Saturday 22 January 2022

MENYIKAPI GALAU

Bila pikiran sedang didera galau. Duduk-berdiri dirasakan risau. Makan-minum kadang tak hirau. Tingkah lakupun menjadi kacau. Galau terkena siapa saja. Wujud galau tidak terlihat. Tak peduli tua atau muda. Kondisi sakit maupun sehat. Galau dikalangan anak muda: Pelajar/Mahasiswa dg model kegalauannya sendiri. Boleh jadi berupa kesulitan menyelesaikan proses study. Kegalauan hubungan pribadi thdp teman, guru, atau dosen. Juga yg tengah PDKT, tak kurang juga pembuat galau. Biaya pendidikan yg bgt tinggi sementara sumbernya ngepres, juga pemantik galau. Galau pengusaha: Pengusahapun juga bisa galau. Misalnya a.l. Proyek dikejar waktu, Proyek yg lalu untungnya tipis, tender yg sdg diikuti tdk gol atau di dpt pengusaha lain. Mikirkan gaji pegawai. Pokoknya mikir kelangsungan hidup usaha kedepan kadang membuat galau. Pandemi covid juga pembuat galau, banyak pengusaha terpaksa melego asset nutup gaji pegawai, sementara produksi menurun. Pedagang, boleh jadi galau karena banyak pesaing, omzet tahun ini kok ndak seperti tahun lalu, apalagi dg adanya virus Corona, peraturan baru berdagang, teknologi berubah (on line) berdagang konvensional menjadi lesu dll. Aneka sebab membuat pedagang galau. Galau Manula: Sumber kegalauan kadang karena sdh mulai kena aneka "penyakit". Sumber kegalauan juga "kesepian", setelah anak2 berumah tangga sendiri. Apalagi bila pas nasib kurang baik ada diantara anak2 yg ndak pedulian kpd Ortunya. Harta bagi Manula: Hartapun sumber ke galauan juga, bila banyak, bingung ngurusnya, awak sdh kurang cekatan. Bila tak punya hartapun repot juga, ya kalau lekas berpulang,..........., kalau msh lama, galau mikirkan biaya di hari2 tua. Diantara anak2 peruntungannya kan tak sama. Ada yg rezeki luas ada pula yg sempit. Bagi manula inipun sumber kegalauan pikiran. Memikirkan anaknya rezekinya sempit. Pokoknya semua kelompok manusia berpeluang alami ke- GALAU-an. Kalau di pikir2 sdh MANULA ndak usah galau lagilah. Tapi selama hayat msh dikandung badan Galau masih setia menemani setiap insan karena memang sdh didesain Allah, sifat umum yg melekat di diri manusia adalah MENGELUH. Termasuklah mengeluh dlm ke-GALAU-an pikiran. اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا "Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh". (Q.S. Al-Ma'arij ayat 19) Namun, karena begitu besarnya kasih sayang Allah thdp manusia. Diturunkan-Nya GALAU, tetapi juga di turunkan-Nya teknik menyikapi GALAU dengan OBAT penangkal GALAU. Mari kita lihat OBAT penangkal GALAU yg diajarkan Allah melalui Al-Qur'an surat Ar-Ra'ad ayat 28. Selanjutnya kita terapi ke-GALAU-an di diri kita masing2. اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ; ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram". Ini obat GALAU resep dari Allah pencipta manusia. Allah mengerti betul akan manusia ciptaanNya. Dg menggunakan obat berdzikir, Insya Allah ke-GALAU- an akan berakhir. اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ (Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram). Aamiin. Jika keGALAUan ke-diri mampir. Takkan mempan dibawa plesir. Obat mujarab GALAU berakhir. Kepada Allah hendaklah berzikir. Monggo dipraktekkan sikap meng- OBATI GALAU pikiran di diri. Semoga berhasil. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 19 Jumadil akhir 1442 H. 22 Januari 2022. (890.01.22).

No comments:

Post a Comment