Tuesday 25 January 2022

BERBANGGA

Kemungkinan besar, sifat yang satu ini tidak dimiliki makhluk lain, selain manusia, yakni sifat “berbangga”. Kucing dengan bulu berbelang tiga, dianya barangkali tidak membanggakan diri kepada kucing abu2 polos. Saestu bahwa manusia sejak baru pandai ngomong aja, sudah tampak sifat suka berbangga. "Aku punya mainan yg...…... ", tutur si bocah kepada rekan sepermainannya, kadang sampai menceritakan spesifikasi mainan yang dibanggakannya itu, tak jarang sekalian disebutkan harganya sekian ….. juta, dibelikan Om saya. Giliran orang tua, senantiasa bangga bila anak2 atau cucu mereka berprestasi. Sering kali untuk dapat mengungkapkan hal yang dibanggakan, ditunggu slah pembicaraan guna dapat memasukkan omongan hal yg membanggakan tsb. Contoh dialog seorang ayah dengan temannya: A: Sudah di vaksin. B: Sudah 2 x, divaksin di puskesmas, anak saya sih divaksin di kantornya. Bapak “A” yg tau mengenai si anak pak B sejak kecil, sedikit agak kaget. A : Ooh sudah kerja rupanya si Boy, kapan lulus kuliahnya. B: Baru saja lulus akhir tahun, tapi mungkin karena dia lulus dengan Cum Laude, begitu lulus di tarik oleh kantor......... Nah pak “B” telah berhasil mengantarkan kebanggaannya tehadap anaknya ke pak “A”. Setidaknya tentang si Boy sudah bekerja dan lulus Cum Laude. Sifat ingin membanggakan diri ini banyak nilai positipnya, salah satunya memotivasi untuk berbuat se- baik2 nya sehingga diri atau keluarga punya nilai lebih dari orang lain, supaya dapat dibanggakan. Effek nya yang bersangkutan akan bekerja keras, tekun, untuk berusaha mencapai sesuatu setidaknya yang sudah dicapai orang lain. Misalnya kasus berbangga seperti ini: Terjadi dialog disambungan telepon kabel (sebelum era HP). C: Apa kabar .......... dstnya dialog saling ngomong. Tiba2,.......... D: Husst...... Husst..... Husst...... C: Ada apa tu.... seperti sedang memburu sesuatu...... D: Itu…….. ada ayam nakal, naik ke atas kulkas. Maklum waktu itu kulkas masih merupakan barang mewah. Si “D”, sekaligus ingin ngumumkan ke lawan bicara di tlpn, bahwa di rumahnya sudah punya kulkas. Dirinya tau bahwa si “C” belum punya kulkas. Bagi “C” ini pemicu diri untuk nabung atau ngredit kulkas. Ini kan berdampak positip. Kasus berikut: Tetangga tidak terima, lantas ngrumpi tentang tetangganya membanggakan anaknya barusan diterima kerja dg gaji Rp......... (tak masuk akalnya diluar standard pegawai baru masuk), naaah kalau sudah begini dampaknya kurang baik, membentangkan jalan orang berbuat dosa, yaitu ngrumpi. Keinginan kuat untuk berbangga, bukan saja milik orang awam, tetapi juga tak terkecuali para ustadz. Dalam ceramah misalnya berilustrasi, bagaimana dianya sebagai apa....……. (disuatu organisasi) cerita berceramah di....... ….. (tempat2 orang penting). Termasuk disebutkan kota2 di luar negeri pernah dianya berceramah. Begitulah secara kodrati sudah di tentukan Allah bahwa manusia bersifat suka berbangga: اعْلَمُوٓا أَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ ۢبَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْأَمْوٰلِ وَالْأَوْلٰدِ "Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling BERBANGGA di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan,....... " (QS: 57 = Al-Hadid 20) Berbangga adalah laksana paket melekat kepada diri manusia, susahlah kita mengelak untuk tidak berbangga, namun kiranya berbangga itu dapat dikelola, diikuti niat tidak menyombongkan diri. Berbangga hanya sekedar agar orang lain maklum. Siapa tau lantaran informasi dari kita yang sepertinya, se- olah2 "membanggakan diri itu", sahabat handai orang lain dapat mengambil manfaat (minta tolong ..... sesuatu yang terkait dengan yang dibanggakan itu). Mungkin sebagai acuannya boleh kiranya kita simak ayat yang bergandengan dengan membanggakan diri yaitu didahului "sombong". إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri," (QS. 4 = An-Nisa' ayat 36) dan....... إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (QS. 31 = Luqman ayat 18). Sombong diikuti bangga diri, mengaku lebih baik, menyebabkan murka Allah kepada syaitan. قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ  ۖ قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِنْ نَّارٍ وَخَلَقْتَهُۥ مِنْ طِينٍ "(Allah) berfirman, "Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?" (Iblis) menjawab, "Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah."" (QS.7 = Al-A'raf ayat 12) قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصّٰغِرِينَ "(Allah) berfirman, "Maka, turunlah kamu darinya (surga); karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina."" (QS. 7 = Al-A'raf ayat 13).. Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita, kalau berbangga bukan dengan maksud sombong. Dengan memilih konten yang dibanggakan, ada manfaatnya, misalnya orang lain; dengan hal yang kita banggakan itu dapat mengambil manfaat bila nanti mereka memerlukan. والله عالم بشواب .سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن M. Syarif Arbi. Jakarta, 21 Jumadil Akhir 1443 H. 25 Januari 2022. (892.01.22).

No comments:

Post a Comment