Thursday 20 August 2020

ADIL itu TADAK SAMA.

Seorang Nenek masuk TV lantaran tertipu. Nenek  terbilang miskin itu berpencaharian menjajakan kue2 basah produksi ibu2 rumah tangga di kampungnya. Mata pencaharian ini lumayan, saban hari kabarnya dpt penghasilan 50 sampai 70an ribu.

Hari itu seorang wanita bersepeda motor menghampirinya di tengah perjalanan. Si Nenek dari satu kampung ke kampung lainnya berjalan kaki sambil menyangking kantong/tas berisi kue dagangannya.

Wanita tak dikenal itu kira2 menyapa:
"Nek !!!, kue2 masih ada ?".
"Masih", jawab nenek menyakinkan.
Wanita tak dikenal itu katakan ingin memborong seluruh kue yg dibawa si Nenek asal si Nenek mau dibonceng kerumah si wanita, membawa kue2nya sekalian dibayar di rumah. Kue si Nenek dan tas berisi dompet si Nenek diminta si wanita disangkutkan di sangkutan di bawah stang sepeda motor. Tak sempat berpikir panjang si Nenek setuju, menuruti omongan "pelanggan baru ini". Hati Nenek ber-bunga2, terbayang "dagangan habis uangpun kumpul". Terbayang ketika 2 anak yatim (cucunya) pulang sekolah dia sdh dirumah, makan siang hari ini dapat agak keren pakai semur tahu.

Setelah sepeda motor meluncur beberapa saat, di jalan yg sepi wanita tadi memberhentikan motor, dg alasan ingin mengecek sesuatu di kendaraan, Nenek disuruh turun. Bgt Nenek turun wanita tadi tancap gas, tinggalkan Si Nenek di jalan yg sepi. Tas, dompet dan kantong kue dibawa kabur itu wanita bersepeda motor.
Nenek penjaja kue pulang ke rumah menyusuri jalan dg berjalan kaki.

Kejadian serupa ini, sering terulang, seseorang tega2nya menzalimi orang yg lemah. 

Lima puluhan tahun lalu seorang nenek tinggal di gubuk reot. Nenek punya tanggungan 2 orang cucu yg tlh yatim piatu. Kehidupan se-hari2 sekedar pengisi perut, mengandalkan lahan kosong di belakang gubuk (tentu blm bersertifikat; kapan2 ada yg nggusur) ditanami palawija; kacang panjang, terong, pare juga kacang tanah. Suatu hari Si Nenek sbgmn lazimnya saban hari memetik tanamannya petang hari, buat di jual ke pasar subuh. Hasil jualan sehari cukup buat beli beras dan lauk sederhana buat makan mereka bertiga.

Nasib kurang baik di hari itu, pulang dari "pasar subuh" ditodong, uangnya diminta semua oleh penodong. Pulanglah si Nenek dg tangan hampa, tak dapat membeli beras. Berarti mereka bertiga hrs tdk makan sehari semalam.

Sementara itu si penodong, pagi itu mampir di warung soto, makan  dengan enaknya nasi bertambah, lauk tambahan sate usus dari uang hasil keringat Si Nenek.

Tarohlah si nenek waktu itu 65 tahun dan penodong 35 tahun
اِنْ شَآءَ اللّٰهُ
Nenek yg tertodong dan penodong sekarang sdh sama2 meninggal dunia.

Pertanyaannya. Di alam akhirat apakah kedua orang ini yaitu Si Nenek dg Penodong akan mendapat perlakuan yg sama. 

Demi keadilan Allah, mereka اِنْ شَآءَ اللّٰهُ  tidak diperlakukan sama. Penodong  Nenek, Penipu Nenek penjaja kue mesti mendapat pembalasan berupa siksa.

Sementara Nenek yg terzalimi nanti mendapatkan pahala kesabaran dan di akhirat nanti dosa2 yg terzalimi dpt pindah ke yg menzalimi.

DARI Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ  bersabda, "Barang siapa yang berbuat satu kezaliman kepada saudaranya, maka hendaklah ia meminta untuk dihalalkan. Karena pada Hari Kiamat kelak, tidak akan bermanfaat (banyaknya) dinar dan dirham. Dan (pada hari tersebut), setiap kezaliman akan dibalas dengan cara diberikan kebaikan (amal salehnya) kepada saudaranya (yang dizaliminya). Jika ia tidak mempunyai kebaikan lagi, maka kejahatan saudaranya (yang dizaliminya) akan diambil dan dipikulkan kepada dirinya." (HR. Bukhari)

Allah memberikan jaminan bahwa keadilan Allah itu tdklah dg memperlakukan sama setiap orang tapi tergantung amal perbuatan.

اَمْ حَسِبَ الَّذِيْنَ اجْتَـرَحُوا السَّيِّاٰتِ اَنْ نَّجْعَلَهُمْ كَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۙ سَوَآءً مَّحْيَاهُمْ وَمَمَا تُهُمْ ۗ سَآءَ مَا يَحْكُمُوْنَ
"Apakah orang-orang yang melakukan kejahatan itu mengira bahwa Kami akan memperlakukan mereka seperti orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, yaitu sama dalam kehidupan dan kematian mereka? Alangkah buruknya penilaian mereka itu."
(QS. Al-Jasiyah ayat 21)

Pelaku kejahatan demi keadilan Allah tidak diperlakukan sama dg yg menjadi korban kejahatan. Demikian pula orang tdk beriman demi keadilan Allah diperlakukan tidak sama dg orang beriman.

اَفَمَنْ كَا نَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَا نَ فَا سِقًا ۗ لَا يَسْتَوٗنَ
"Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama."
(QS. As-Sajdah ayat 18)

قُلْ لَّا يَسْتَوِى الْخَبِيْثُ وَا لطَّيِّبُ وَلَوْ اَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيْثِ ۚ فَا تَّقُوا اللّٰهَ يٰۤاُ ولِى الْاَ لْبَا بِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
"Katakanlah (Muhammad), Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat, agar kamu beruntung."
(QS. Al-Ma'idah ayat 100).

Perbuatan buruk, perbuatan keji, curang, korupsi, menggiurkan dan menarik sampai ada bisikan Syaitan "Kesempatan tak akan terulang". Tapi ketahuilah demi keadilan Allah perlakukan diakhirat nanti tak kan sama pelaku perbuatan buruk dan pelaku perbuatan baik.
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ ۗ 
"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."
(QS. Az-Zalzalah ayat 7)
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ
"Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."
(QS. Az-Zalzalah ayat 8)

Selamat tahun baru Hijriyah 1442 Smg Allah menghindarkan bangsa ini dari kezaliman sesama anak bangsa maupun dari kezaliman bangsa lain.

 ۚ رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّـلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ ۙ 
"Ya Allah janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi kaum yang zalim,"
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
بارك الله فيكم
 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 1 Muharram 1442 H.
20 Agustus  2020.
(686.08.20).

No comments:

Post a Comment