Thursday 29 July 2021

TRAUMA Telor ASIN.

Seluruh Nusantara kenal telur asin. Biasanya telur asin adlh telur Bebek, meskipun telur Ayam juga dpt dijadikan telur asin. Telur asin sudah berusia cukup lama konon lahirnya sejak tahun 1950 an.


Entah sejak kapan dan siapa yg mulai pertama, meramu menu kalau nasi rawon pas sekali jika di tumpangkan di piring sajiannya sebelah telur asin. Kata yg suka travelling malam, bahwa menu "rawon telur asin" mencegah masuk angin dlm perjalanan.


Suatu keluarga di acara hari ke tujuh almarhum ortu mereka dikebumikan, menu akan dihidangkan tahlilan "Rawon", lengkap dg asesorisnya dilengkapi  sebelah telur bebek asin. Hari pertama dan ketiga tetangga hadir 27 orang. Makanya dibeli dari pasar tradisonal 14 butir telor asin lalu direbus. 13 dibiarkan utuh untuk di belah nanti. 1 butir dibelah,  sebelah yg sdh terbelah disimpan rapi di dlm kulkas. Yg sebelahnya rupanya sekalian dicicipi perancang saji guna memastikan kualitas telur asin bakal tamu ssdh ashar nanti apakah pas asinnya.


Ketika jam makan siang, anak bungsu dari 8 bersaudara anak almarhum, tidak makan serempak dg saudara yg lain, barusan dari luar rumah agaknya.  Si bungsu ambil piring nyiapkan makan siang sendiri. Lauk pauk tersedia cukup meriah, ada aneka masakan ayam dan juga ikan laut. Maklum saudara2 pas ngumpul di rumah ortu. Si bungsu iseng membuka kulkas. Didapatinya ada sebelah telur asin "nyeleneh" diantara sekumpulan telur asin yg msh utuh.


Tanpa usul, tanpa tanya, si telur asin sebelah,  sekejap pindah ke piring si bungsu "pas asinnya pikirnya" sambil nyendok nasi di piring.


Menjelang ashar peramu saji "kakak tertua" mulai ngatur adik2nya nyiapkan "menu rawon". Adik2 perempuan ada yg kebagian memanaskan, ada bagian nata piring, siapkan asesoris seperti bawang goreng, kecambah, cabe uleg, krupuk. Sedang yg lelaki siapkan menggelar tikar, menggeser kursi tamu selanjutnya siap2 terima tamu. Giliran si kakak buka kulkas untuk penyempurna terakhir menu rawon dg belahan telor asin.


Begitu kaget si Sulung, sebelah telur asin sdh raib. 14 telur kan bila dibelah dpt 28 belah, sudah dicicipi sebelah, tersisa 27 pas dg  persiapan piring 27.  Dia tanyakan siapa yg iseng menyembunyikan yg sebelah. Si bungsu dg tenang nyahut "saya tadi ambilnya buat lauk makan siang".


Kakakpun merepet panjang lebar, betul juga sih... si kakak.... dirumah itu ndak kurang lauk lain, ikan laut, ayam goreng, dan aneka sayur. Ee kenapa telur sebelah itu yg dihajadkan. Sempat ditengahi bunda dan saudara yg lain, "kan tinggal ganti telor bebek lain, walaupun ndak asin, karena beli ke pasar sdh tutup penjual telur pasar tradisional banter buka sampai pkl 13.00.


Namun mesin marah kakak sdh terlanjur starter ndak kan berhenti hanya karena saran saudara2nya yg lbh muda. Dia baru diam kalau sdh puas marahnya.


Kakak puas stlh marah tapi bagi si bungsu TELUR ASIN ITU MELUKAI HATINYA sampai kini walau sdh 25  tahun lbh. Trauma buatnya bila melihat telur asin yg sdh terbelah, apalagi disimpan dlm kulkas. Terngiang terus ditelinganya omelan si Kakak, walau setiap kali Idul Fitri sdh saling minta maaf. Tapi bermaaf2 an secara umum, tak ada menyebut khusus ttg sebelah telur asin. Lagi pula budaya negeri kita, biasanya yg minta maaf yg muda kpd yg tua. Tak lazim yg tua minta maaf duluan kpd yg muda. Kalaulah umpamanya si kakak ngomong di Idul Fitri "dik ku minta maaf ngomeli kamu soal sebelah telur asin", mungkin si bungsu langsung hilang traumanya. Karena yg minta maaf itu hrs yg muda dulu, itu tak pernah terjadi. Yang tua biasa nganggap wajar marahi adik2nya.


Si bungsu sejak usai makan sudah minta maaf "jungkir balik". Namun kakak ketika itu tetap merepet, ngomel, marah. Bagi si bungsu bgmn sdh telanjur dimakan, kalau boleh dia ganti.


Bagi kakak perancang saji di kisahkan di awal tulisan. Mungkin kedepan dpt mengendalikan amarah, sebab pihak yg terkena marah akan mengenang seumur hidup, walau sdh dimaafkan tapi luka dihati tetap membekas. Oleh karena itu  Nabi Muhammad berwasiat:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri].


Buat si bungsu, disarankan untuk jangan terus  menyimpan kekesalan hati itu berlarut-larut apalagi sampai puluhan tahun. Yg menderita diri sendiri, jadi trauma bila melihat sebelah telur asin. Padahal telur asin penyajiannya memang sering dibelah.

Baik sekali jika si bungsu menghafalkan dan meresapkan makna dari ayat 263 surat Al Baqarah.


قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى ۗ وَا للّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 263)


وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى

"pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti".


Justru kita dianjurkan untuk memberi maaf.  Ayat tadi menganjurkan untuk memberi maaf kpd siapa saja, walau mereka tdk minta maaf. Perbandingannya lbh baik dari sedekah yg diiringi tindakan menyakiti.


Memang minta maaf perlu supaya kesalahan kita kpd orang lain tuntas di dunia, tdk terbawa ke akhirat.


Semoga kita dpt mengendalikan marah, sekaligus menjadi orang pemaaf.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 17 DzulHijjah 1442 H.

27 Juli  2021.

(824.07.21). 

No comments:

Post a Comment