Saturday 31 October 2020

Hikmah Pengayoh Patah.

Dulu masa kecil sampai remaja di kampung halamanku, Ikan Gembung tidak setiap waktu ada di Pasar Ikan. Bila sudah beredar Ikan Gembung artinya sdh datang musim laut tidak berombak tinggi dikenal "musim teduh"; (istilah nelayan setempat).


Di musim Gembung, ikan2 jenis lain jadi ikutan turun harganya, karena kebanjiran Gembung.


Beda dg Gembung saat ini, hampir saban hari ada di pasar, tak peduli musim "teduh" atau ombak laut sedang tinggi. Karena teknologi penangkapan ikan sdh semakin canggih. 


Tidak seperti dulu mengandalkan Sampan dan Dayung manual, serta Jala yg ditebar dg tangan, mengikuti kelompok kawanan Gembung. Sekarang sdh pakai kapal motor dan pukat, melaut ber-minggu2. Ikan tangkapan diawetkan dg Es di palka kapal.


Kala itu serombongan nelayan pemburu Gembung; berawak 4 0rang. perlengkapannya:


1. Sampan yg cukup buat empat orang, serta cukup memuat perkiraan Gembung tangkapan.


2. Jala lbh dari se utas, kadang masing2 awak membawa jala masing2. Walau nanti ketika ketemu kawanan Gembung tdk semua crew menebar jala, ada pembagian tugas. 

a. Pengendali sampan ditangannya tetap melekat Dayung.

b. Pemipil (melepas) Gembung dari Jala memasukkan ke Palka. 

c. Penguras rembesan air masuk ke sampan.


3. Dayung, mrpk motor penggerak sampan. Ketika menuju sasaran perburuan semua ikut mendayung. Bgt juga ketika melaju pulang semua dg full speed mengayuh agar segera sampai ke pangkalan, maklum agar Gembung tetap segar karena "Es", waktu itu masih langka.


Sampai di darat pembagian hasilnya sudah ada aturan baku, dimana yg masuk dlm daftar penerima bagian adlh:

1. Masing2 awak sampan.

2. Masing2 pemilik Jala.

3. Para pemilik Dayung.

4. Pemilik Sampan.

Butir 2,3 dan 4, mendapat bagian walau tidak ikut melaut. 


Perolehan bagian ikan Gembung, penggunaannya terserah masing2, apakah akan dijual ke tengkulak (blm ada pelelangan ikan). Tengkulak sdh menunggu di pangkalan. 

Ada yg menjual sendiri keliling kampung (dipikul atau naik sepeda ontel). Ada pula yg menjual ke pasar ikan atau buat konsumsi sendiri bakal diawetkan jadi "Peda' Gembung". 


Penjualan ikan Gembung dikampungku dulu ndak pakai timbangan, ......, ikan dicucuk dari insangnya keluar ke mulut dg tali "kulit Bemban", (smg tumbuhan ini masih ada dikampungku sekarang). Se cucuk jumlahnya 10 ekor.


Tersebutlah kisah serombongan crew penjala Gembung, salah satu Dayung (PENGAYOH= bahasa setempat), mrpk pinjaman dari seseorang yg tdk ikut serta dlm rombongan menjala Gembung malam itu.


Konon ada semacam "sugesti", bila pergi berburu Gembung membawa "Pengayoh" pinjaman dari "Pak Ngah....", ini akan dpt hasil lbh banyak, katakanlah "bertuah" (Penganyeran=bahasa setempat).


Entah bgmn pasalnya, Pengayoh milik Pak Ngah yg terbuat dari kayu Leban itu patah ketika dikayuhkan menuju pulang. Walau tidak sampai terputus, patahannya sdh ndak dpt dirapikan lagi.


Sambil mengantarkan bagian Ikan Gembung jatah Pengayoh ke Pak Ngah; dilaporkanlah perihal Pengayoh patah. Sambil menyatakan kesanggupan untuk mengganti Pengayoh dg bahan yg sama y.i. kayu Leban.


Mengejutkan; Pak Ngah tidak mau Pengayohnya diganti baru, juga ndak mau diganti rugi dg uang. Pak Ngah minta agar Pengayoh yg patah, dihilangkan patahnya tanpa bekas, seperti sedia kala.


Keadaan ini membuat 4 sekawan penjala Gembung kebingungan. Hal itupun  jadi isu ramai, sempat viral di perkampungan ttg Pengayoh Pak Ngah patah, tidak boleh diganti baru, tidak boleh diganti rugi dg duit.


Beberapa hari kemudian....... Bermimpilah crew Gembung yg tidak sengaja mematahkan Pengayoh.......... 


Dalam mimpi itu dia ditemui orang tua yg mengajarkan: Pengayoh tsb dpt disambung tak berbekas dg dipijit dan diurut, menggunakan do'a yg diajarkan pak tua dlm mimpi. Untuk pelumas proses pengurutan/pemijitan, menggunakan minyak kelapa dicampur daun yg disebutkan.


Bgt dilaksanakan petunjuk mimpi,

Pengayoh rapi kembali, tiada cacat sedikitpun, segera dikembalikan ke pemilik. Diterima dg baik, karena Pak Ngah tau betul ciri2 Pengayohnya. Kalau diganti baru, biar dg bahan yg sama, tetap akan ketara karena tekstur kayunya dg pengayoh lama tetap beda.


Tak berapa lama stlh "penyembuhan" Pengayoh patah, penduduk setempat ada yg kecelakaan jatuh dari pohon kelapa, patah lengan kirinya. 


Pengayoh patah saja, benda mati dapat tersambung tanpa bekas, menggunakan cara urut tsb. "Pikir si penerima mimpi",  apalagi tulang manusia sbg sesuatu yg hidup tentu lebih memungkinkan. 


Dicobalah diurut menggunakan do'a dan ramuan minyak urut dari mimpi. Ternyata patah tulang orang jatuh dari pohon kelapa tsb pulih seperti semula.


Hikmah Pengayoh patah didapat ilmu menolong menyembuhkan orang patah tulang.


Katakanlah bahwa alur cerita di atas hanya fiksi, kisah didapatnya ilmu urut patah tulang melalui mimpi. 


Kenyataan,  banyak petunjuk untuk manusia diterima melalui mimpi. Ada barang hilang bgt lama, ketemu stlh dpt isyarat melalui mimpi. 


Raja berkuasa di era Nabi Yusuf, melalui mimpi yg kmdn dita'wilkan Nabi Yusuf mrpkn informasi penting ramalan perekonomian selama 14 tahun.


Diriwayatkan bahwa, Lafaz-2 adzan jg melalui mimpi dua orang sahabat Rasulullah ﷺ  y.i.: Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khattab.


Naaah, siapapun kita sejak anak2 sampai kakek-nenek pasti pernah/ sering bermimpi. Harapan tentunya  bermimpi yg indah2, tidak menakutkan, walau misalnya tdk bermakna.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 14 Rabiul awal 1442 H.

31 Oktober  2020.

No comments:

Post a Comment