Monday 21 March 2022

Kasih Sayang Bunda

"Ini abangmu mesti ndak dapat makanan, buah2an semewah kita ini", ujar seorang Ibu kepada anak bungsu perempuannya dan mantunya yang berjamaah terpisah dengan anaknya dan 2 cucu lelakinya di Masjid Nabawi berbuka puasa Ramadhan 22 tahun silam. Sambil berucap itu, dengan cekatan tangan beliau memasukkan buah2an, dan aneka juadah ke dalam tas tenteng. Sesampai dihotel “Royal Andalus” langsung diletakkan di meja kamar anak lelakinya gabung sekamar dengan 2 cucu lelakinya. Ibu itu berujar kepada anak lelakinya "itu buah2an dan kue2 untukmu tadi dari masjid". Untuk menjaga perasaan beliau segera si anak lelakinya itu makan, sebelum berangkat lagi shalat Isya. Keluarga dengan 6 orang ini, terdiri dari 3 perempuan dan 3 lelaki dapat kamar hotel kamar dempet, dimana kedua kamar terhubung. Begitulah kasih sayang seorang ibu tidak pernah surut, walau anaknya sudah tua. Anak di mata sang ibu masih seperti yang dulu, walau anak sulungnya waktu itu sudah beristri dan beranak dua sudah duduk di kelas 2 dan kelas 3 SMA, ikut serta dalam “umrah Ramadhan” tsb. Kasih sayang Bunda tersebut pas benar seperti dikemukakan Rasulullah Muhammad saw bahwa Allah menciptakan 100 rahmat. Satu persen diberikan Allah kepada seluruh makhluk yang ada di bumi, yang dahulu, yang kini dan yang akan datang. عن أَبَي هُرَيْرَةَ، قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏ "‏ جَعَلَ اللَّهُ الرَّحْمَةَ مِائَةَ جُزْءٍ، فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ جُزْءًا، وَأَنْزَلَ فِي الأَرْضِ جُزْءًا وَاحِدًا، فَمِنْ ذَلِكَ الْجُزْءِ يَتَرَاحَمُ الْخَلْقُ، حَتَّى تَرْفَعَ الْفَرَسُ حَافِرَهَا عَنْ وَلَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ “Allah telah menciptakan rahmat yang terbagi atas 100 bagian. Di akhirat ada 99 dan Allah menahannya hingga hari akhir. Sedangkan satu bagian Allah turunkan di dunia. Maka dengan satu bagian di dunia setiap makhluk seluruh alam semesta berkasih sayang saling mencintai. Sehingga seekor kuda pun atas rahmat Allah seketika mengangkat kakinya karena khawatir dirinya menginjak sang anak kuda ketika berada di bawahnya.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah RA) Dalam kasus yang kuangkat mengenang kasih sayang Almarhummah seorang Ibu ini, merupakan wujud kasih sayang pada umumnya Ibu-Ibu kepada anak2 mereka, beliau terdorong insting, naluri keibuannya, repot2 mengambilkan makanan yang dihidangkan di masjid, khawatir anak2 yang jauh dimatanya tidak mendapatkan makanan seperti itu. Padahal, jemaah laki2 pun tak kurang mewahnya makanan dan buah2an, madu, susu dan aneka minuman yang lezat, disediakan keluarga orang berduit menjelang buka puasa. Agaknya mereka termotivasi dengan hadist, Rasulullah Muhammad: مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِمْ ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun juga.” (HR. Tirmidzi, Ibn Majah). Di Masjid Nabawi maupun di Masjidil Haram pada saat2 puasa Ramadhan begitu mewah makanan berbuka yang tersedia. Para penyedia makanan tsb. menggelar kain putih sepanjang shaf dialas plastik. Aneka makanan aneka buah aneka minuman sudah siap beberapa waktu sebelum adzan maghrib. Para jamaah sudah dipapak sejak masuk masjid oleh crew "pemilik shaf iftar", untuk duduk di shaf mereka. Agar nanti saat berbuka nyantap makanan/minuman/buah2an mereka….. Kagum akan kegesitan petugas kebersihan masjid bekerja sama dengan pemilik shaf "iftar", begitu “iqamah”,.……., langsung plastik digulung ke arah pinggir shaf, petugas kebersihan langsung memasukkan ke tempat sampah. Cuma yang kasihan terhadap makanan, baik yang tidak habis dimakan/diminum maupun yang masih utuh ikut tergulung masuk ke tempat sampah. Ternyata kasih ibu tak pernah putus, walau anaknya yang sudah beranak dua itu tidak lagi terbilang muda. Seorang Ibu tetap saja memandang anaknya masih anak2. Bila dianya makan enak, pikirannya senantiasa terus memikirkan anak2nya dalam keadaan itu yang berada dekatnya. Pikiran demikian ini sudah terpola mendasar di dalam diri setiap ibu, kendatipun sampai anak2 mereka sdh bercucu. Tak heran seorang Istri Ustadz, karena si Ustadz hampir saban hari dititipi makanan dalam kotak (enak2), dari tempat pengajian. Istri sambil nyantap makanan enak2 itu bergumam kepada suaminya “kita tiap hari makan enak2, bagaimana anak2 kita di pesantren???”. Tentu figur ibu yang dikisahkan, mempunyai kasih sayang kepada anak2 mereka. Kasih sayang induk ayam yang melindungi anak2 mereka juga seluruh hewan kepada anak2 mereka menyerap 1% rahmat Allah seperti hadits di atas, adalah Ibu2, Induk2 hewan yang “Normal”. Dalam kenyataan ada juga terjadi seorang Ibu yang tega menganiaya anak mereka, dalam kenyataan ada juga kucing jantan yang membunuh anak mereka, kasus seperti ini “diluar normal”. Atas kasih sayang ORTU, itulah sebabnya Allah memerintahkan kepada manusia di dalam surat 46 = Al-Ahqaf ayat 15: وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسَا نَ بِوَا لِدَيْهِ اِحْسَا نًا "Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya......." Namun kita tak kan sanggup membalas kasih sayang kedua ORTU kita terutama Bunda walau kesenangan bagaimanapun kita hadirkan kepada beliau semasa hidupnya. Guna membalas kasih sayang ayah dan bunda selama keduanya masih ada, berbhaktilah kepada mereka semaksimal mungkin, jangan sakiti perasaan mereka. Karena seorang anak pada dasarnya tidak bisa membalas jasa kedua orang tuanya, seperti dijelaskan dalam hadits berikut: لَا يَجْزِي وَلَدٌ وَالِدًا، إِلَّا أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ "Seorang anak tidak akan mampu membalas orang tua kecuali ia menemukan orang tuanya jadi budak lalu ia membelinya kemudian memerdekakan." (HR Muslim). Dalam hal mereka telah “berpulang” hendaklah saban waktu shalat kita mendo’akan اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا "Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن M. Syarif Arbi. Jakarta, 19 Sya’ban 1443 H. 22 Maret 2022. (914.03.22)

No comments:

Post a Comment