Wednesday 25 January 2023

Musuh, diri Sendiri

Pkl 08.05 kusudah tiba di RS poli Bedah, kontrol rutin bulanan penyakit lansia. Sampai pkl 12 belum juga dpt nomor. Untunglah waktu tunggu ini dpt kuisi dg menulis artikel ini, sehingga tdk bgt membosankan. Ketika itu diriku tinggal di suatu kota, (bukan tanah kelahiranku). Rumah type M 70 yg kubeli mencicil program BTN, waktu itu agar lbh nyaman ditempati, harus sedikit di renovasi, dihalaman belakang msh tersedia tanah kosong lbh luas dari bangunan induk. Depan rumah blm berpagar, tetangga kiri kanan blm berbatas tembok. Untuk merenovasinya ku menggunakan tukang lokal. Kuperhatikan, tukang itu waktu ganti pakaian kerja, kuliat ybs membawa dua senjata tajam dibungkus kain disisipkan di pinggang depan dan belakang. Kutanyakan; ...... ybs menjelaskan bahwa dianya punya musuh. Senjata untuk ber-jaga2 bila ketemu di jalan, misalnya di pematang tanggul pembatas sawah. Rumah musuhnya bertetanggaan kampung. Hampir sebulan tukang membenahi rumahku, suatu ketika kusarankan ybs untuk pindah ke kota lain yg jauh, agar dpt menghindari ketemu musuh. Agaknya saranku ini diterima ybs, diapun masih lajang, nanti upah kerjanya buat ongkos pindah ke pulau lain, dimana ada saudara sepupunya sdh lama netap disana. Budaya setempat, ketika itu 40 tahunan lalu, selalu diselesaikan dg kekerasan sering berujung korban jiwa. Semoga sekarang sdh tidak lagi. Dari kisah nyata ini, dpt dipahamkan bahwa musuh dari luar diri seperti case diatas dpt di ikhtiarkan untuk menghindar dg menjauh dari tempat musuh. Musuh yg paling berat buat manusia adlh musuh diri sendiri. Bila orang lain marah kepada diri kita, kita dpt pergi, tetapi kalau kita sendiri yg marah, kita tak dpt pergi dari marahnya kita. Musuh diri sendiri itu adlh "hawa nafsu' jika tak dapat dikendalikan, hawa nafsu akan menjadi musuh besar manusia yang dapat membawa ke jurang kehancuran di dunia dan akhirat. Contoh; korupsi karena hawa nafsu, ingin meraup harta dunia. Begitu juga berbagai kejahatan seksual dan bbrp jenis kriminal lainnya, penyebabnya adalah musuh diri sendiri berupa hawa nafsu. ".....وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ............." ".......dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah........". (QS 38 = Saad ayat 26). Wasiat di ayat di atas memang ditujukan untuk nabi Daud dalam konteks memutus perkara, tetapi inti pokoknya buat manusia sampai kini, janganlah hawa nafsu membuat diri jadi salah mengambil langkah dalam memenuhi kebutuhan hidup, dalam berinteraksi di masyarakat. Musuh abadi berupa hawa nafsu (jahat) sebagai penggoda diri berbuat maksiat. Diri kita sangat sulit untuk menghindari hawa nafsu jahat, karena melekat inherent pada masing2 manusia. Nabi Yusuf saja sbg seorang Nabi, mengakui bahwa didirinya tersisip hawa nafsu, konon lagi kita2 ini sbg manusia biasa. وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ  ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ ۢبِالسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ  ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ "Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang."" (QS. Yusuf 12: Ayat 53). Yang menjadi penting dlm menghadapi musuh berupa hawa nafsu adlh bgmn mendptkan hawa nafsu yg diberi rahmat oleh Allah. Untuk mendptkan hawa nafsu yg dirahmati Allah tsb., setiap kali datang musuh berupa hawa nafsu (jahat) laksanakanlah perintah Allah seperti dlm surat Al-A'raf ayat 200 dan 201 seperti dikutip dibawah ini: وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ  ۚ إِنَّهُۥ سَمِيعٌ عَلِيمٌ "Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 200) إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طٰٓئِفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُّبْصِرُونَ "Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya)." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 201). Kata kuncinya adalah taqwa kpd Allah mrpk senjata ampuh melawan musuh diri sendiri berupa hawa nafsu jahat. Semoga Allah sll melindungi kita dari korban mengumbar hawa nafsu jahat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 3 Rajab 1444 H. 25 Januari 2023. 1.095.01.23.

No comments:

Post a Comment