Thursday 3 September 2020

MUSIBAH sebagai UJIAN

Sebutir pasir bergulir diterpa ombak ditepi pantai, selembar daun lepas dari tangkainya di pohon melayang jatuh, tak luput dari pengetahuan Allah. Begitu tertanam keyakinan bagi orang beriman.

Apalagi anugrah dan musibah tentunya  hanya dpt terjadi seizin Allah.


Persoalannya barangkali perlu ditelisik; apakah musibah itu benar2 dari Allah murni, atau terjadi dikarenakan diundang oleh ulah tangan manusia.


Sebab di informasikan di kitab2 suci, dan ditegaskan Al-Qur'an ttg musibah yg ditimpakan kepada kaum 'Ad, kaum Tsamud, kaum Shodom, kaum Fir'aun. Musibah buat mereka ini adlh bala' yg diturunkan Allah karena perbuatan mereka ingkar kpd Allah.


Agaknya kita juga wajar bila memandang musibah pandemi virus Corona ini dari bbrp sudut pandang:

1. Apakah musibah ini sbg ujian Allah buat memperingatkan ummat manusia.

2. Apakah musibah ini hukuman Allah, buat ummat manusia.

3. Apakah musibah ini ditimpakan Allah karena ulah tangan manusia.


Semua alternatif sudut pandang di atas cukup kuat dalilnya:


SEBAGAI UJIAN:


اَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?"

(QS. Al-'Ankabut ayat 2)


وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

"Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta."

(QS. Al-'Ankabut ayat 3)


Allah sungguh akan menguji manusia, sbgmn orang2 sblm kita sekarang, tlh melalui ujian2. Tak kurang semua Nabi mengalami ujian. Salah satu contoh: Nabi Ibrahim menerima bbrp kali ujian yg amat berat diantaranya:

* Akan dibakar hidup2........

* Diperintah menyembelih anak......


Kekuatan utama para Nabi lolos dan lulus dlm ujian adlh "TAWAKAL".


Misalnya Nabi Ibrahim, beliau tidak tau apa yg harus dilakukan sampai detik2 terakhir akan dilempar ke dlm api berkobar....... Logika manusia, habislah cerita seorang Ibrahim menjadi abu. 


Nabi Ibrahim tdk tau sblmnya bahwa Allah akan suruh Api di Surat Al-Anbiya ayat 69.


"...... يَـٰنَارُ كُونِى بَرْدًۭا وَسَلَـٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ"

"Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim".


Menghadapi eksekusi dibakar hidup2 itu, Nabi Ibrahim se-mata2 hanya tawakal dan berserah diri kpd Allah, apapun jadinya.


Bgt juga tatkala melaksanakan perintah menyembelih Ismail, putranya. Kedua Nabi ini tidak diberitahu oleh Allah sblmnya bahwa akan diganti dg hewan sembelihan. Mereka berdua berTAWAKAL dan berserah diri kpd Allah secara bulat2  dlm melaksanakan perintah Allah. "ya sudah; kalau memang dmkn kehendak Allah jalani saja".  Ini sungguh suatu ujian yg dahsyat............. Taunya, Allah mengganti dg sembelihan yg besar. Kronologis peristiwa dilukiskan Al- Qur'an surat As-Saffat 100 sampai 107.


Dg Alternatif sudut pandang UJIAN, boleh jadi Covid 19 adlh mrpk ujian Allah. Kalaulah covid 19 ini UJIAN maka yg diuji seluruh ummat manusia di dunia ini. Karena semua bangsa terdampak, baik negara makmur perekonomiannya, negara kuat persenjataannya, negara canggih teknologinya, negara yg banyak ilmuwannya, semua lemah daya menghadapi ujian Allah ini.


Orang beriman tetap berprasangka baik terhadap Allah, karena semua yang diciptakan Allah tidak sia-sia, رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَا طِلًا   ( “robbana maa halaqta hadza bathila”), (Alqur’an Ali Imran 191). 


Oleh karena itu orang beriman introspeksi diri, apakah musibah covid 19 ini mrpkan UJIAN dari Allah, sekaligus sbg peringatan dari Allah. Selanjutnya instrospeksi, serta menggali hikmah apa yg terkandung dlm UJIAN dan peringatan ini.


Indikasi bahwa covid ini dipandang sbg ujian sepertinya memenuhi syarat karena:

1. Lantaran virus ini, kita serba ketakutan akan bepergian, tak tau lagi siapa yg menularkan, siapa yg akan tertular.

2. Perekonomian mulai terasa sulit, terhambat segala macam usaha.

3. Keamananpun mungkin akan terganggu, kesulitan ekonomi dpt saja merangsang kejahatan.

4. Kematian; ketika tulisan ini di publish di dunia sdh 863ribu kehilangan jiwa.


Pas benar seperti diterangkan Allah dlm Al-Baqarah 155:


وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَا لْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ نْفُسِ وَا لثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ۙ 

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,"

(QS. Al-Baqarah ayat 155)


Jalan keluar yg tunjukkan Allah pertama adlh sabar dan selanjutnya berserah diri kepada Allah. Tentu dg meningkatkan ketaatan diikuti selalu berdo'a memohon agar musibah ini segera diangkat Allah.


الَّذِيْنَ اِذَاۤ اَصَا بَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۙ قَا لُوْۤا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِ نَّـاۤ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ ۗ 

"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)."

(QS. Al-Baqarah ayat 156).


Bagi  orang yg berserah diri dan berTAWAKAL  kpd Allah,    maka   اِنْ شَآءَ اللّٰهُ , Allah akan memberikan:

Ampunan,  Rahmat dan Petunjuk, seperti janji Allah.


اُولٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ

"Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

(QS. Al-Baqarah ayat 157).


Demikian tulisan ini, dilihat dari sudut pandang Musibah sebagai ujian. Sedang sudut pandang Musibah sbg Hukuman dan Musibah karena Ulah tangan manusia  اِنْ شَآءَ اللّٰهُ  dipublikasi selanjutnya.


بِسْمِ اللهِ الَّذِىْ لاَيَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِى اْلاَرِضِ وَلاَ فِى السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ


“Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya sesuatu itu tidak berbahaya di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Mengetahui.”


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 15 Muharram 1442 H.

3 September  2020.

(691.09.20).

No comments:

Post a Comment