Friday 23 October 2020

KEBAIKAN, belum tentu BAIK.

 Apes seorang lelaki menegakkan sepeda motor tumbang, malah dituduh pemilik motor, dia-lah yg menumbangkan. 


Untung ada "tukang soto tenda" tak jauh dari sepeda motor terparkir segera nengahi, menjelaskan bahwa sepeda motor tumbang sendiri. Kalau tidak akan terjadi pertengkaran, karena salah paham. Sepeda motor roboh karena tanah tempat standard kbtln gembur. Naaah ini satu contoh "judul di atas".


Keadaan model beginilah salah satu sebab orang di perkotaan kadang jadi cuek melewati sesuatu yg harusnya ditolong. Lihat kecelakaan, misalnya banyak orang yg kebetulan lewat milih menjauh ketimbang jadi bermasalah.


Pak Baik Budi (bukan nama sebenarnya), usai shalat subuh dari masjid dicegat pembantu tetangga. Nenek di rumah tetangga terserang penyakit ndak sadar diri. 


Tak pikir panjang pak Baik Budi keluarkan mobil dari garasi menuju tetangga 3 pintu dari rumahnya itu. Pak Baik Budi pun masuk rumah yg dihuni nenek dan kakek plus 2 pembantu sekaligus perawat kedua lanjut usia itu. Pak Budi langsung menggendong si nenek yg lemas lunglai lantaran pingsan ke mobil meluncur segera dg seorang pembantu ke rumah sakit terdekat. 


Tak lama kemudian stlh si nenek ditangani di UGD, datang beberapa putra ybs. Betapa kagetnya pak Baik Budi, anak2 dan keluarga si nenek mempersalahkan pak Baik Budi karena langsung membawa si nenek ke rumah sakit, tanpa terlebih dahulu memberitahukan kpd mereka. 


Dlm kekecewaannya di PAIDO keluarga sisakit, pak Baik Budi berpikir bahwa dia berbuat baik, dengan niat yg baik tetapi mengapa justru berbuah tidak baik. 


Setaunya orang sakit tertentu, apalagi diusia lanjut, ada "waktu emas" yaitu jangka waktu sejak serangan penyakit ke dpt penanganan medis yg tepat. 


Jika waktu itu terlewat secara logika penanganan terlambat dan sisakit boleh jadi kan lewat. Itu pertimbangan pak Baik Budi tanpa pikir panjang berbuat KEBAIKAN guna menyelamatkan si nenek. Tapi kebaikan ini malah tak berbuah baik,.......,selepas peristiwa itu hubungan ketetanggaan pak Baik Budi dg keluarga nenek dan kakek ini menjadi sedikit retak. 


Si lelaki penegak motor roboh dan Pak Baik Budi, adlh manusiawi jika di dlm hati terbesit "udah di tolong ndak tau terimakasih", di alamatkan kpd pihak yg ditolong.


Seyogiyanya bilalah sanggup, usir lintasan hati tsb di atas. Lantas merenungkan bahwa betapa manusia sangat lemah. Kadang tak mampu menilai yg baik itu baik, yg buruk itu buruk. Buktinya ditolong malah menyalahkan. Selanjutnya memahami kelemahan manusia, memuji kebesaran Yang Maha Kuasa. Karena Allah mesti tau niat baik menolong tsb.


Sepertinya, guna mencegah ngedumel disebabkan "air susu dibalas air tuba" case seperti di atas, malah  إِن شَآءَ ٱللَّهُ  dpt di konversi jadi ganjaran disisi Allah, bagus direnungkan petunjuk Allah sbb:


فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ ۗ 

"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."

(QS. Az-Zalzalah ayat 7).


banyak ayat di dlm Al-Qur'an:

اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ بِۢذَا تِ الصُّدُوْرِ

"Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati."


مَنْ جَآءَ بِا لْحَسَنَةِ فَلَهٗ خَيْرٌ مِّنْهَا

Barang siapa datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu 

(QS: Al-Qasas ayat 84).


Bgt lemahnya manusia, seringkali kita tak dpt membedakan baik dan buruk; oleh karena itu diajarkan do'a oleh Rasulullah ﷺ:


،اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا، وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ. ،وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً، وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.


Allahumma arinal haqqa haqqa warzuqnattiba’ah, wa arinal bathila bathila warzuqnajtinabah


‘’Ya Allah, tampakkanlah kepadaku kebenaran sebagai kebenaran dan kuatkanlah aku untuk mengikutinya serta tampakkanlah kepadaku kesalahan sebagai kesalahan dan kuatkan pula untuk menyingkirkannya.’‘ (HR Imam Ahmad)


Smg Allah berikan kesabaran kpd kita semua dlm berbuat kebaikan, dicatat sbg amal baik menurut pandangan Allah, walau di dunia ini dinilai bukan sbg kebaikan oleh pandangan manusia.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


M. Syarif Arbi.

Jakarta, 7 Rabiul awal 1442 H.

24 Oktober  2020.

(679.10.20)

No comments:

Post a Comment