadak, dibawah tekanan, maka ketrampilan itu tak kan muncul lantaran kurang latihan.
Bgtu kira-kira, JANGAN HARAP kalau qt jarang shalat, jarang zikir, sehari hari berglimang maksiat, menghembuskan nafas terahir dng kalimat tauhid. Jadi ujung dari hadist tadi juga mengandung pengertian bahwa orang ahli ibadah, orang yg ahli zikir dan orang yg di dlm kehidupannya beramal shaleh jualah yg berhak akan surga.
Ku ber ujar ke anakku: "Namun anakku kutitip pesan ke seniormu yg survey tersebut, bahwa blm tentu orang yg sakratalmaut selain yg 70 respondennya itu tak sanggup lidahnya mengucapkan kalimat tsuhid. Mungkin saja bibirnya tak berkumit atau bergerak mengucap La Ilaha Ilallah, bibirnya terkatup namun lidahnya bergoyang (tak tampak dari luar) lidahnya turun naik melafadzkan "La ila ha ilallah".
Sebab tanpa membuka bibirpun, (boleh dicoba), kalimat tauhid itu dpt di laksanakan oleh gerakan lidah. Namun kembali lagi bahwa orang yg mungkin sanggup lidahnya bergoyang menyebut kalimat tauhid itu, hanyalah apabila pemilik lidah sering latihan melalui shalat dan zikir spt diungkapkan di atas. "ALAH BISE KERNE BIASE"
Smglah qt nanti ktk sakratulmaut kalau tak danggup lagi bibir, lidah qt masih sanggup bergetar, bergerak diikuti irama hati yg ihlas, tulus La ila ha ilallah. Sehingga berhaklah kita mendapat sambutan Allah:
يٰۤاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
ارْجِعِيْۤ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِى
وَادْخُلِيْ جَنَّتِى
"Wahai jiwa yang tenang!
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.
Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,
dan masuklah ke dalam surga-Ku"
(QS. Al-Fajr 89: Ayat 27, 28, 29 dan 30)
Billahi taufiq wall hidayah. Wadsslamualaikum wr.wb. M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment