Wednesday 14 August 2019

ILMU dari burung PIPIT

Seekor burung Pipit hinggap di perahu yg ditumpangi Khidir dan Nabi Musa. Si burung pipit minum air laut dg patuknya bbrp kali. Khidir berkata kpd Nabi Musa  "Tiadalah ilmuku! dan ilmumu diban­dingkan dengan ilmu Allah, melainkan seperti kurangnya air laut ini oleh apa yang diminum oleh burung pipit ini."

Burung Pipit itu tentu dikirim Allah untuk media Khidir menegaskan bahwa ilmu Nabi Musa plus Khidir demikian tipisnya, hanya bbrp tetes air melaui paruh burung Pipit.

Satu dan lain lantaran Nabi Musa pernah over PD seperti diungkapkan riwayat berikut ini:

Telah menceritakan kepada kami Ubay ibnu Ka'b r.a., bahwa ia pernah mende­ngar Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Musa berdiri berkhotbah di hadapan kaum Bani Israil, lalu ia bertanya kepada mereka, 'Siapakah orang yang paling alim (berilmu)?' (Tiada seorang pun dari mereka yang menjawab), dan Musa berkata, 'Akulah orang yang paling alim'." Maka Allah menegurnya karena ia tidak menisbatkan ilmu kepada Allah.

Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa, "Sesungguhnya Aku mem­punyai seorang hamba yang tinggal di tempat bertemunya dua lautan, dia lebih alim daripada kamu." Musa bertanya, "Wahai Tuhanku bagaimanakah caranya saya dapat bersua dengannya?"

Antara lain pengalaman Nabi Musa mengikuti Khidir mencari ilmu. Dari  tamsil burung Pipit iti  lantas Khidir berujar:
"Hai Musa, sesungguhnya aku mempunyai ilmu yang telah diajarkan oleh Allah kepadaku, sedangkan kamu tidak mengetahuinya; dan kamu mem­punyai ilmu yang telah diajarkan oleh Allah kepadamu, sedangkan saya tidak mengetahuinya".

Perjalanan Nabi Musa berburu ilmu kpd Khidir dikisahkan di Al-Qur'an surat Al-Kahfi ayat 60-82. Ternyata Nabi Musa gagal,  walau tentunya tidak gagal total. Setidaknya Nabi Musa dan kita para pembaca semua dpt ambil hikmah dari kegagalan Nabi Musa menyerap ilmunya Khidir:
1. Menuntut ilmu hrs dg pengorbanan, hrs di datangi ketempat tersedianya ilmu itu. Nabi Musa hrs dg susah payah menuju "pertemuan antara dua lautan".
2. Menuntut ilmu harus bersyarat (setara biaya), tdk gratis. Buktinya Nabi Musa hrs nyiapkan ikan.
3. Syarat menuntut ilmu yg terakhir ini agaknya paling penting yaitu "SABAR". Gagalnya Nabi Musa karena tak sabar.

Makanya ada teman ku ketika kuliah S3., memplesetkan arti "S1, S2, dan S3".
S1 hrs berbekal sabar nya sekurangnya  dg 1 sabar.
S2 hrs berbekal sabarnya setidaknya 2 sabar.
S3 hrs berbekal sabarnya "sabar, sabar, dan sabaaaar", se-kurang2nya 3 sabar.
Benar;  baik S1, S2, atau S3 kalau tdk berbekal sabar umumnya gagal.

Nabi Musa akhirnya gagal berguru kpd Khidir, harus drop out, diabadikan dlm Al-Qur'an.

قَا لَ هٰذَا فِرَا قُ بَيْنِيْ وَبَيْنِكَ ۚ سَاُ نَـبِّئُكَ بِتَأْوِيْلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَّلَيْهِ صَبْرًا
"Dia berkata, Inilah perpisahan antara aku dengan engkau; aku akan memberikan penjelasan kepadamu atas perbuatan yang engkau tidak mampu sabar terhadapnya."
(QS. Al-Kahf ayat 78).

Smg pembelajaran Nabi Musa ini mengingatkan:
1. Setinggi apapun pendidikan anda Ilmu anda cuma sedikit, Musa + Khidir saja ilmu mereka "bagaikan tegukan air melalui paruh burung Pipit".
2. Tak pantas berbangga diri atas ilmu yg dimiliki, seperti pernah Nabi Musa rasakan.
3. Bahwa mencari ilmu wajib, tapi butuh pengorbanan, perjuangan dan kesabaran.

Wain yakun shawaban faminallah. wain yakun khatha an faminni wa minasyaithan. Wallahu warasuluhu barii ani minhu.  (Dan sekiranya benar, maka itu datangnya dari Allah. Dan sekiranya salah, maka berarti itu datangnya dari diriku sendiri (yang lemah berilmu cetek ini dan dari syaithan). Mohon maaf oleh karenanya. wallahu ‘alam bishawab.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment