Tuesday 6 August 2019

Terombang Ambing

Ter-ombang-ambing, kalau diibaratkan benda di atas air bergelombang; mengapung-apung turun-naik, kekiri-kekanan, terbawa kesana kemari tak tentu arah. Diterapkan buat manusia; pikiran tidak tenang, menjadikan perasaan bergelora dlm arti gelisah.   Dalam kebimbangan, tak tetap pendirian, tak mantap, ragu2.

Terombang ambing bagi manusia dpt terjadi:

Dlm menentukan pilihan, ragu mau pilih siapa; si A, si B atau si C dstnya.

Dlm mengikuti pendapat, terdapat bbrp pendpt, bingung ikut pendapat yg mana. Pagi ikut suatu pendapat, petang berubah pikiran ikut pendapat yg lainnya.

Paling hebat dampaknya bila terobang ambing itu dlm memantapkan iman. Misalnya  masih goyah menetapkan iman, blm tetap pendirian. Bisa jadi pagi beriman petang imannya hilang. Masih dpt terpengaruh faktor ekstern. Terpengaruh untung-rugi. Masih dpt dipengaruhi orang lain.

Salah satu yg dpt mempengaruhi seseorang terombang ambing dlm iman adlh teman. Oleh karena itu memilih teman/sahabat sangat penting agar iman tidak terombang ambing.

Tersebut kisah seorang yang terbilang akrab dengan Rasulullah Muhammad s.a.w. UQBAH bin ABU MU’AITH. suatu hari mengundang Nabi Muhammad untuk makan dirumahnya. Tentulah, pengundang dan yang diundang sudah demikian akrab. Kalau tidak, mana mungkin sampai mengundang makan.

Suatu budaya turun temurun sejak sebelum Islam, orang Arab sangat menghormati tamu. Tuan rumah memposisikan diri sebagai khadam (pembantu) si tamu. Nabi Muhammad karena dalam pergaulan sehari hari tau bahwa Uqbah bersimpati dengan risalah Islam. maka beliau mengemukakan suatu syarat, baru mau menyantap makanan yang disediakan tuan rumah. Syarat itu ialah Uqbah lebih dahulu menyatakan diri masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimah syahadah. Memang dasarnya dia juga bersimpati dengan Islam dan juga dalam rangka menghormati tamu, makapun Uqbah bersyahadat dihadapan Rasulullah.

Beberapa lama setelah masuk islam itu, Uqbah bertemu dengan teman akrabnya juga bernama UBAYYU bin KHALAF, Uqbah-pun menceritakan akan dirinya telah masuk Islam kepada Ubayyu. Reaksi Ubayyu sangat menyesali ke islaman Uqbah, entah apa yang diprovokasikan kepadanya, antara lain akan lepasnya ikatan dengan masyarakat Quraisy, nanti akan berakibat kesulitan dalam perekonomian karena dikucilkan. Maka akhirnya Uqbah mulai bimbang, pada akhirnya kemudian, dia minta petunjuk bagaimana cara mencabut syahadat tersebut.

Ubayyu memberi petunjuk kepada Uqbah, agar segera menemui Rasulullah untuk mencaci maki Rasulullah dan meludahi mukanya.

Singkat kisah Uqbah mendapati Rasulullah sedang shalat, sujud disuatu tempat. Uqbah-pun melaksanakan saran Ubayyu yaitu mencaci maki dan meludahi muka Rasulullah Muhammad s.a.w.

Ketika itu sudah dekat waktunya Nabi hijrah ke Madinah. Cacian dan makian Uqbah itu dijawab Rasulullah “Apabila suatu waktu kelak saya berjumpa dengan engkau diluar kota Mekah ini pedang saya akan memenggal kepalamu”. 

Dalam perang Badar. Uqbah tertawan  dan   Ali diperintahkan mengeksekusinya. Ini salah satu contoh orang yang imannya terombang-ambing, lantaran pengaruh teman.  Diabadikan dalam Al Qur’an surat Al Furqan 28:
يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَا نًا خَلِيْلًا
 “Yaawailataa laitanii lam attakhizd fulanan khalila”
"Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku),"
(QS. Al-Furqan ayat 28)

Apa kita termasuk masih terombang ambing dlm beriman, yang paling tau adalah kita sendiri dan Allah.

لَعَمْرُكَ اِنَّهُمْ لَفِيْ سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُوْنَ
"(Allah berfirman), Demi umurmu (Muhammad), sungguh, mereka terombang-ambing dalam kemabukan (kesesatan)."
(QS. Al-Hijr ayat 72).

Apakah kita termasuk "sesungguhnya mereka= اِنَّهُمْ" dlm ayat di atas. Smg tidak. Aamiin.

Wain yakun shawaban faminallah. wain yakun khatha an faminni wa minasyaithan. Wallahu warasuluhu barii ani minhu.  (Dan sekiranya benar, maka itu datangnya dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti itu datangnya dari diriku sendiri (yang lemah ini dan dari syaithan). Mohon maaf oleh karenanya.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment