Friday 23 February 2018

DENGKI (4/5), sambungan dari (DENGKI 1/5, 2/5, 3/5, dan 3/5a.).

DENGKI Orang yang masih sekeluarga
Tetua kami di tanah melayu Kalimantan Barat punya pepatah:
“Kelapa setandan tak sama jatuhnya”.
“Ada yang hanya sampai beluluk”
“Ada yang jadi santan di belanga”
“Ada yang cengkir airnya diteguk”
Kelapa menjadi buah, melalui proses mayang terbungkus mancung kelapa (bungkus bunga kelapa), kemudian mayang terurai terjadi penyerbukan oleh serangga dan angin, jadilah beluluk (pentil calon buah kelapa). Tidak semua mayang menjadi beluluk, tidak semua beluluk menjadi buah kelapa, lebih dulu dimakan tupai. Setelah jadi buah kelapa, tak jarang baru saja ada air di dalamnya belum ada daging kelapa, masih cengkir, sudah dilobangi tupai, atau ada pula orang ngidam ingin minum air kelapa cengkir, diambilkan beberapa buah kelapa cengkir dari tandannya. Setelah buah agak berdaging, ada pula orang yang suka kelapa muda yang baru berdaging sedikit, ada juga yang ingin kalau dagingnya sudah agak tebal (dogan kelewat) tapi belum keras. Ada pula kelapa sudah tua baru dipetik untuk diambil santannya dimasak dalam belanga atau dijadikan kelapa kopra. Ada juga yang sampai tua jatuh sendiri, kemudian menjadi bibit. Begitu falsafah setandan buah kelapa.
Tapi tak banyak orang yang menyadari bertamsil kepada alam ciptaan Allah. Kakak adik sekeluarga saling hasad dan iri hati, tidak senang kalau saudaranya sukses, malah berupaya untuk menjatuhkannya dengan tingkatan-tingkatan stadium saya kemukakan di atas (Dengki 1/5). Belum lagi berhasad dengki mengenai pembagian waris. Satunya menganggap pihak
dia yang lebih berhak atas warisan yang itu, sedang dia (saudaranya) dulu masih orang tua hidup sudah dapat lebih banyak, disekolahkan sampai keluar negeri, “tidak seharusnya ia dapat juga, karena sudah banyak menghabiskan uang almarhum Papah”. Kata saudara yang ingin pembagian lebih banyak. Banyaklah problem yang membuat kadang adik beradik menjadi tidak akur. Pangkalnya adalah penyakit hasad.
Dengkipun dpt disulut oleh merasa beda kasing sayang Ortu. Dikisahkan Al-Qur'an ttg Nabi Yusuf. Dizalimi saudara-saudaranya lantaran iri/dengki.
اِذْ قَالُوْا لَيُوْسُفُ وَاَخُوْهُ اَحَبُّ اِلٰٓى اَبِيْنَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ ۗ اِنَّ اَبَانَا لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنِ
"Ketika mereka berkata, Sesungguhnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang kuat). Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata,"
(QS. Yusuf 12: Ayat 8)
Tapi kalaulah tdk karena hasad/dengki saudara-saudaranya itu, Yusuf blm tentu dia dibuang kesumur. Kalau tdk dibuang kesumur tak mungkin diambil kafilah yg ambil air kmdn dijual sbg budak ke Mesir. Kalau tdk jadi budak di Mesir mana mungkin dibeli pembesar Mesir. Seterus ktm Zulaihah, dpt ujian selingkuh, masuk penjara. Di penjara diketahui ilmu yg dilebihkan Allah kpd Yusuf, selanjutnya jadi pembesar negeri Mesir.
Kedengkian kakak beradik dpt juga terjadi lantaran peran pihak ketiga. bila sdh menikah umpamanya; ada campur tangan suami atau isteri dari mereka yang bersaudara yang menghimbau/ngompori dari belakang, per-hasad-an semakin seru. Banyak kita dengar kakak adik sampai kemeja hijau lantaran soal warisan, itu masih jauh lebih baik, ada yang saling bermusuhan sampai tua. Naudzubillahi min dzalik.
Dmkn sekedar contoh perumpamaan, smg pembaca dan kita semua tdk termasuk kedalam contoh. Selalu ingat bahwa dunia hanyalah:
ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu." (Akhir ayat 20 surat Al-Hadid)
Wain yakun shawaban faminallah. Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya). Untuk itu mhn dimaklumi

No comments:

Post a Comment