Sunday 19 January 2020

KIKIR dan berfikir BISNIS

Rupanya sifat KIKIR sdh "bawaan orok".  Seperti di informasikan Allah dlm Al-Qur'an surat ke 70 (Al-Ma'arij: 19-22).
{إِنَّ الإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا * إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا * وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا * إِلا الْمُصَلِّينَ}
(Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah; dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat).

Dua sifat "bawaan bayi", setiap manusia itu y.i.:
1. Keluh kesah, alias tak kunjung puas atas apa yg diterima sekarang, khawatir keadaan hari esok dan hari2 mendatang.
2. Kikir = hati2 keluarkan harta, hanya bersedia kucurkan harta manakala harta dikeluarkan diduganya akan diperoleh keuntungan DUNIA yg lbh besar.

Sifat bawaan sejak lahir "kikir + tak puas2"  tsb. di atas, disikapi dg berfikir bisnis.

Berfikir bisnis antara lain: Memanfaat kondisi apapun untuk memperoleh keuntungan. Tantangan dicari jalan, jadi peluang. Rintangan, diupayakan jadi penunjang. Hambatanpun bagi pebisnis jadi kesempatan. Pokoknya bgmn mendptkan keuntungan dlm kondisi dan situasi apapun.

Berfikir bisnis tidak juga kikir atau medit. Dapat saja pebisnis tdk kikir  asalkan pemberian itu nanti akan mendatangkan keuntangan.

Kikir mungkin batasannya:
Perilaku mengeluarkan harta dengan sangat hati2, cermat, pertimbangan mengeluarkan harta didasari, apakah akan ada untungnya nanti. Super ogah keluarkan harta untuk balasan di akhirat, kecuali sambil berderma untuk akhirat akan di dapat effek keuntungan dunia.

Pengikut paham KIKIR.
Enggan berinfak, mereka berpendapat "harta yg dihimpun dg jerih payah, kenapa harus diberikan kepada pihak lain yg tak ada untung dibalik pemberian itu". Kalaulah sampai berinfak, juga lantaran terpaksa dijelaskan Allah (QS. At-Taubah ayat 54).
وَلَا يُنْفِقُوْنَ اِلَّا وَهُمْ كٰرِهُوْنَ
dan tidak (pula) menginfakkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan (terpaksa).

Penganut paham KIKIR menilai bahwa infak adlh perbuatan merugikan, karena tak jelas keuntungan langsung yg riil diterima ssdh infak dilaksanakan, Allah menyebutkan sikap si Kikir (QS. At-Taubah ayat 98)
مَا يُنْفِقُ مَغْرَمًا
"apa yang diinfakkannya sebagai suatu kerugian".

Di (QS. Al-Isra': ayat 100)

قُلْ لَّوْ اَنْـتُمْ تَمْلِكُوْنَ خَزَآئِنَ رَحْمَةِ رَبِّيْۤ اِذًا لَّاَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الْاِ نْفَا قِ ۗ وَكَا نَ الْاِ نْسَا نُ قَتُوْرًا
"Katakanlah (Muhammad), Sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya (perbendaharaan) itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya. Dan manusia itu memang sangat kikir."

Dalam ayat yang lain disebutkan:

{أَمْ لَهُمْ نَصِيبٌ مِنَ الْمُلْكِ فَإِذًا لَا يُؤْتُونَ النَّاسَ نَقِيرًا}

Ataukah ada bagi mereka bagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia. (An-Nisa: 53)

Seandainya mereka mendapat bagian dari kerajaan Allah, niscaya mereka tidak akan mau memberikan sedikit kebaikan pun kepada seseorang.

Orang kikir penyebab pokoknya:
1. Tak percaya hari akhirat.
2. Tidak tawakal, hawatir hari esok.
3. Menafikan peran Allah di kesuksesan mendapatkan rezeki.
4. Jauh dari agama. sebab di ayat 22 Al-Ma'arij  إِلا الْمُصَلِّينَ} kecuali orang yg mengerjakan shalat, dianya akan terbebas dari kikir. Dianya akan terbebas dari keluh kesah. Jadi penangkal KIKIR dan KELUH KESAH adlh mendirikan SHALAT.

Justru menurut Allah berbisnis yg tak kenal rugi adlh:
1. Mengkaji Al-Qur'an
2. Melaksanakan Shalat
3. Berinfak.

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ وَاَ نْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَا رَةً لَّنْ تَبُوْرَ ۙ 
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi,"
(QS. Fatir, surat ke 35 ayat 29).

Bagi pebisnis yg berfikir bisnisnya tdk diikuti iman tentu berpandangan: Butir 1 dan 2 (mengkaji Al-Qur'an + mengerjakan shalat) di atas adlh membuang waktu. Butir 3 (berinfak) membuang harta percuma.

Mudah2an pebisnis2 kita menjadi pebisnis yg beriman, shg tidak kikir  dan mengamalkan himbauan Allah di surat Fatir ayat 29 dicuplik di atas. Aamiin.

Dmkn tulisan singkat ini, titik berat pada "KIKIR". Pemberian makna ttg KIKIR yg saya tulis di atas blm tentu benar.  "Wain yakun shawaban faminallah. Wa in yakun khathaan faminni waminanassyaitan,. Wallahu warasuluhu bari ani minhu. (Dan sekiranya benar, maka itu datang dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti datangnya dariku sendiri dan dari syaitan. Allah serta RasulNya berlepas diri daripadanya)".

Jika benar Alhamdulillah, silahkan ambil, smg manfaat.  Jika salah tlg abaikan, sekaligus maafkan.

Wallahu'alam bishawab.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment