Thursday 27 August 2020

ANUGERAH berbalut KECEWA.

Semua yg ada di dunia ini berpasangan, baik mahluk hidup maupun mahluk tumbuh. Begitu juga situasi dan kondisi. Siang berpasangan dg malam. Baik dan buruk dstnya.

Anugerah berpasangan dg musibah. Mengecewakan berpasangan dg Menyenangkan.


Menyoal MengeCEWAkan dan  MenyeNANGkan, pasangan ini ada keunikannya, sebab.......


Tak jarang sesuatu dirasakan sbg Mengecewakan padahal dianya ANUGERAH. 

Bukan mustahil sesuatu dirasakan sbg Menyenangkan padahal dianya MUSIBAH.


Kok bisa........


Seorang pemuda lulus sekolah melamar kerjaan ke sektor formal, PNS, apa BUMN atau perusahaan Swasta. Setiap kali tes; kadang sampai tertulis sdh gugur. Pernah tertulis sdh lolos, giliran wawancara gagal. Keadaan ini berulang beberapa kali, sementara usia makin banyak. Salah satu kesempatan teman akrabku itu, tes masuk kerja bersamaku 47 tahun lalu. Kebetulan aku keterima dan temanku itu gagal. Begitu kecewa pemuda ini, setiap kali ngalami kegagalan2 termasuk gagal ketika tes bersamaku. Hingga si pemuda urungkan niat jadi pegawai, merintis usaha sendiri.


Suatu malam di musim haji tahun 1991, ssdh maghrib sambil menuggu Isya' ku berjalan-jalan di lantai teratas Masjidil Haram. Terlintas dipikiranku: "dari sekian banyak ummat ini, kok blm ketemu teman lama". 


Subuh,......... ketika salam kekiri,  sesuatu yg terlintas dipikiranku sblm isya' tadi malam terwujud............ 


"Maman", kusapa jamaah yg pas duduk disebelah kiriku, dg sapaan akrab. Dia-nya-pun kaget, hampir tak percaya ada orang yg menyapanya dg sapaan akrab pula. Terus terang "merinding" jadinya, betapa tidak di tengah jutaan manusia, Allah tentukan hati dua teman lama yg sdh 18 tahun tdk jumpa dan tak pernah saling kabar, memilih titik tempat shalat subuh di masjidil haram di titik yg sama, pada subuh itu. Padahal kami berbeda embarkasi keberangkatan. Si Maman dari Jawa Barat, aku dari Kalimantan Barat. Bagi ku lintasan pikiran ku tadi malam rupanya disetarakan do'a oleh Allah dan langsung terkabul subuh itu. 


Belum era HP waktu itu, maka kamipun janjian untuk sering dpt shalat berdekatan, sedikit demi sedikit dlm beberapa kali pertemuan kuketahui, mata pencaharian apa gerangan yg mengantarkan teman akrabku terakhir ketemu 1973 itu, berhaji.


Kalau diri ku jelas berhaji dari nabung menyisihkan penghasilanku dari tempat kerja, dimana si Maman tdk keterima 18 tahun lalu itu.


Rupanya ybs sukses dlm usaha wiraswasta dan mempekerjakan ratusan karyawan. Takdir buatnya ternyata bukan jadi pegawai, tapi malah menjadi bos nya ratusan pekerja.


Terbukti bahwa buat sohibku itu hal mengecewakan tidak lulus berbagai tes masuk jadi pegawai ketika masih muda dulu, diketahui stlh dijalani, bukan mrpkn musibah malah jadi anugerah. Dianya sanggup berhaji dg keluarga, sedang aku harus giliran.


Para pembaca,  ku yakin anda-pun banyak contoh serupa itu........ttg sesuatu yg mengecewakan ujungnya diketahui sebagai anugerah. Entah langsung ke diri anda sendiri atau teman dekat; contoh  misalnya ketinggalan pesawat...... tau2 pesawat itu........dll.


Allah mengingatkan kita semua ttg sesuatu yg mengecewakan, jangan terlalu bersedih; a.l. di dua ayat berikut ini.


لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَا تَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمْ ۗ وَا للّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْرِ ۙ 

"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,"

(QS. Al-Hadid ayat 23)


..............وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ وَاَ نْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ


"...........Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."  

(QS. Al-Baqarah ayat 216).


رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ

Ya Tuhanku, tunjukkanlah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 8 Muharram 1442 H.

27 Agustus  2020.

(689.08.20).


No comments:

Post a Comment