Monday 14 March 2022

IMAN kepada yang GHAIB

6 (enam) identitas taqwa, 3 (tiga) tampak lahir dan 3 (tiga) tak kasat mata. Yang kasat mata dapat dilihat, diketahui orang lain. 3 Identitas tampak lahir, telah dimuat ditulisan sebelum ini. Identitas yang sekaligus sebagai ciri orang taqwa yang 6 (enam) tersebut yaitu: 1. Tidak meragukan Al-Qur’an., 2. Beriman kepada yang ghaib., 3. Mendirikan shalat., 4. Zakat, infak, sedekah., 5. Mengimani nabi2 dan kitab2., 6. Yakin akan akhirat. Ciri-ciri atau identitas orang Taqwa tersebut diungkapkan Al-Qur’an surat Al-Baqarah 2, 3 dan 4. ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ  ۛ فِيهِ  ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُونَ وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْأَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ "Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa," (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat." Dari enam ciri tersebut, 3 secara bathin (tak kasat mata), hanya Allah yg sungguh2 mengetahui, dan mungkin individu ysb dapat merasakan. Ciri taqwa tak kasat mata atau "taqwa bathin" itu adalah: 1. Beriman kepada yang ghaib. 2. Beriman kepada nabi2, rasul2 dan kitab-kitab. 3. Yakin hari akhirat Di ruang terbatas pada kesempatan ini ditelusuri identitas “taqwa bathin", tentang “beriman kepada yang ghaib” saja. BERIMAN KEPADA YG GHAIB. Bahwa diri kita, sekeliling kita penuh dengan contoh2 hal yang ghaib. Sangat tidak masuk akal jika orang tak percaya akan adanya yang ghaib. Diri ini sebelumnya tiada. Dengan demikian sesungguhnya diri ini “makhluk ghaib yang diberi bungkus” berupa jasad. Setelah unsur ghaib diri ini meninggalkan jasad, maka kembalilah diri ini ke makhluk ghaib lagi. Bungkus jasad tanpa Roh, tidak lagi berdaya, segera akan luluh lapuk tinggal rangka, bila lama tak di kubur akan membusuk. Roh adalah sesuatu yang ghaib, Allah berfirman: وَيَسْــئَلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِ ۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَاۤ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا "Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh, katakanlah, "Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit”. (QS. 17 = Al-Isra', ayat 85) Di sekeliling kita, juga dipenuhi hal2 yang ghaib, betapa gelap gulitanya malam bila tidak diterangi listrik. Bukankah listrik adalah sesuatu yang ghaib?. Arus listrik yang ghaib itu masuk ke bola lampu sanggup menerangi sebuah lapangan sepak bola, sehingga dua kesebelasan enak berlaga di malam hari. Sedang menulis di Lap Top seperti sekarang, alangkah kecewa bila tiba2 arus listrik terhenti padahal belum sempat di “save”. Arus listrik itu tak tampak oleh mata, tapi dirasakan begitu banyak manfaatnya buat ummat manusia. Salah satu peneliti listrik yang terkenal adalah Benjamin Franklin. Dia adalah ilmuwan dari Amerika. Pada tahun 1752, Franklin melakukan percobaan menerbangkan layang-layang dengan kunci besi ke langit yang sedang banyak petir. Petir menyambar kunci besi tersebut dan memercikkan api kecil. Percikan tersebut mengenai punggung tangannya. Oleh karena itulah ia yakin bahwa itu adalah listrik. “Kilat”, mengiringi “Petir” salah satu tanda2 kekuasaan Allah yang bermuatan listrik, merupakan sesuatu yang ghaib, memberi inspirasi manusia memanfaatkannya untuk kemudahan kehidupan yang kita nikmati sampai kini, هُوَ الَّذِى يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ "Dialah yang memperlihatkan kilat kepadamu, yang menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia menjadikan mendung." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 12) Belum lagi kita saksikan angin puyuh yang sanggup memporak porandakan sebuah kampung. Siapakah yang dapat melihat angin?, tapi dapat menyaksikan bagaimana kerjanya angin kalau dianya mengganas. وَأَرْسَلْنَا الرِّيٰحَ لَوٰقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَأَسْقَيْنٰكُمُوهُ وَمَآ أَنْتُمْ لَهُۥ بِخٰزِنِينَ "Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya." (QS. 15 = Al-Hijr ayat 22). Semoga Allah memeliharakan “iman kita kepada yang ghaib” serta identitas taqwa kita secara lahir dan bathin. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن M. Syarif Arbi. Jakarta, 10 Sya’ban 1443 H. 14 Maret 2022. (910.03.22)

No comments:

Post a Comment