Wednesday 2 June 2021

ANTRIAN

 

Seorang Prof sering bertemu dg ku,  ketika itu usianya keliwat 75, masih sanggup nyetir mobil sendiri. Beliau pernah cerita kpd ku, bahwa dianya tak ada penyakit. "Hebat Prof.,  saya jauh lbh muda dari prof sdh kena bbrp penyakit kronis, apa resepnya Prof". kataku pengen tau.


Agak tersenyum si Prof sdg duduk di sofa ruang istirahat itu menjelasan: "Mudah pak,............

..... ndak usah periksa kesehatan, jauhi laboratorium,...

...... bila ke Lab mesti ada aja penyakit kita lansia ini".


Hari ini ku periksa kontrol bulanan penyakit rutin. Teringat aku ke cerita selorohan Almarhum Prof kusebut di atas. Ingatanku muncul bukan karena penyakit rutinku tapi karena ANTRIAN.


Prosedur kontrol ke RS di era covid 19 ini, sedikit agak nambah dari biasa sblm covid. Tambahannya pasien hrs lbh dahulu di skreening. Semua prosedur hrs ANTRI. Di era covid antrian hrs berjarak. Bagi manula yg tak tahan berdiri lama, antrian cukup merepotkan. Ada sih tempat duduk di seputar tempat antri, disitulah timbul soalnya. Tadi ada lansia, bgt usai seseorang diskreening diapun maju menghampiri meja petugas skreening. 


Eee lansia yg masih kuat berdiri langsung "berguman", "antri donk"!!!

Bapak yg sdh duduk dpn petugas siap di skreening tadi, langsung berdiri, mempersilahkan lansia yg nyuruh antri tadi. Yg terjadi...... lansia pemrotes tadi ternyata sungkan pula, dg nada merendah dan membukakan telapak tangannya mempersilahkan pak tua tadi meneruskan skreening. Sbtlnya pak tua tadi sdh lama tiba di lokasi dekat meja skreening, tapi karena tak kuat berdiri lama, milih duduk tak jauh dari meja skreening. Persoalan duduk di ruang tunggu, era covid ini juga masalah karena kursi yg tadinya dpt dimuat 3 orang skrg hanya dua. Letak antar kursi juga diperjarang.


Umumnya yg berlangganan rumah sakit adlh para lansia. Namun adakalanya pengantarnya lbh muda. Rumah sakit melalui pengeras suara menghimbau  agar pengantar yg lbh muda, berikan lbh dahulu kursi2 ruang tunggu untuk pasien terutama yg tak kuat berdiri.


Dalam kondisi seperti inipun bagi insan Qur'ani harusnya sanggup menerapkan ajaran al-Qur'an yaitu  harus menjalin hubungan baik sesama manusia (hamblum minannas)

....... فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَصْلِحُوْا ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖ  وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۤ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

".................maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman."

(QS. Al-Anfal ayat 1).


Dlm berinteraksi sesama manusia ini kadang ada perbuatan baik yg kita lakukan tak sengaja berniat khusus (seperti memberi tempat duduk, taat antri, mendahulukan yg lbh perlu memudahkan orang lain. Bila setiap hal itu dilakukan dg niat untuk mencari keridhaan Allah. Insya Allah mendptkan balasan kebaikan di sisi Allah.


Kuteringat seorang teman berseloroh menceritakan ttg pengadilan akhirat bagi "Seorang penceramah versus seorang supir ugal-ugalan". 


Ketika di pengadilan akhirat itu si penceramah tak mendptkan ganjaran apapun dari ceramahnya, karena dlm ceramahnya dianya sll bangga diri bahwa dianya ngajar di-mana2, secara terselubung mengisyaratkan bahwa dianya berilmu tinggi, sering dari mimbar menyebut bahwa penceramah lain kan blm pernah menyajikan ilmu seperti dirinya. Yg hebat lagi sering nganggap peserta dengar pencerahannya blm tau apa yg dipaparkannya. Agaknya ini penceramah lupa bahwa banyak ayat di Al-Qur'an menyebutkan Allah tak suka orang yg sombong dan membanggakan diri a.l.

لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمْ ۗ  وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرِ 

"................Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,"

(QS. Al-Hadid ayat 23).


Sementara si supir ugal2 an mendptkan sedikit ganjaran penambah timbangan kebaikannya oleh sebab ke ugal2an nya nyetir bis, para penumpang jadi ingat terus menerus dlm perjalanan itu kepada Allah, lantaran takut, menyebut nama Allah dan kalimat dzikir2 lainnya.  Di sini si supir dpt bagian pahala. Apalagi jelas2 memberi kemudahan bagi lansia antri berobat. Insya Allah mendptkan pahala sesuai janji Allah:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ ۗ 

"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."

(QS.99 = Az-Zalzalah ayat 7)


Semoga kita menjadi insan Qur'ani yg selalu menebar kebaikan dikondisi apapun.



آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 21  Syawal 1442 H.

2 Juni 2021.

(802.06.21).

No comments:

Post a Comment