Tuesday 1 June 2021

Bahagia dg Lima "UR".

Bahagia dikehendaki setiap orang. Ukuran kebahagianpun beda agaknya setiap orang. Kebahagian itu milik pribadi, sebab kadang orang lain menilai seseorang bahagia, padahal ybs merasa menderita. Sebaliknya seseorang terlihat orang lain hidupnya susah, tapi ybs merasa cukup bahagia.

Bahagia agaknya urusan perasaan. Sedangkan perasaan adlh wilayah hati dlm arti abstrak. Makanya diri sendirilah yg paling tau bahagia atau tidak menjalani hidup ini.


Kucoba menyusun faktor yg kiranya dpt mengkondisikan kehidupan ini menjadi bahagia. Supaya mudah mengingatnya kubuatkan singkatan 5 (lima) "UR" yaitu:


1. Selalu bersyukur.

2. Sering tafakur.

3. Hidup teratur.

4. Jangan suka mengukur.

5. Tak mudah tergiur.


ad. 1. Selalu bersyukur.

Selalu bersyukur adlh kunci utama  kebahagiaan. Menerima apa adanya, soal perolehan rezeki biarpun sedikit disyukuri sehingga tidak resah, tidak keluh kesah, tidak kesal. Apa yg didapat dinikmati. Dg demikian akan selalu mendapatkan kebaikan.

(QS. 27 = An-Naml ayat 40)

"...........وَمَنْ شَكَرَ فَاِ نَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖ.........."

"......Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri,.........:"


ad.2.Sering tafakur.

Tafakur, mengingat Allah menjadikan diri kurang kesempatan untuk berfikir yg tidak baik. Fikiran kusut membuat tdk bahagia. Sering mengingat Allah membuat hati tenang.


اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ ۗ 

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

(QS.13 = Ar-Ra'd ayat 28).


ad.3. Hidup teratur.

Keteraturan menentukan ke arah kebahagiaan, mulai dari ibadah, kita diajarkan teratur. Setiap tahun sekali puasa sebulan. Setiap pekan sekali shalat seragam berjamaah di hari Jum'at. 

Setiap hari shalat subuh sblm beraktivitas, shalat diusahakan berjamaah di masjid dekat kediaman, karenanya dpt bersosialisasi dg warga setempat, tetangga dan jiran. Bahagialah bermasyarakat.

Dzuhur dan Ashar mungkin sampai Maghrib teratur shalat bersama rekan sekerja atau kantor2, komunitas ditempat usaha. Berbahagia bersama komunitas sekerja.

Isya' teratur kumpul kembali shalat berjamaah bersama warga dekat kediaman. Kembali lagi bersosialisasi dg jiran tetangga, ini wujud kebahagiaan. Tidak diperoleh oleh orang yg tdk ikutan melaksanakan kegiatan berjamaah  subuh dan isya' di lokasi tempat tinggal.


Begitu juga infak dan sadakah teratur dpt dilakukan saban hari misal ketika masuk masjid di waktu subuh, walau tak besar tapi teratur, rutin. Ibadah yg teratur dlm terminologi agama mungkin disebut istiqamah. Jaminan buat orang istiqamah:


اِنَّ الَّذِيْنَ قَا لُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَا مُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ ۚ 


اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا  ۚ جَزَآءً بِۢمَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ


"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati."


"Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan."

(QS. 46 = Al-Ahqaf ayat 13-14).


Keteraturan ini sampai ke pola makan dan kegiatan2 lainnya diusahakan teratur, dg dmkn membahagiakan sebab berjalan otomatis, tidak lagi terasa beban.


ad. 4. Jangan suka mengukur.

Yg dimaksud tak suka mengukur atau membanding keadaan diri dg keberhasilan orang lain. Membuat ukuran perbandingan dg rezeki, keberhasilan orang lain, sisi negatifnya membuat iri hati berlanjut kpd membuat tidak bahagia. Walau ada sisi positipnya memotivasi usaha lbh giat. Namun perlu diingat rezeki sudah tertakar tak tertukar. QS An-Nahl 71:


وَا للّٰهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ فِى الرِّزْقِ

"Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, ............."


ad. 5. Tak mudah tergiur.

Hidup ini penuh godaan, bermacam iming2 mendapatkan harta dg cara instan, tidak pandang strara sosial ataupun jabatan.

Orang yg tak punya diiming-imingi, a.l. perolehan harta dng jalan uang dpt digandakan, taunya tertipu.

Orang berjabatan, tergiur oleh kesempatan...... akhirnya tersangkut korupsi atau salah gunakan jabatan.

Orang biasapun tak luput dari ketergiuran melihat teman selevel atau tetangga yg makmur. Ingin menyamai kalau dpt melebihi. Pokoknya soal ketergiuran ini salah satu arah setan menggelincirkan manusia sbgm pernyataannya dlm surat Al-A'raf ayat 17


ثُمَّ لَاٰ تِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَا نِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ ۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ

"kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur."


Pernyataan ini oleh Allah dilegitimasi

قَا لَ اِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ

"(Allah) berfirman, Benar, kamu termasuk yang diberi penangguhan waktu."

(Al-A'raf ayat 15 dan juga Sad 80).


Kesimpulannya kalau ingin bahagia kondisikanlah diri dg 5 (lima) "UR" tsb di.atas. Semoga kita dpt menjalani dg istiqamah.



آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 20  Syawal 1442 H.

1  Juni 2021.

(801.06.21).

No comments:

Post a Comment