Monday 3 August 2020

MEMELIHARA NIKMAT AGAMA.

Dari sekian banyak nikmat Allah yg tak dapat dihitung itu, salah satunya adalah nikmat berupa kenikmatan BERAGAMA. 

Agar dapat dipelihara nikmat ber agama itu dengan baik, barangkali paling tidak ada 4 kiat:
1. Tingkatkan pemahaman agama sehingga semakin hari semakin baik (ILMU).
2. Upayakan menjalankan perintah agama secara keseluruhan. (Kaffah)
3. Konsisten (Istiqamah) dlm beribadah dan beramal kebaikan.
4. Wariskan agama ke generasi berikut.

1. PEMAHAMAN AGAMA
Walaupun kadang seseorang yg kita tau mendalam ilmu agamanya bukan mustahil suatu saat tergelincir, melakukan perbuatan tidak mencerminkan bahwa dia memelihara agamanya. 

Demikian halnya manusia. Tak heran semakin tinggi ilmu agama seseorang semakin tinggi pula "strata" ilmu si syaitan penggodanya. 

Syaitan usianya lbh tua,............ syaitan yg dulu menggoda Adam dan Hawa saja sampai kini blm mati, sdg kita ganti berganti generasi ke generasi. 

Dlm pada itu memang syaitan tlh mendpt persetujuan Allah menggelincirkan manusia. Ketika terusir dari surga iblis sempat mohon kpd Allah dan diperkenankan menyesatkan manusia. (lihat ayat 16 dan 18 dari surat Al-'Arraf)

قَالَ فَبِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ  لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَ 
"(Iblis) menjawab, Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus,"  
 لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لَاَمْلَــٴَــنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ اَجْمَعِيْنَ
"Sesungguhnya barang siapa di antara mereka ada yang mengikutimu, pasti akan Aku isi neraka Jahanam dengan kamu semua."

Namun dg pertolongan Allah, orang2 yg ikhlas tak kan mampu iblis menggelincirkannya. Seperti tersurat di surat Shad ayat 83
اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
"kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (mukhlasin) di antara mereka".

Dengan pemahaman ilmu agama maka ....اِنْ شَآءَ اللّٰهُ  dpt memelihara nikmat agama lbh maksimal......

Tentu hrs senantiasa diiringi do'a dan berserah diri dg ikhlas kpd Allah. Sebab jangankan ustadz/ustadzah apalagi kita2 yg awam ini, sedangkan Nabi saja bila Allah menarik ilmu (wahyu) yg sdh diturunkan kepadanya tdklah berdaya. Perhatikan ayat 86 surat Al-Isra':
وَلَئِنْ شِئْنَا لَنَذْهَبَنَّ بِا لَّذِيْۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَـكَ بِهٖ عَلَيْنَا وَكِيْلًا ۙ 
"Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), dan engkau tidak akan mendapatkan seorang pembela pun terhadap Kami,"

2. KESELURUHAN. (كَآفَّةًۭ).
Melaksanakan semua ajaran agama, setidaknya yg sdh diketahui melalui ilmu butir 1 (ilmu agama bgt luas...........mungkin blm tentu terkuasai semua). 

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةًۭ

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, ........." (QS Albaqarah 208).

Termasuk ketika ustadz/ustadzah dlm memberikan pencerahan agama, jika aktifitasnya itu tidak mendptkan "penghargaan" seperti diharapkan, jangan sampai menggerutu. Sebab kalau    ustadz/ustadzah,  sampai mengerutu kmdn  kapok karena hanya menemukan hambatan2, berkuranglah orang yg siap buat memotivasi ummat dlm pemeliharaan agama. 

Hendaknya dipahami bahwa Rasulullah mendakwahkan agama ini tanpa mengharapkan penghargaan apalagi upah.

قُلْ مَاۤ اَسْئَــلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍ
"Katakanlah (Muhammad), Aku tidak meminta imbalan sedikit pun kepadamu atasnya (dakwahku);............" (QS Sad 86).

"Saya blm seperti nabi", dmkn  seorang terbilang ustadz senior ketika diingatkan ayat di atas. Pas baru pulang safari dakwah ybs curhat ttg kurang dpt perlakuan yg diharapkan.
Jawaban ini dpt digolongkan belum كَآفَّةًۭ.  Karena seharusnya semaksimal mungkin mengikuti Nabi termasuk ...... soal bila tdk dpt apresiasi, penghargaan dan honor manakala berdakwah, itu hrslah ikhlas.

3. Konsisten (Istiqamah).
Hidup ini tdk stabil, keadaan sering berubah, kadang ekstrim. Tak selamanya senang terus, bgt juga tak selamanya susah terus. Nikmat beragama dapat terpelihara bila istiqamah menjalankan agama dlm keadaan apapun. Dipedomani betul2 apa yg diingatkan Allah dlm QS: Al-Hadid 23.
لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَا تَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمْ ۗ وَا للّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْرِ ۙ 
"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,"

Hendaknya jangan sampai seperti yg di beritahukan Alllah di QS: Az Zumar 8.

وَاِ ذَا مَسَّ الْاِ نْسَا نَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهٗ مُنِيْبًا اِلَيْهِ ثُمَّ اِذَا خَوَّلَهٗ نِعْمَةً مِّنْهُ نَسِيَ مَا كَا نَ يَدْعُوْۤا اِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلّٰهِ اَنْدَا دًا لِّيُـضِلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيْلًا ۖ اِنَّكَ مِنْ اَصْحٰبِ النَّا رِ
"Dan apabila manusia ditimpa bencana, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali (taat) kepada-Nya; tetapi apabila Dia memberikan nikmat kepadanya, dia lupa (akan bencana) yang pernah dia berdoa kepada Allah sebelum itu, dan diadakannya sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah, Bersenang-senanglah kamu dengan kekafiranmu itu untuk sementara waktu. Sungguh, kamu termasuk penghuni neraka."

4. PEWARISAN AGAMA.
Allah memang menjamin bahwa Agama Islam ini sampai hari kiamat masih akan eksis.
Allah berfirman:
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِ نَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوْنَ
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."
(QS. Al-Hijr ayat 9).

Tetapi tak ada jaminan bahwa Islam akan terus dianut anak cucu kita di Indonesia. Sejarah membuktikan bahwa ada negara yg berbilang abad penduduknya beragama Islam tapi kini tinggal kenangan.

Agar di Indonesia Terpelihara Kenikmatan (baca: keamanan, kenyamanan) beragama maka..... seharusnyalah ke ber agama an ini diwariskan ke generasi penerus. Tugas ini hrs diambil alih oleh setiap orang tua, minimal kepada anak2, kalau memungkinkan kepada cucu2 bila masih ada umur ke buyut2. Jangan hanya mengandalkan ustadz/ustadzah. 

Tentu agar pewarisan efektif, sbg ORTU harus memberikan keteladanan menjalankan agama butir 1, 2 dan 3 di atas dlm praktek keseharian.

Nabi Ya'cub memberi contoh mewariskan agama bahkan sampai menjelang maut masih khawatir akan generasi penerus dlm melaksanakan agama. Di abadikan Al-Baqarah 133.

أَمْ كُنتُمْ شُهَدَآءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ ٱلْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنۢ بَعْدِى قَالُوا۟ نَعْبُدُ إِلَـٰهَكَ وَإِلَـٰهَ ءَابَآئِكَ إِبْرَٰهِـۧمَ وَإِسْمَـٰعِيلَ وَإِسْحَـٰقَ إِلَـٰهًۭا وَٰحِدًۭا وَنَحْنُ لَهُۥ مُسْلِمُونَ
Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Nabi Ibrahim juga berwasiat:

وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبْرَٰهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (Al-Baqarah 132).

Dmklah, semoga kenikmatan kehidupan beragama ini, terus tetap dpt terpelihara di bumi Nusantara ini sampai hari kiamat.

آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
بارك الله فيكم
 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 14 Dzulhijjah 1441 H.
4 Agustus  2020.
(679.08.20).

No comments:

Post a Comment