Thursday 26 January 2023

PERTIKAIAN MANUSIA

Manusia dengan manusia, seyogianya hidup berdampingan secara damai, karena setiap manusia dalam menjalani hidup harus saling tolong menolong. Manusia satu berkepentingan dengan manusia2 lain. Yang terjadi, selama dunia berkembang hampir tidak pernah aman dengan pertikaian antar manusia, pertikaian antara bangsa di berbagai belahan dunia. Terakhir ini sejak akhir Februari 2022 sampai hari ini, ketika kuturunkan artikel ini perang Ukraina- Rusia, belum ada tanda2 akan berakhir. Pertikaian antar manusia ini dari zaman ke zaman sesuai seperti sinyalemen para Malaikat, ketika Allah berfirman akan menciptakan manusia. Malaikat berkomentar di ayat 30 Al-Baqarah; أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ………………." “………….Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah”……………………….”, Malaikat berkomentar bukan karena mereka mengetahui apa yang bakal terjadi, karena sesuatu yang bakal terjadi hanya Allah yang mengetahui. Rupanya para Malaikat sudah pernah menyanyaksikan kejadian manusia juga, sebelum Adam nenek moyang kita. Hamka dalam tafsir Al-Azhar Jus I halaman 168 – 169 menulis, bahwa sebelum Adam nenek moyang kita diciptakan Allah. Telah pernah diciptakan Allah sebanyak 30 Adam sebelumnya. Jadi Adam nenek moyang cikal bakal kita ini, adalah Adam yang ke 31. Jarak antara satu Adam dengan Adam yang lain 1.000. tahun. Tiga puluh Adam 30.000 tahun. Selanjutnya diceritakan 50 ribu tahun lamanya bumi ini rusak binasa, kemudian ramai lagi 50 ribu tahun, barulah di ciptakan Allah, Adam ke 31 asal muasal kita semua. Dengan demikian Malaikat sudah pernah menyaksikan bagaimana tabiat manusia yang lalu-lalu yang pernah tercipta 30 Adam sebelum Adam nenek moyang kita. Rupanya dapat kita buktikan sampai sekarang, urusan bermusuh-musuhan sampai bunuh-bunuhan bukan saja perilaku orang tua, mulai dari anak sekolah,…., tanpa sebab yang jelas berkelahi, disebut tawuran. Antar kampung bakar-bakaran rumah, bunuh bunuhan hanya sebab sepele yang tidak materiil dan prinsip. Eeee anggota dewan yang terhormat, bukan saja di negeri kita, di negeri yang katanya sudah majupun mereka mempertontonkan adu mulut yang berlanjut dengan adu otot. Begitulah dunia ini, tiap waktu tiap tahun tak pernah sepi dari kerusuhan dan peperangan. Pernah terjadi perang dunia kesatu dan kedua. Terbukti sinyalemen Malaikat itu terbukti memang akhirnya Adam terusir dari surga dan Allahpun berfirman di Al-Baqarah ayat 36: بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ……….” “……..sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain,…...”.Dengan demikian kenyataan yang terlihat sekarang sampai kiamat nanti (insya Allah) pertikaian antar manusia tak akan berhenti. Faktor penyebabnya antara lain adalah: 1. Perbedaan Pendirian dan Keyakinan. 2. Perbedaan Kebudayaan. 3. Perbedaan Kepentingan. PERBEDAAN PENDIRIAN dan KEYAKINAN. Masing2 individu diciptakan Allah dengan kekhususan sendiri, berbeda manusia satu dengan manusia lainnya, kendatipun terlahir kembar identik. Sekelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya masing2 membawa karakter khusus yang berbeda, begitu juga antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain memiliki perbedaan nilai, perbedaan pandangan hidup. Maha benar Allah dalam Al-Qur’an menjelelaskan bahwa Allah memang tidak menciptakan manusia dalam satu umat, dapat disimak misalnya pada surat: Al-Maidah 48, Yunus 19, An Nahl 93 dengan berbagai konteks dari ayat2 tersebut. وَلَوْ شَآءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وٰحِدَةً وَلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتٰىكُمْ  ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِ  ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُون “……..Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. ……….”(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 48) وَمَا كَانَ النَّاسُ إِلَّآ أُمَّةً وٰحِدَةً فَاخْتَلَفُوا  ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْ فِيمَا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ "Dan manusia itu dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidak karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu, pastilah telah diberi keputusan (di dunia) di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu." (QS. Yunus 10: Ayat 19). وَلَوْ شَآءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وٰحِدَةً وَلٰكِنْ يُضِلُّ مَنْ يَشَآءُ وَيَهْدِى مَنْ يَشَآءُ  ۚ وَلَتُسْئَلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ "Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Tetapi, kamu pasti akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan." (QS. An-Nahl 16: Ayat 93) Pertikaian juga dapat berbentuk pemusnahan simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tidak disetujui. Seperti dikemukakan di atas karena tidak ada satu pun individu yang memiliki karakter yang sama. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan pendapat, perbedaan tujuan, dan perbedaan keinginan menjadi tidak terelakkan. 2. PERBEDAAN BUDAYA. Faktor penyebab terjadinya pertikaian di masyarakat yang selanjutnya adalah perbedaan kebudayaan. Perbedaan ini tidak hanya menimbulkan pertikaian antar individu seperti sebelumnya, namun dapat menjadi pemicu pertikaian antar kelompok pula. Pola-pola kebudayaan yang beragam di tiap kelompok dapat menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-pola perilaku yang berbeda pula di kalangan khalayak kelompok yang luas. Dampak panjangnya, perbedaan kebudayaan ini bisa melahirkan sikap membandingkan budaya yang dianut dengan budaya yang digunakan kelompok orang lain. Atau, sikap yang ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa kelompoknya paling baik. Sikap ini juga menjadi buntut panjang dari terciptanya pertikaian antar pengguna budaya. 3. PERBEDAAN KEPENTINGAN, Perbedaan kepentingan juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pertikaian di masyarakat. Karena adanya tujuan kepentingan yang berbeda-beda, memicu kelompok-kelompok akan bersaing untuk memperebutkan kesempatan dan sarana. Masalahnya bagaimana mengelola berbedaan itu, sehingga tidak menimbulkan pertikaian. Sebagai ummat beragama khususnya agama Islam untuk mengelola perbedaan diberikan petunjuk oleh Allah apabila terdapat selisih pendapat merujuklah kepada ayat 59 dari surat An-Nisa: يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِى الْأَمْرِ مِنْكُمْ  ۖ فَإِنْ تَنٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْأَاخِرِ  ۚ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 59). Sebagai warga negara dalam berbangsa dan bernegara, potensi2 pertikaian, tentunya masing2 anak bangsa harus tunduk dengan ketentuan undang2 dan peraturan yang berlaku. Semoga Allah menuntun kita semua agar dapat mengelola perbedaan2 untuk menjadi lebih erat dalam persatuan. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 5 Rajab 1444H - 27 Januari 2023. (1,096.01.23)

No comments:

Post a Comment