Sunday 9 January 2022

MENYIKAPI RISIKO

Manusia normal pasti takut terhadap risiko. Naluri manusia sadar maupun tidak sadar tetap berupaya menghindari risiko. Kendati semua orang paham bahwa ada risiko yang tidak dapat dihindari (seperti mati) semua orang pasti akan mati. Selanjutnya risiko yang ditakutkan oleh manusia umumnya yaitu: 1. Risiko Murni/fundamental. Adalah risiko yang tidak disengaja, misalnya kebakaran, pencurian, penggelapan, bencana alam. Untuk menghindari risiko ini manusia secara naluri berusaha melakukan pengamanan sebelum risiko itu datang. Dengan berhati-hati, waspada dan melakukan persiapan penanggulangan bila risiko itu datang juga. Ada risiko fundamental ini yang dapat dialihkan kepada pihak lain misalnya Kebakaran, Bencana Alam dengan menutup asuransi. Bila risiko itu terjadi jika sesuai syarat dan kondisinya, risiko tersebut akan diambil alih seluruhnya atau sebagian oleh pihak auransi. Bagi orang yang beriman risiko fundamental ini selain dengan berikhtiar, waspada dan boleh jadi juga dengan menutup asuransi, tetapi tetap dilengkapi dengan do’a menyerahkan segala sesuatunya kapada Allah sebagai penguasa alam semesta. Dengan mengimani bahwa tidak terjadi bencana apapun tanpa ijin Allah. مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ  وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (At-Taghabun 11) Semua yang terjadi adalah sudah ditentukan oleh Allah: مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (Al-Hadid 22) 2. Risiko statis. Risiko yang tidak ada hubungan dengan perkembangan ekonomi dan IPTEK misalnya: Risiko hari tua Risiko Kematian. Risiko hari tua membuat manusia menyiapkan diri dengan menghimpun harta, selagi muda atau bekerja disuatu institusi yang memberikan jaminan masa tua. Tidak sama keberuntungan setiap orang menerima risiko hari tua ini. Yang sama adalah masing-masing berupaya menyiapkan diri. Ada orang yang bernasib baik, harta dihimpunnya di masa muda dapat dinikmati di masa tua sampai akhirnya ia meninggal. Sementara anak keturunannya berbakti kepada orang tuanya. Dalam pada itu ada orang yang kurang beruntung, tak berhasil menghimpun harta di masa muda untuk masa tua dan jikapun punya anak keturunan kurang dapat pula berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Untuk menghadapi risiko hari tua dan hari sesudah mati itulah Allah mengingatkan buat orang beriman dalam surat Al-Hashr ayat 18: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Hari esok adalah hari sesudah hari ini terdiri atas: a. Hari esok di dunia, untuk diri dan untuk anak dan keturunan kita. وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 9) Dalam kaitan itu kita didik anak2 keturunan kita agar beriman yang kuat, karena kekhawatiran yang paling harus diperhatikan adalah kekhawatiran anak cucu kita kelak lemah dalam beriman. Jikalau anak2 kita lemah dari iman, biarpun mereka kaya berkecukupan ada harapan kekhawatiran kita akan risiko masa tua seperti disebut di atas, anak tidak berbakti, ujung2nya bukan mustahil masa tua awak berakhir di panti jompo. Dalam hal anak2 keturunan yang kuat iman-nya tarohlah mereka hidup pas2an mereka tetap yakin merawat ORTU adalah jalan menuju surga, insya Allah masa tua kita tidak di campang perenangkan. b. Hari esok, yang teramat penting adalah hari esok sesudah kehidupan dunia ini y.i. ketika kematian maka akan menghadapi risiko di alam akhirat. Persiapan hari esok, menghadapi isiko untuk akhirat itu adalah dengan mempersiapkan bekal sebaik-baiknya dan se banyak2nya untuk kehidupan akhirat dengan melaksanakan seruan Allah berikut ini: وَابْتَغِ فِيمَآ ءَاتٰىكَ اللَّهُ الدَّارَ الْأَاخِرَةَ  ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا  ۖ وَأَحْسِنْ كَمَآ أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ  ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْأَرْضِ  ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." (Al-Qasas ayat 77 ) 1. Kejar akhirat 2. Jangan lupakan dunia. 3. Berbuat baik. 4. Jangan membuat kerusakan dimuka bumi. Risiko mati itu pasti terjadi, semoga sisa usia ini dapat mempersiapkan se-baik2nya, se-banyak2-nya bekal untuk kehidupan sesudah mati tersebut dengan amal ibadah yang maksimal. سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن M. Syarif Arbi. Jakarta, 6 Jumadil Akhir 1443 H. 10 Januari 2022. (885.01.22).

No comments:

Post a Comment