Sunday 18 December 2022

Perang NURANI dan HAWA NAFSU

Bagaimanapun kuatnya mental pemaksiat di lubuk hati yang paling dalam setiap diri tersimpan nurani yang tak dapat menerima maksiat. Bila berbuat maksiat, nurani bergelora menyalahkan hawa nafsu, jasad dan jiwa menjadi medan pertempuran Nurani dan Hawa Nafsu. Berakibat diri menjadi resah. Maksiat, jasad menjadi lemah. Kakipun terasa susah melangkah. Jiwa juga ikut menjadi resah. Kadang berkata kelu dilidah. Bila hati resah & bimbang. Nafsu & nurani sdg perang. Siapakah yg jadi pemenang. Tergantung iman & pikir panjang. Sebab manusia memang diciptakan Allah dengan potensi kebaikan dan potensi keburukan, mari simak Al-Qur’an surat 91 (Asy-Syams) ayat 8: فَأَلْهَمَهَا فُجُو رَهَا وَتَقْوَىٰهَا “maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya” Manakala maksiat telah terlanjur dilakukan, berkecamuk di dalam bathin pemaksiat, antara potensi sifat “fujuraha”, dengan sifat “taqwaha”. Out put nya adalah RESAH. Dalam hal nurani menjadi pemenang, pemilik jasad akan menyesal telah berbuat maksiat, selanjutnya akan bertaubat. Beruntung sekali pemaksiat telah bertaubat jauh sebelum berakhir hayat, karena dijamin dosa maksiatnya diampuni Allah: قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ  ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا  ۚ إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ "Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar 39: Ayat 53). Ketika nafsu menjadi pemenang, akan terjadi terhadap ybs: terhalang menerima ilmu tentang agama, mendustakan ayat2 Allah, tidak percaya hari kiamat (dianggap ramalan dan dongeng). Maksiat demi maksiat dilakukan oleh budak hawa nafsu tersebut sehingga tertutup hatinya oleh maksiat yang mereka lakukan untuk bertaubat dan berbuat kebaikan; seperti diungkapkan Al-Qur’an surat 83 (Al-Muthaffifiin ayat 11 sampai 14): الَّذِينَ يُكَذِّبُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ وَمَا يُكَذِّبُ بِهِۦٓ إِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ إِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ ءَايٰتُنَا قَالَ أَسٰطِيرُ الْأَوَّلِينَ كَلَّا  ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلٰى قُلُوبِهِمْ مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ "(Yaitu) orang-orang yang mendustakan hari Pembalasan" (ayat 11) "Dan tidak ada yang mendustakannya (hari Pembalasan) kecuali setiap orang yang melampaui batas dan berdosa,"(ayat 12) "yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, "Itu adalah dongeng orang-orang dahulu.""(ayat 13) "Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka."(ayat 14) Orang yang Nuraninya telah dijajah oleh hawa nafsunya ini, dalam kesendirian, dalam keheningan, tetap merasakan “keresahan”, sebab naluri yang terlekat di dirinya yaitu “taqwaha”, tetap akan muncul. Namun karat maksiat yang timpa menimpa yang dilakukannya akan membuat ybs membutakan mata hatinya, menulikan telinga hatinya. Semoga Allah masih memberikan kesempatan buat kita untuk merenungkan masa datang yang tinggal sedikit terbentang di sisa usia untuk dapat bertaubat dan mengejar karunia Allah seperti diingatkan Allah dalam Surat Ali-Imran ayat 133 : ۞ وَسَ ا رِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 25 Jumadil Awal 1444 H. 19 Desember 2022. (1.074.12.22)

No comments:

Post a Comment