Tuesday 24 January 2023

KeSOMBONGan

Kesombongan adalah suatu perangai yang didorong oleh perasaan dari dalam diri seseorang. Walau perangai ini tidak disukai setiap orang, termasuk orang yang sombongpun tidak suka dengan orang lain yang sombong. Sesama sombong saja saling membenci. Sombong bukan hanya milik orang kaya, orang pintar, orang berpangkat tinggi, orang kuat gagah perkasa, tetapi dapat juga melekat pada orang biasa saja bahkan orang yang serba kekuranganpun dapat mengidap kesombongan. Yang diangkat ditulisan ini dibatasi kesombongan yang disebabkan: 1. Merasa diri lebih dari orang lain. 2. Merasa diri orang terpandang. 3. Merasa diri paling benar. Adapun kesombongan buat orang yang serba kekurangan yang penyebabnya adalah tidak mau menerima kebenaran lebih baik dimuat ditulisan khusus. MERASA DIRI lebih DARI ORANG LAIN. Indikasi bahwa diri seseorang “merasa diri lebih dari orang lain”, bilamana seseorang merasa paling pintar, merasa paling mampu. Mempunyai kekayaan. Orang yang merasa pintar, tidak mau kalah dalam berpendapat dengan orang lain. Dalam adu argumentasi dalam dialog, jangankan kalah, seri saja tidak mau. Dalam perbincangan, cerita apa orang lain, mesti ditindihnya dengan cerita darinya yang lebih menarik. Orang yang merasa mampu, seolah-olah tanpa bantuan, tanpa peran orang lain ybs sudah dapat mengatasi semua masalah hidupnya. Padahal manusia memerlukan orang lain, karena diciptakan Alllah dalam keadaan lemah. وَخُلِقَ الْاِنْسَانُ ضَعِيْفًا karena manusia diciptakan (dalam keadaan) lemah.”(QS. An Nisa’: 28) Orang yang memiliki kekayaan yang berlimpah, kadang diikuti kesombongan, ybs memandang rendah orang yang kekayaannya dibawahnya, apalagi orang miskin. Padahal bila Allah menghendaki kekayaan yang begitu banyak dapat musnah seketika. MERASA DIRI TERPANDANG. Indikasi diri seseorang “merasa diri orang terpandang”, antara lain, bilamana seseorang di dalam masyarakat minta ditempatkan pada posisi yang spesial. jJka berada dalam majelis minta ditempatkan pada tempat khusus yang tidak sama dengan orang kebanyakan. Kalau orang memberikan kata sambutan misalnya, yang bersangkutan akan merasa tersinggung bila tidak diucapkan oleh orang yang memberi sambutan kata-kata khusus yang menghormati dirinya. MERASA DIRI PALING BENAR. Indikasi diri seseorang sombong dengan pembawaan “merasa diri paling benar”, diantaranya akan terlihat bila dalam diskusi, atau dalam berdialog sesama rekan atau kelompok, pokoknya pendapat dirinya tidak dapat dibantah, dirinya tidak pernah keliru, tidak bersedia menerima kritik. Dalam setiap keadaan dianya paling lebih, merasa paling benar. Misalnya sifat ini melekat pada seorang ustadz, jika dia mendengarkan ustadz lain berceramah, dia akan memberikan komentar setidaknya dalam hatinya bahwa apa yang dikemukakan ustadz lain itu kurang tepat, kurang benar seharusnya begini, seharusnya begitu dan seterusnya. Analog dengan itu demikian juga dapat dipersamakan dengan profesi lainnya. Nabi Muhammad mengingatkan bahwa: “tidak akan masuk surga orang yang memiliki perasaan takabur (sombong) dalam hatinya walaupun hanya sebesar debu saja”. عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ كِبْرٍ وَلَا يَدْخُلُ النَّارَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ خَرْدَلَةٍ مِنْ إِيمَانٍ قَالَ أَبُو دَاوُد رَوَاهُ الْقَسْمَلِيُّ عَنْ الْأَعْمَشِ مِثْلَهُ Dari Alqamah dari Abdullah ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi, dan tidak akan masuk ke dalam neraka orang yang dalam hatinya terdapat keimanan sebesar biji sawi” (HR. Abu Daud :3568). Menyimak indikasi sombong dan peringatan dari nabi Muhammad saw di atas, rupa-rupanya setiap diri kita rentan dihinggapi penyakit sombong itu. Barangkali dihati kita bukan hanya sebesar debu tetapi mungkin kesombongan itu sudah lebih besar dari hati kita sendiri. Allah memerintahkan kepada seluruh malaikat untuk bersujud kepada Adam, tetapi kesombonganlah yang membuat iblis, karena merasa lebih baik asal usulnya ketimbang Adam yang asal usulnya dari tanah. Kalau begitu kesombongan iblis itu termotivasi dari perasaan diri lebih, kurang lebih sama dengan dorongan sifat sombong yang dimiliki manusia di dunia sejak dahulu sampai sekarang dan bahkan sampai nanti. Allah berfirman dalam di surat An Najm ayat 32. . ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلْ أَرْ ضِ وَإِذْ أَنتُمْ أَجِنَّةٌ فِى بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ Artinya: "…………….Dia mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka jangan lah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa." Semoga Allah memeliharakan diri kita semua dari sifat kesombongan, dalam kondisi apapun, sehingga tidak terkena sanksi seperti hadits yang dikutip di atas. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 3 Rajab 1444H - 24 Januari 2023. (1,094.01.23)

No comments:

Post a Comment