Saturday 17 July 2021

Kasih sayang Ayah Bunda.

Begitu besar kasih sayang ayah dan bunda kpd kita. Ketika kita sakit agak berat. Kadang ada ayah-bunda yg berdo'a kalau boleh dia yg menggantikan penderitaan sakit itu. Anak ditunggui, dirawat dg sepenuh hati dan jiwa. Tapi......

giliran ayah-bunda yg sakit anda pas berada di luar kota. Kalaulah anda datang mungkin anda akan ketar-ketir, kok ortunya ndak sembuh2, padahal pekerjaan anda lama ditinggalkan. 


Dlm case ini, kebanyakan ayah atau bunda yg sakit malah dg ikhlas menganjurkan anda tinggalkan dia dlm keadaan sakit, menyuruh kembali ke pekerjaan anda, demi masa depan anak cucu mereka.


Maka ada pepatah dikampungku "Kasih ayah-bunda sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah". Yang namanya galah terbatas panjangnya (banter 5 meter), kalau terlalu panjang malah tak berfungsi. Sedang jalan panjang, selalu sambung bersambung.

 

Ketika kita masih kecil, bahkan sampai kita tlh tua beranak beristri, bila kita sakit ortu berdo'a "cepat sembuhkan anakku, bila perlu berikan penyakit itu kpdku". 


Sementara jika ayah bunda sdh sakit berat ada anak yg berdo'a: "Kalau sekiranya penyakit ortuku ini msh dimungkinkan sembuh, tlg segeralah sembuhkan. Umpamanya tdk mungkin sembuh lagi; tlg mudahkan maut menjemputnya agar tak lama dlm penderitaan".


Mungkin diantara pembaca termasuk orang  beruntung, sampai tua stlh anda mapan msh dpt merawat, berbuat kebaikan kpd Ortu. Memfasilitasi ybs beribadah sampai membiayai berangkat haji. Ketika ayah atau bunda sakit sempat mendampingi, mentalkinkan ayah atau bunda menjelang maut. Memimpin shalat jenazah sampai memasukkan ke liang lahad.


Atau sebaliknya, mungkin ada pembaca termasuk kurang beruntung; ketika anda tlh sukses ayah-bunda tlh tiada. Anda pun tlh berhaji dan umrah berulang kali. 

Dlm pada itu ........

Mengenang ayah-bunda dahulu pas hidup di zaman susah, jangankan membayar BPH (Biaya Pergi Haji), sekedar Akikah  ketika anda lahir saja, konon kabarnya ada Ortu blm melaksanakan. Apalagi memotong hewan kurban seperti akan berlangsung bbrp hari yad.


Seorang pengusaha suskses, penuh haru teringat mendiang ayah dan ibu. Rupanya dianya termasuk kurang beruntung. Tak sempat berbhakti kpd kedua  Ortunya. Sejak berangkat dewasa sdh meninggalkan kampung halaman merintis kehidupan. Ayahanda meninggal ia sedang berada di luar negeri, sampai ke kampung tinggal datangi pusara. Bunda berpulang hanya sempat menshalatkan dan memakamkan. Itupun jenazah harus ditunda diberangkatkan dari rumah duka, menunggu dianya tiba.


Walaupun umpamanya anda termasuk orang yg sanggup berbhakti kpd ayah-bunda seperti terpapar di atas. Blmlah sanggup membalas kebaikan ayah dan bunda. Blm lah sepadan dg pengorbanan dan perjuangan mereka merawat kita masih kecil, membesarkan kita.


Apalagi bila anda termasuk kelompok yg tak berkesempatan berbhakti kpd ayah bunda seperti diumpamakan di atas. Tentu tinggal rasa penyesalan dan haru saja bila mengenang mendiang ayah dan bunda. 


Akan tetapi msh terbuka ikhtiar kita berbhakti kpd ayah-bunda yg tlh tiada. Baik yg baru saja meninggal dunia atau tlh bgt lama. Anda blm terlambat berbhakti kpd almarhum/almarhummah. 


Syeh Mahmud Azib dlm buku "amalan yg bermanfaat bagi mayit", terbitan Pustaka al-Kautsar jkt. hal 55 s/d 105, menguraikan ada 11 perbuatan kita yg bermanfaat buat mendiang Ortu.


Diantara 11 amalan tsb. selain terus-menerus berdo'a mhnkan ampunan untuk buat ayah dan bunda. Bersedekah a.n. mereka mrpkn salah satu dari 11 amalan manfaat untuk mendiang ayah-bunda. Banyak hadits ttg hal tsb. di tulisan ini saya kutip salah satunya.


Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,


أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ – رضى الله عنه – تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهْوَ غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ » . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِى الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا


“Sesungguhnya ibu dari Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia. Sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sisinya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya’.” (HR. Bukhari no. 2756).


Perumpamaan diungkap di atas, ada anak yg sempat ber bhakti kpd ayah-bunda dan ada juga anak yg tdk sempat berbhakti kpd ayah-bunda, tentu diantara dua kutub itu ada yg sedang2an. 


Pasnya tingkat kebhaktian anda, andalah yg tau persis. Yg jelas selama hayat masih dikandung badan kesempatan kita berbhakti kpd ayah-bunda masih terbentang.


Dikesempatan menyembelih hewan kurban bbprp hari yg akan datang nanti, agaknya baik jika diniatkan kurban "untuk diri sendiri untuk keluarga kita baik yg masih hidup maupun sdh tiada dan tentu juga buat ayah-bunda. Hal ini dpt kita jadikan rujukan utk diteladani apa yg tlh dilakukan Rasulullah Muhammad  ﷺ  berkurban untuk diri dan keluarga dan bahkan untuk ummat.


Dipetik salah satu hadits mengenai hal tsb dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ: “ضَحَّى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ قَرَّبَ أَحَدُهُمَا فَقَالَ بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ هَذَا مِنْ مُحَمَّدٍ وَأَهْلِ بَيْتِهِ، وَقَرَّبَ الآخَرُ فَقَالَ: “بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ هَذَا مِنْ عَمَّنْ وَحَّدَكَ مِنْ أُمَّتِي 

Diriwayatkan dari Anas, ia berkata: Rasulullah ﷺ ‘ menyembelih dua ekor kambing kibasy yang berwarna putih dan bertanduk. Beliau menyembelih yang seekor seraya berkata: “Bismillah. Ya, Allah! Ini adalah dariMu dan untukMu, kurban dari Muhammad dan keluarganya.” Lalu Beliau menyembelih yang seekor lagi seraya berkata: “Bismillah. Ya, Allah! Ini adalah dariMu dan untukMu, qurban dari siapa saja yang mentauhidkanMu dari kalangan umatku.”


Semoga melalui kebaikan apapun yg kita lakukan dpt mrpkn wujud bhakti kepada ayah dan bunda.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

7 DzulHijjah 1442H.

17 Juli 2021.

(821.07.21).

No comments:

Post a Comment