Thursday 22 August 2019

JATUH di shalat SUBUH

Rakaat ke 2 sholat subuh pas imam 'itidal, baru saja baca qunut kalimat ketiga. Tiba2 gedebuk terdengar bunyi orang jatuh. Tak ada suara tambahan ssdh itu, kecuali suara imam meneruskan qunut dan suara makmum "aamiin".

Usai shalat jamaah, mulai heboh cari sumber bunyi gedebuk. Rupanya seorang jamaah di shaf depan sayap kiri, 8 orang dari jajaran jamaah yg sebaris di blkng imam sdh dlm posisi telentang. Kopiahnya terpelanting hampir ke dekat dinding.

Bukan jamaah kaum lelaki saja yg mulai sibuk. Kaum ibu juga begitu usai salam, mulai keluar dari sekat mereka. Apalagi istriku, dmkn deg- deg kan karena ibu2 katakan "bapak.....bapak2......bapak". Tambah deg-deg kan stlh keluar sekat istriku ktmu seorang Bapak ngasi tau juga "bapak......bapak.....bapak".

Istriku mendekat, dilihatnya orang yg tergeletak itu pakai sarung kotak2. Padahal istriku masih mengingat bahwa suaminya tadi ke masjid pakai sarung turus2 lebar kombinasi biru2-abu2-coklat2. Jelas ini bukan suaminya (saya).

Lain lagi anakku, tau persis bahwa yg jatuh pingsan ketika do'a qunut itu seorang bapak yg sering azan di masjid karena anakku di shaf ke dua sayap kiri. Azan terdengar jelas dari kediaman kami karena hanya sekitar 150 langkah dari rumah kami itu. Jamaah ini kurang lebih setengah tahunan belakangan ini jarang menjadi muazin, sdh ada yg lebih muda sering menggantikannya.

Anakku langsung pulang ssdh wirid dan do'a sebentar, karena segera nyiapkan diri masuk kantor di hari kerja kedua pekan ketiga Agustus 2019 itu.

Istriku sampai kerumah masih deg-deg kan, lantaran dua sumber informasi (jamaah ibu2 dan seorang jamaah bapak2 sbg mengatakan yg jatuh gedebuk itu diriku).

Semula timbul pertanyaanku, kenapa jamaah tadi menduga dirikulah yg jatuh subuh itu.

Dugaan itu akhirnya kumaklumi, bahwa jamaah sepuh di masjid itu diantaranya diriku. Jamaah tau yg sering berurusan periksa kesehatan adlh diriku. Jamaah lbh  sepuh lainnya ada tapi shalat pakai fasilitas kursi. Wajar aku jadi "patut terduga".

Pukul 8 pagi kebiasaan rutinku jalan pagi a.l. rutenya keliling kompleks. Ketemu bbrp jamaah, menginformasikan bahwa bapak yg pingsan subuh tadi sdh dibawa ke Rumah-Sakit. Tdk di rawat, ybs darah tinggi, sdh dikasih obat. Pagi itupun ku sempat ktmu ybs.

Ada yg komentar. Bapak ini rajin shalat, bahkan tiap hari shalat dhuha, muazin lagi. Kenapa kok tidak sehat.

Buatku komentar seperti itu, biasa terdengar. Bahkan pernah seorang yg kbtln boleh dikata ndak pernah sakit, kbtln pula orang ini ibadahnya tekun, orang berada, hampir saban taun umrah. Dia katakan "saya heran orang ibadah sakit2an". Padahal lanjutnya "dlm shalat saja sdh ada do'a pada duduk antara dua sujud do'a  butir 7 minta sehat". Kuingat pak Haji ini menyatakan keheranannya itu ketika kami sama serombongan sebulan Ramadhan di tanah suci Makkah. Ku tak mengomentari komentar beliau, karena diriku termasuk orang yg mengidap bbrp penyakit kronis, shg langganan ke dokter kontrol saban bulan. Kalau kukomentari bakal panjang lebar, dpt saja jadi perdebatan, padahal sdg berpuasa di tanah suci pula.

Andaikan kuboleh komentar bahwa:
1. Tak ada jaminan orang shalat itu tdk terkena penyakit. Yg dijamin Allah dg shalat itu.
اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.
(QS. Al-'Ankabut, surat 29: Ayat 45)
Tidak ada jaminan Allah tidak tertimpa sakit dan juga musibah. Nabi Aiyub aja kena sakit. Nabi Ibrahim saja banyak dicoba Allah.

2. Jaminan Allah buat orang taqwa didunia ini ada 4.  (Refer Qs At-Talaq 2,3,4) :
1. Diberikan jalan keluar.
وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا
2. Dimudahkan segala urusan.
وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ یُسْرًا

Anugerah Allah didunia yg ke:
3. "Dicukupkan segala keperluan".
وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ

4. "Diberikan rezeki yg tak di-sangka2".
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Tdk ada jaminan orang shalat sehat terus. Sdg sakit ada tiga kemungkinan:
1. Penggugur dosa.
2. Peringatan, tegoran Allah, mungkin ada pola hidup, pola makan yg salah. Untuk dikoreksi.
3. Murni musibah, atau cobaan Allah untuk ybs agar meningkat iman dan taqwanya.
Bicara soal musibah, sbg insan beriman memegang teguh firman Allah SWT :
مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْۤ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْـرَاَهَا ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ ۖ 
"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah"
(QS. Al-Hadid  surat 57: Ayat 22).

Smg Allah memberi kesabaran dan ketabahan kpd yg sakit2an. Memberikan kesehatan agar sisa hidup dpt digunakan untuk beribadah kpd Allah dan beramal shaleh. Aamiin.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment