Saturday 17 August 2019

Hari Kemerdekaan ke 74

Hari ini 17 Agustus 2019, 74 tahun yg lalu Indonesia di ploklamasikan sbg bangsa merdeka oleh Soekarno-Hatta. Berabad perjuangan anak bangsa untuk kembali merdeka. Waktu yg tepat dipilih oleh pendiri bangsa tgl 17, bukannya tidak dg pertimbangan.

Bilangan 17 adlh sama dg jumlah rakaat shalat kaum muslimim sbg mayoritas anak negeri di seluruh kepulauan nusantara ini.

Peperangan Badr, sbg simbol kemenangan ummat yg sedikit (313 orang) berhadapan dg kekuatan pasukan besar (1.000. orang) bersenjata canggih (pada zamannya) terjadi tgl 17 Ramadhan  tahun ke 2 Hijriah bertepatan tgl 13 Maret 624 Masehi.

Momentum ini diambil   pemimpin2 bangsa ini guna memicu semangat para pejuang sekaligus meraih redha Allah.

Sbgmn terukir dlm sejarah, bahwa kemerdekaan yg diploklamirkan 17 Agustus 1945 itu, tidak langsung para pejuang waktu itu menikmati bangsa berdaulat. Penjajah blm terima, mereka dg bantuan sekutu ingin menancapkan kuku penjajahan kembali.
Disinilah mungkin hikmah semangat perang Badr buat anak bangsa pejuang waktu itu, hanya bermodalkan BAMBU RUNCING dan pekikan Allahu Akbar, dpt mempertahankan proklamasi.

Dengan perjuangan yg gigih di medan perang dan diplomasi, bangsa ini pun di tahun 1950 berdaulat penuh. Betul2 menikmati kemerdekaan yg diperoleh "ATAS BERKAT RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA".
Sesuai dengan pembukaan UUD 1945 yg disahkan sehari sesudah proklamasi.  "Atas berkat rahmad Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya".

Para pejuang pendiri bangsa ini insyaf dan sadar betul bahwa kemerdekaan bangsa ini, bukan se-mata2 hasil perjuangan mereka, tetapi ATAS KARUNIA ALLAH SWT.

Sbg anak bangsa yg kini sdh berusia kepala TUJUH, merasakan betapa nikmat kemerdekaan ini tlh dirasakan, bila dibandingkan kisah dari nenek-kakek ttg bgmn kesulitan ketika terjajah. Berbagai aspek kehidupan sbg bangsa terjajah serba termarginalkan.

Kini kita nikmati kemerdekaan, telah dilalui keadaan yg begitu stabil, keamanan, ketertiban dan perekonomian. Juga pernah pula bangsa ini alami masa sulit sandang dan pangan serta perekonomian susah (ingat zaman BULGUR), berpuncak tahun 1965 dg peristiwa pemberontakan PKI.

Namun pembangunan sesudah itu berjalan lancar rakyat sempat menikmati keadaan yg stabil, aman dan tentram.

Pasang surut dan pasang naik silih berganti. Terjadi lagi kesulitan perekonomian, jalan2 sering macet lantaran kerumunan demontrasi. Adu pendapat di medsos dmkn marak. Nyaris bangsa ini ter-petak2.

Era beda pendapat telah berlalu kini kita bersama harusnya bersatu menuju yg di tuju yaitu masyarakat adil dalam kemakmuran, makmur dengan keadilan. Aman tentram dengan kebahagian, dapat menjalankan perintah agama dengan leluasa.

Harapan kita semua tentunya, bertitik tolak di tahun ke 74 kemerdekaan ini, mulai tertata kembali masyarakat tata tentram adil makmur dibawah ridha Allah.

Teringatlah kita dg warning Allah di surat An-Nahl 112.
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَا نَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَا نٍ فَكَفَرَتْ بِاَ نْعُمِ اللّٰهِ فَاَذَا قَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُـوْعِ وَا لْخَـوْفِ بِمَا كَا نُوْا يَصْنَعُوْنَ
"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat."

Seluruh anak bangsa sebaiknya berhati-hati jangan sampai mengingkari nikmat2 Allah. Agar tdk tertimpa seperti di ujung ayat dikutip di atas.
Perwujudan tidak mengingkari nikmat Allah adalah setiap anak bangsa hrs taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Tidak ada lagi korupsi, memumpungkan jabatan. Perilaku taqwa harus dimiliki pejabat dan rakyat.

DIRGAHAYU Republik Indonesia di kemerdekaan ke tujuh puluh empat.
Mudah2 kemerdekaan dapat dipertahan sampai kiamat. Indonesia secara kesuluruhan tetap berdaulat .
Tidak terjajah oleh bangsa lain dalam bentuk apapun yg mereka buat.

Aamiin.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment