Wednesday 23 June 2021

Sulitnya MENGENTASKAN Kemiskinan.

Perkara mengentaskan kemiskinan bukan perkara mudah, apalagi menyangkut orang banyak, sedangkan orang perorangan saja demikian sulitnya. Beberapa teman telah mencobanya dan mengisahkan pengalaman mereka:


Mengentaskan kemiskinan melalui SIM C.

Petugas kebersihan RW, setiap hari ngambil sampah di pagar warga untuk dikmasukkan truck sampah. Sekitar pkl 10 pagi tugaspun selesai, seterusnya nganggur, paling mensortir botol plastik untuk di kemas buat di jual ke pengepul. Temanku ini, tertarik ingin memberdayakan anak yang masih muda itu, untuk dapat mengisi waktu luang lebih produktif, agar tambah penghasilan, agar mengentaskan ke miskinan dg berbuat perorangan. Akan disiapkan sepeda motor barangkali bakal cocok buat ngojek, untuk itu langkah pertama perlu SIM.C.


Bertepatan suatu group sosial, dapat menghimpun sekelompok orang secara kolektif ngurus SIM dengan persyaratan yang lbh praktis. Temanku ini pun berpesan ke petugas kebersihan tsb, agar menemuinya ke rumah. Namun sampai batas waktu goup sosial dimaksud menutup pendaftaran, ybs tidak muncul. Sehari stlh tutup barulah dia muncul, temanku itu masih berikhtitar menelpon koordinator group sosial yang ngurus SIM. Syukurnya masih dapat disisipkan, ybs segera harus datang ke lokasi group tsb dengan mengisi formulir. Bukan main girangnya pemuda petugas kebersihan RW  ini kelihatannya dan juga disampaikan hal kegembiraannya kpd koodinator group pengurus SIM saaat ngisi formulir. Biaya pengurusan diselesaikan oleh temanku tadi langsung ke koordinator group. Jadi nanti ybs tinggal ikut rombongan.


Menuju lokasi pengurusan SIM, rombongan akan dibawa menggunakan 2 buah Bis, berangkat ssdh shalat Zuhur. Setengah jam sblm shalat zuhur pemuda petugas kebersihan ini sdh datang menanyakan kpd koodinator, bisnya yang mana, sudah diberitahu, koodinator mengatakan usai shalat zuhur di masjid dekat dengan parkir bis kita langsung berangkat.


Ketika akan berangkat diabsen seluruh perserta, ybs tidak ada dlm rombongan. Koordinator menelpon ybs, dijawab bahwa dia ada dirumah. Ditunggu sampai bis harus berangkat karena mengejar tepat waktu sampai di lokasi penerbitan SIM, ybs tetap tidak muncul.


Entah apa yg ada di alam pikiran ybs belum dimengerti, maka ybs tidak jadi memperoleh SIM. Jalaslah  bgt sulit Sulitnya MENGENTASKAN Kemiskinan.


Mengentaskan kemiskinan ber media Sapi.

Adalah seorang dokter senior yang  oleh negara dipindah-pindahkan tugas di berbagai daerah. Pas suatu ketika bertugas di suatu Provensi, dimana beberapa kecamatannya mrpkn daerah transmigrasi. Ketika kunjung ke perkampungan transmigrasi, si dokter perhatiannya tertuju ke salah satu transmigran yang paling miskin. Dia tertarik untuk mengangkat perekonomian ybs. Singkat cerita dimodali usaha untuk membesarkan dan menternakkan sapi. Beberapa induk sapi diantar ke tansmigran termiskin tsb. akadnya si dokter tidak minta bagian apa2, se mata-mata ingin ybs terangkat dari garis kemiskinan. Katakanlah itu berupa pemberitan cuma2. 


Setelah setahun kemudian si dokter pas datang lagi ke daerah tsb. ternyata keluarga transmigran tersebut tak ada lagi di rumahnya. Informasi dari rukun warga bahwa dianya sudah kembali ke kampung asalnya, sedang sapi sudah di lego.


Mengentaskan kemiskinan ber media alat melaut penangkap ikan.

Seorang teman terhenyuh hati ingin membantu seorang penangkap ikan yang alat2 tangkap mereka sudah tua/rusak tidak maksimal lagi. Lagian ybs melaut manual, dengan dayung dan arah angin. Tertarik ybs ingin investasi akhirat diberikan uang untuk membeli alat tangkap sesuai anggaran yg dihitung temanku bersama  ybs. Sedangkan mesin perahu, teman ini tak mau resiko kalau diberi uang khawatir tak jadi mesin, langsung dibelikan dari toko. Selanjutnya si teman inipun pulang lagi ke kediamannya di kota. Beberapa tahun kmdn ini teman kunjung lagi kekampung nelayan itu. Ternyata yang dibantunya tetap miskin. Usut punya usut, rupanya uang pembali alat tangkap ikan dibelikan TV. Sedangkan mesin perahu akhirnya dijual, karena ybs beranggapan ribet pakai mesin, sudah terbiasa bertenaga angin dan dayung, toh selama ini bisa, tanpa harus ngisi bahan bakar lagi.

Gagallah jadinya terentas kemiskinan nelayan pilihan temanku itu. Terbukti sulit mengentaskan kemiskinan.


Mengentaskan kemiskinan dg mereperasikan sepeda motor.

Kernet tukang bangunan ngerjakan rumah temanku satu ini tak biasanya, kurang cekatan. Dari dialog diketahui ybs blm terbiasa kerja bangunan. Kerjaan biasanya jadi tukang ojek. Katanya belakangan tidak ngojek lagi karena sepeda motornya rusak berat. Teman ku ini nyuruh ybs membawa motor rusak itu ke bengkel temannya. Dikalkukasi perbaikan mencapai sejuta 200 ribu. 


Temanku merasa ini mrpk media berbuat kebaikan untuk mengentaskan kemiskinan. 

Secara rahasia dia bersepakat dengan bengkel, semua biaya reperasi dibayar temanku ini kontan. Tetapi kepada ybs diberitahukan bahwa biaya tersebut harus dibayar mencicil selama setahun kepada bengkel, 100 ribu perbulan. Temanku dg bengkel temannya merahasiakan telah dibayar kontan biaya reperasi ke pihak yang dibantu. Nanti kalau benar2 dicicil, cicilan akan dikembalikan ketemanku itu. Kalau ybs tdk mencicil, bangkel tidak dirugikan.  

Yang terjadi adalah, setelah motor baik berfungsi kembali, bukannya di pakai ngojek, tetapi langsung di lego. Cicilan tidak ada beritanya, ybs-pun menjadi liar, kalau dikiranya akan berpapasan dengan temanku itu milih jalan lain, atau pura2 tidak melihat.


Mengentaskan kemiskinan melalui Nasi Uduk.

Adalah pemilik puluhan kamar kos, merasa perlu ada ART yang membersihkan lantai lorong kamar kos. Direkrut ibu2 setengah baya, dapat sebulan kerja di rumah kos itu. si pemilik kos punya ide untuk nambah penghasilan Ibu ART. Ditanyakan kemampuan ybs mengolah makanan sarapan pagi, ybs katakan dianya pandai ngolah nasi Uduk. Tekniknya sore2 atau pagi ketika ketemu penghuni kos, ybs disuruh bertanya, besok maukah di bawakan nasi uduk sekalian beritahukan harganya. Ternyata hampir semua penghuni setuju disiapkan sarapan nasi uduk. Modal pertama disediakan pemilik Kos, selanjutnya modal bergulir dari pembayaran penghuni kos. Dapat beberapa bulan modalpun sudah berkembang, disuatu pagi si ART tak muncul, ditunggu beberapa hari, penghuni kos juga yg sudah pesan nunggu2. Dapat 3 hari dicari ke alamat, rupanya ybs sudah pindah kontrak. Nah habislah bisnisnya, mungkin ada dia ngantongi uang lumayan modal + keuntungan beberapa bulan tapi itu kan hanya sekali. Dmkn betapa sulitnya mengentaskan kemiskinan.


Mengentaskan kemiskinan melalui kombong asongan.

Temanku yang satu ini mengambil ART hanya khusus buat nyetrika dan bersih2 rumah, dibayar harian. Soal nyuci pakaian dikerjakan sendiri dg mesin cuci. Suami ART ini agaknya nganggur, suatu hari; sok kepo dipertanyakan ke suaminya ketika menjemput istrinya. Benar dianya ndak ada kerjaan. Bayangan si suami ART, kalaulah punya modal sedikit, saya dapat berjualan rokok, tisu, minuman kecil di lampu merah digendong pakai kotak, seperti beberapa temannya, lumayan hasilnya.  Temanku ini, setuju memodali tapi perjanjiannya dicicil 25ribu perminggu ngembalikan modalnya saja, tanpa bunga. Berbinar suami ART ini, dlm waktu singkat jualan gendong pun dimulai. Dapat dua bulan yg bersangkutan nyetor modal yg diguyurkan hanya sejuta itu. Bulan ketiga, dts ART dan suamainyapun tak datang lagi ke rumah temanku itu. Dicek kealamat ybs juga sudah pindah kontrak.


Nah pembaca begitu pengamalan nyata, sulitnya mengentaskan kemiskinan. Teman2 contoh di atas hanya sekelumit kejadian saja berupaya dengan kemampuan sendiri mencoba mengentaskan kemiskinan dari orang2 miskin yg diketahuinya, tetapi selalu gagal. Pembaca mungkin juga punya pengalaman sendiri mencoba mengentaskan kemiskinan, dengan cara anda. Begitu sulitnya mengentaskan kemiskinan satu orang saja, apalagi satu RT atau satu RW, apalagi mengentaskan kemiskinan suatu negara, tentu teramat sulit.


Hidup ini adalah ujian, yang kaya diuji dengan kekayaannya, yang miskin diuji dengan kemiskinanannya. Juga mrpkn ujian buat orang kaya adalah orang miskin disekitarnya apa yang diperbuatnya membantu orang miskin, walaupun memang usaha mengentaskan kemiskinan bukan perkara mudah. Namun itulah ujian.


أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (QS: 29 = Al-Ankabut ayat 2)


الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (QS: 67 = Al-Mulk ayat 2).


Semoga kita semua berhasil lulus dalam ujian kehidupan ini.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 11  Dzulkaidah 1442 H.

21 Juni 2021.

(810.06.21).

No comments:

Post a Comment