Tuesday 18 January 2022

PEMBANGKANG

Di tulisanku nomor 887 sebelum yang sekarang ini , berjudul "Pembantah". Mirif dengan judul yang sekarang "Pembangkang". Benang merah pembeda kedua terminologi ini: Pembantah merupakan sifat manusia menolak sesuatu, dengan ucapan, membela diri, membenarkan diri meskipun udah jelas salah. Pembangkang adalah sifat manusia, kadang tdk diutarakan dg kata seperti halnya " Membantah", tapi langsung tidak melaksanakan sesuatu yg harus dikerjakan/dilaksanakan tetapi dianya tidak berkenan. Boleh dikata "membangkang" adlh "membantah diam2 secara sengaja" Pembangkangan dpt berupa: 1. Pembangkangan thdp ketentuan yg ditetapkan manusia. 2. Pembangkangan thdp ketentuan agama. Keterbatasan ruang, titik berat atikel ini dibatasi pada pembangkangan thdp ketentuan agama yg dpt dibagi 2 (dua), yaitu pembangkangan thdp perintah dan pembangkangan thdp larangan. Tidak kurang dari 100 perintah dan larangan Allah yg dimuat dalam Al-Qur'an. Artikel ini tdk bermaksud mengurai 100 perintah dan larangan Allah tsb, tetapi mencoba melihat hakikat perintah dan larangan itu, yakni agar manusia menjadi hamba Allah yg taqwa. Hamba Allah yang berhasil secara maksimal meninggalkan semua larangan Allah, secara maksimal pula menjalankankan perintah Allah, mereka itulah terkelompok hamba Allah yg "mendekati taqwa". يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوٓا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجٰهِدُوا فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung." (QS. 5 Al-Ma'idah ayat 35). Diistilahkan "mendekati taqwa", karena hampir dipastikan, tidak ada manusia selain nabi dan rasul yg secara total telah berhasil menjauhi semua larangan Allah, tidak seorang manusiapun selain nabi dan rasul yg dpt melaksanakan seluruh perintah Allah. Oleh karena itulah setiap Jum'at khatib wajib mengajak jamaah meningkatkan "taqwa", sebab taqwa masing2 jamaah termasuk khatib belumlah sempurna. Dengan setiap hari, se-kurang2nya saban Jum'at dpt refreshing ajakan untuk taqwa dlm artian tidak "MEMBANGKANG", thdp perintah dan larangan Allah, insya Allah setiap diri akan ber-angsur2 menuju pendekatan diri kepada Allah menuju taqwa. Bila telah diusahakan optimal, dimiliki semampunya maka janji Allah bagi orang2 yg taqwa akan memperoleh 8 reward (anugerah) yg disediakan Allah; 4 di dunia dan 4 di akhirat. Di dunia: 1. Anugerah Jalan keluar. Setiap manusia sering dihadapkan ke berbagai masalah dalam kehidupan ini, yang kadang-kadang sepertinya sudah tidak sanggup untuk mengatasinya. Tidak ada orang yang dapat membantu meskipun hanya sekedar dimintai nasihat, atau pendapat. Pada saat sudah sampai ke jalan buntu itu, orang yang taqwa oleh Allah akan diberikan jalan keluar, ada saja suatu kondisi yang terjadi yang merupakan jalan keluar. seperti dikemukakan Allah dalam (surat 65; At-Talaq ayat 2) وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya," 2. Anugerah berupa rezeki yang tak disangka-sangka. Terutama buat sebagian besar orang yang hidupnya pas-pasan. Rezeki yang diterima bulanan boleh dikata telah ada takarannya. Gaji sekian, uang lembur sekian dan kalau SPD rata-rata sekian. Dari pemasukan yang teratur dan terukur itu, telah dianggarkan untuk sederet keperluan dan Alhamdulilah pas-pasan. Jika tiba-tiba ada keperluan mendadak, misalnya ada anggota keluarga yang sakit. Atau ketika keperluan masuknya anak sekolah yang begitu besar memerlukan dana. Pemasukan dan tabungan serba sedikit sudah tidak lagi meng-cover (menutupi keperluan). Insya Allah janji Allah kepada orang yang taqwa akan dipenuhi oleh Allah, ada saja rezeki yang tidak terduga-duga datang, untuk memenuhi keperluan tersebut. seperti dijanjikan Allah pada: وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ "Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya". (At-Talaq ayat 3) 3. Anugerah dicukupkan keperluan. Hidup di dunia ini, atas kehendak Allah, tidak seorangpun diantara kita yang mengajukan permohonan untuk hidup di dunia ini. Sesungguhnya Allah telah siapkan semua keperluan kita sebelum kita dilahirkan. Sebagai bukti konkrit, bahwa sesaat setelah kita dilahirkan ibu, langsung air susu ibu tersedia untuk makanan awal si bayi. Sebelum kita lahir air susu ibu belum siap. Bila setiap individu menyadari ini, bertawakal dan bertaqwa, Allah akan mencukupkan setiap keperluannya dalam menjalani kehidupan ini. Hanya saja banyak diantara kita, anugerah pemberian Allah senantiasa dianggap tidak cukup tetap saja tidak puas. Referensi jaminan Allah tersebut dapat kita baca pada ayat 3 surat At-Talaq وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ "Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya". 4. Anugerah dimudahkan segala urusan. Manusia sebagai mahluk sosial, berinteraksi sesama disebut masyarakat. Untuk mengelola kehidupan bermasyarakat itu tersusun berbagai aturan dan ketentuan. Sudah wajar bahwa dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat tersebut, banyak persoalan dan urusan yang harus diselesaikan, repotnya dalam berhubungan dengan manusia, kadang baik menurut kita belum tentu baik menurut orang lain, sesuatu yang seharusnya mudah saja, tapi kadang banyak orang untuk menyelesaikannya demikian berliku-liku. Apalagi di negeri tercinta ini kadang banyak prosedur yang sering tak masuk logika, seharusnya mudah menjadi sulit. Banyak orang bersemboyan, kalau dapat dipersulit mengapa dipermudah. Insya Allah bagi orang yang taqwa janji Allah وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مِنْ أَمْرِهِۦ يُسْرًا "Dan barang -siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya". (At-Talaq ayat 4) Selanjutnya orang Taqwa akan mendapatkan reward buat nanti ketika di akhirat yaitu: 1. Penghapusan kesalahan-kesalahannya dan dilipat gandakan pahala. Tidak seorang manusiapun yang luput dari perbuatan dosa, apakah kecil atau besar, apakah sengaja, maupun tidak sengaja. Oleh karena itu bila tidak dihapuskan Allah segala dosa, maka kita akan menghadap kepada Allah kelak dalam lumuran dosa. Sementara itu pahala dari kebaikan kita, kalaulah hanya apa adanya, niscaya tak akan sanggup mengimbangi dosa kita. Orang yang taqwa oleh Allah pahalanya dilipat gandakan, dengan demikian diharapkan akan imbang dan dapat meng cover dosa-dosa yang dilakukan. Hal ini terungkap pada ayat ke 5 surat At-Talaq: وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِۦ وَيُعْظِمْ لَهُۥٓ أَجْرًا "dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya". 2. Kembali kepada Allah dengan hati yang puas, lagi diridhai Allah. Tidak ada satu agamapun yang memungkiri bahwa setiap orang hidup pasti akan mati, keyakinan ini termasuk bagi orang yang tidak beragama sekalipun. Tiap hidup pasti akan mati, menurut terminology agama (Islam), mati, kembali kepada Allah. Orang yang taqwa akan kembali kepada Allah dengan hati yang ikhlas, puas karena merasa telah cukup banyak membawa bekal dan telah dengan pasrah berserah diri kepada Allah. Orang yang demikian ini ketika kembali kepada Allah, diterima Allah dengan penuh keridhaan. Isyarat tentang hal itu dapat kita simak di ayat 28 surat Al Fajar: ارْجِعِىٓ إِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً "Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya." 3. Dikelompokkan Allah dalam jamaah sebagai hamba-hamba Allah. Bagi orang beriman dan bertaqwa, tidak ada kebahagian yang puncak, selain diakui oleh Allah sebagai hamba-Nya. Seperti halnya nabi Muhammad diakui oleh Allah sebagai hamba-Nya terungkap di awal surat Al-Isra “Mahasuci Allah telah menjalankan hamba-Nya”. Orang yang bertaqwa disejajarkan, terkelompok dalam jamaah “hamba Allah”, seperti terungkap di ayat 29 dari surat Al-Fajar فَادْخُلِى فِى عِبٰدِى "Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku," 4. Masuk ke dalam surga. Tujuan/dambaan setiap orang yang beriman adalah masuk ke dalam surga. Surga dijanjikan kepada orang taqwa, ditegaskan oleh Allah dalam ayat 30 dari surat Al-Fajar. وَادْخُلِى جَنَّتِى "dan masuklah ke dalam surga-Ku." Semoga semua pembaca, dan kaum muslimin dan muslimat yg tdk sempat membaca artikel ini, terbebas dari sifat "Membangkang", thdp ketentuan Allah. سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن M. Syarif Arbi. Jakarta, 14 Jumadil Akhir 1443 H. 18 Januari 2022. (888.01.22).

No comments:

Post a Comment