Thursday 29 July 2021

Mengenang Ayah dan Bunda.

Beragam cara anak2 mengenang mendiang ortu mereka. Rata2 anak2  (yg normal), merasa menyesal stlh ayah bunda tiada, mengapa kurang berbhakti kpd mereka. Terlebih bila awakpun sudah menua, apa yg pernah dialami ayah dulu, apa yg pernah dialami bunda dulu, mulai terasa di diri awak kini. Dulu pernah kesal kpd bunda, bila bicara sering minta diulang. Kini awak merasakan telinga tua rupanya sdh kurang pendengaran, nyesal pernah ngomong keras2 bagaikan membentak kpd bunda dulu.

Dulu agak heran, ayah kalau membaca dekat sekali mukanya ke kertas bacaan. Kini awak mulai merasakan, nyesal rasanya pernah membathin liat ayah membaca.


Sepeninggal ayah sekitar setengah tahunan, anak bungsu  merapikan almari buku ayah, di laci ketemu buku tabungan. Seingatnya ayah dulu kalau ngambil uang pensiun tdk model sekarang melalui tabungan di bank, lantas punya ATM. "Kenapa ada tabungan di salah satu bank BUMN?". ketika dibuka lumayan isinya, sepakat si bungsu dg saudara tua, di jadualkan ke bank. 


Sampai di bank; petugas  counter bank mengucapkan "innalillahi wainna ilaihi rajiun", baru kemudian menjelaskan prosedur pencairan tabungan almarhum. 


Petugas2 counter bank dan petugas front office lainnya kelihatannya bgt terkejut mendengar nasabah yg satu ini meninggal. Selanjutnya salah seorang mengatakan  "Pantasan Pak.......sdh cukup lama tdk pernah kesini". (pernyataan itu agaknya dibenarkan oleh petugas lainnya dg bahasa tubuh). :   "Beliau kalau kesini sering membawakan kami telur asin, cukup kami bagi2. Selain itu kalau pas musim mangga, beliau membawakan mangga mateng ranum2, hasil dari tanaman di pekarangan kata beliau". Jatuh juga air mata si sulung dan sibungsu........😔😔😔. 

Terbetik dihati kakak tertua ketika itu, "Nanti kalau ku pensiun, akan kuteruskan amalan ayah".


Si sulung dan bungsu tinggal sekota, saudara lainnya di lain kota.. ....... Almarhum ortu 20 tahunan, ngengon bebek alabio sampai ratusan ekor. Stlh beliau tiada, ternak berangsur menyusut tdk dilakukan peremajaan, ndak ada yg merawat akhirnya tdk produktif.


Masuk masa persiun, kakak tertua dipanggil "Kak-long" mulai lagi pelihara bebek buat kandang di pekarangan  belakang rumah. Baru ada belasan ekor, lumayan tiap pagi kini sdh mulai panen 5 sampai 6 butir. Ternak dikelola bersama, oleh kak-long dan adik yg paling bungsu. Sepakat telur diasinkan.  Kak-long mengatur adiknya si bungsu, anak, mantu dan cucunya serta dia sendiri hanya boleh makan telur asin 3 hari sekali dg porsi sebelah.


Sementara telur asin yg lainnya oleh kak-long disedekahkan ke orang, tetangga dan sahabat2nya, sesekali kenalan almarhum di bank. Dengan maksud  meneruskan amalan dan silaturahim almarhum ayah. 


Aktifitas itu terinspirasi pertama oleh informasi petugas bank. 

Yang kedua; bersedekah atas nama Almarhum ayah dan bunda.  Agar lebih terkesan mendalam dg sesuatu hasil dari usaha yg pernah dilakukan mereka. Ngengon bebek ratusan ekor tentu ayah tak mungkin sendiri, tentu dibantu bunda. Mengacu ke hadits:

Diriwayatkan  Bukhari Muslim, An Nasa'i dan Abu Daud dari Abdullah bin Abbas RA: 


أنَّ سعدَ بنَ عبادةَ رضي اللهُ عنه تُوُفِّيَتْ أمُّه وهو غائبٌ عنها فقال : يا رسولَ اللهِ إنَّ أمي تُوُفِّيَتْ وأنا غائبٌ عنها أينفعُها شيءٌ إن تصدَّقتُ به عنها ؟ قال : نعم . قال : فإني أُشهدُك أنَّ حائطي المِخرافَ صدقةٌ عليها


Bahwasanya Sa’ad bin Ubadah bertanya kepada Nabi SAW "Ibuku meninggal dunia. Apakah akan bermanfaat baginya apabila aku bersedekah atas namanya?" 


Beliau menjawab, "Yah." Dia berkata, "aku memiliki sebidang kebun. Aku mempersaksikan mu bahwa aku menyedekahkannya atas nama ibuku."


Si bungsu heran dg kebijakan kak-long, Kok telor asin lbh banyak disedekahkan ketimbang dimakan/dimanfaatkan sendiri.   Tapi dia tersadar atas anjuran agama ttg: yg jadi milik kita sesungguhnya hanya bila sesuatu yg dimiliki disedekahkan, bakal kita dapati di akhirat sana. 

Kalau telor asin yg dimakan ya jadi darah daging, sebagian jadi ampas dibuang. 

Bila telor dijual dibelikan sesuatu yg dipakai, akan usang. Telor  yg disedekahkanlah yg jadi milik kita di akhirat nanti.

Lagian, akan bosanlah lauk telor asin tiap hari. Cocoklah sdh 3 hari sekali takaran sebelah.


Buat kak-long dan sibungsu, saban kali mengantarkan sedekah telor asin, terbayang wajah ayah dan bunda. Diikuti dlm hati berdo'a buat mereka.


Selanjutnya Kak-long dan si bungsu serta juga kita semua para pembaca, mudah2an anak2, cucu2, cicit2 kita meneruskan amal  kebaikan apa saja sekecil apapun.  Sehingga menjadi salah satu sebab kita tergolong keluarga yg dpt berkumpul di akhirat nanti seperti yg dimaksud ayat  berikut ini:


جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَآئِهِمْ وَاَ زْوَا جِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَا لْمَلٰٓئِكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَا بٍ 

"(yaitu) surga-surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;"

(QS. 13 Ar-Ra'd syat 23).


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 19 DzulHijjah 1442 H.

29 Juli  2021.

(825.07.21).

No comments:

Post a Comment