Saturday 29 August 2020

PETAKA berbungkus SUKSES.

Kesudahan perjalan kehidupan manusia, terbilang sukses atau terhitung tidak sukses barulah diketahui ketika dia sudah mati.

Pernyataan di atas mungkin dmkn ekstrim. Tapi memang kenyataan, buktinya banyak orang yg tadinya sukses (hartawan) menjelang kematiannya bangkrut. Tak sedikit pemimpin dunia yg ketika berkuasa begitu jaya, akhir hidupnya dihujat dinista rakyat yg dulu mengidolakannya, bahkan ada yg mati ditiang gantung.


Kadang untuk mencapai sukses orang berjuang mati2an, tak jarang mencapai SUKSES menghalalkan segala PROSES.


Kesampaian memang, jika Sukses itu dicapai dg menghalalkan segala Proses, tetapi banyak kasus kita saksikan diakhir perjalanan hidup  orang yg dmkn berkesudahan yg tdk menyenangkan. Suksesnya gagal, alias malah menerima petaka atau musibah. Sukses buatnya mrpkn Petaka yg tertunda. Sukses bagi kelompok ini hanya BUNGKUS isinya PETAKA, atau MUSIBAH.


Kesuksesan bagi manusia yg  SUKSES menghalalkan   PROSES hanya mrpkn istidraj. Hal dmkn tlh diperingatakan Allah kpd manusia:


فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَا بَ كُلِّ شَيْءٍ ۗ حَتّٰۤى اِذَا فَرِحُوْا بِمَاۤ اُوْتُوْۤا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِ ذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ

"Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa."

(QS. Al-An'am ayat 44).


Tidak sedikit, orang mendpt kesuksesan karena jabatan.  Lantaran jabatan itu timbul peluang korupsi di akhir kehidupan di dalam Bui.


Tidak sedikit orang kesuksesannya harta berlimpah, menjadikannya sombong, takabur dan pongah, sehingga jauh dari Allah. 


Hartanya tak dpt menolongnya setelah diri menua. Di dunia ini saja banyak terbukti bahwa ternyata Harta kadang jadi Petaka. Belum lagi ketika awak sdh tiada......... pergi ke alam sana.


Bukan tak mungkin rumah besar yg dibangun susah payah dari kumpulan uang segala proses, yg halal yg mubah mungkin termasuk haram; ujung2nya rumah itu di jual Menantu.


Kemungkinan rumah dijual Mantu.

Awak dan istri meninggal lumayan tua; ........Saudara2 kandung tak ada lagi apalagi pangkat orang tua. Kebtln anak semata wayang beristri tak pula dikarunia keturunan.............. Beda dg ayah bunda yg wafat diusia tua, si anak tutup usia selagi muda. Tinggalah Menantu yg menghuni rumah pusaka. Akhirnya rumah dijual Mantu karena tak kuat ngurus terlalu besar dan mewah.


Tinggalah diri awak di alam barzah diminta pertanggungan jawab ketika ngumpulkan harta............antara lain membangun tu rumah. Tak pula juriat yg do'akan. Alangkah malangnya nasib stlh di alam kubur, bila ketika kumpulkan harta Sukses Menghalalkan Proses.


Dmkn sekilas contoh PETAKA berbungkus SUKSES.


Skala sukses bagi orang beriman ada dua keinginan, cita2 hidup:

1. Sukses hidup di dunia dan di akhirat.

2. Jika tak dapat mencapai sukses di dunia diutamakan untuk sukses di akhirat.


Makanya orang beriman senantiasa berdo'a:

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةًۭ وَفِى ٱلْـَٔاخِرَةِ حَسَنَةًۭ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".


Untuk meraih kebaikan di dunia, ikhtiar mencapai sukses oleh orang beriman cari rezeki dg cara2 yg baik yg legal yg jujur tidak menzalimi pihak lain.


Orang beriman berkegiatan mencapai sukses di dunia dlm rangka pengabdian kpd Allah mengharapkan ridha Allah. Tujuan akhirnya mencapai kebaikan di akhirat sejalan dg do'a di atas.


Nah........... hati2lah beraktivitas mencapai SUKSES. Jangan sampai SUKSES menghalalkan PROSES. Agar tidak jadi PETAKA yg berbungkus SUKSES.


اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ


"Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.”


Smg puasa Sunnah anda/kita semua kemarin dan hari ini ( 09 dan 10 Muharram) diterima Allah. 


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 10 Muharram 1442 H.

29 Agustus  2020.

(690.08.20).


No comments:

Post a Comment