Sunday 21 October 2018

RENUNGAN diri dan ALAM

Sejenak ayo kita renungkan:
Konon berat bumi ini adalah 6.580.798.520.700.000.000.000 ton. mungkin kurang, mungkin lebih. Jangan ditanyalah bagaimana nimbangnya, apa alat timbangnya. Yang jelas bumi demikian beratnya, dia bergantung tak bertali, terletak tanpa landasan.
Jangankan soal berat bumi yang terukur dengan angka-angka tersebut di atas, sedangkan soal bumi ini bulat dan beredar mengelilingi matahari saja, setengah abad lalu orang tua-tua sepangkat nenek-kakek saya ketika itu tidak percaya. Terjadi perdebatan sengit orang-orang muda bila kemukakan bumi ini bulat, dengan kakek-nenek saya setengah abad lalu. Kakek yang berdaya humor mengatakan “setahu ku bumi ini bukan bulat, tapi ber-Helang” lalu kakek yang lain menimpali, “apa buktinya kalau bumi ini ber-Helang”. Kakek yang punya statement melanjutkan “buktinya anak ayamku disambarnya kemarin se ekor”. Helang bahasa setempat burung Elang.

yang jadi renungan kita adalah, betapa kalau Allah pemilik bumi ini, ingin mencelakakan kita penduduk bumi ini dengan cara apa saja dapat terjadi. Gempa, angin puting beliung, hujan lebat tak berhenti, kemarau bertahun-tahun. Atau misalnya tiba-tiba saja gantungan tak bertali, atau tempat letaknya yang tak berlandasan itu di cabut-Nya maka bumi ini akan hanyut di jagad raya dan segala isinya termasuk kita manusia, air laut dan semua mahluk yang lekat diatas bumi berantakan semua.

Jadi pantas kita renungkan bahwa keselamatan bumi ini, semata-mata karena kekuasaan Allah. Begitu juga dengan keimanan kita juga sesungguhnya hanya bertahan karena bantuan Allah. Sebab nenek moyang kita saja Adam dan Hawa yang nota bine bertemu langsung dengan Allah, ketika diciptakan. Tak dapat, tak kuat membentengi diri dari rayuan Syaitan. Maha benar Allah dengan peringatannya untuk bahan renungan kita di dalam kitab suci Al-Qur’an misalnya dalam ayat 21 surat An-Nur di tegaskan Allah
;وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًا وَّلٰـكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَآءُ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

(Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui)

Di awal ayat peringatan ini buat orang yg beriman.

Bukti ayat ini untuk orang beriman tertulis diawal ayat:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ , وَمَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِنَّهٗ يَأْمُرُ بِالْـفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ

(Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar).

Bagi yang kini sudah purna-bhakti atau pensiun, coba kita renungkan, selama kita bertugas banyak apa yang kita lakukan, baik kebijakan atau pelaksanaan tugas, yang kalaulah tidak dilindungi Allah, mungkin kita tak sampai pensiun, sudah dipecat.
Maaf mungkin ada juga kita menikmati atau menerima sesuatu yg bukan hak. Atau kebijakan/keputusan yg merugikan tempat anda bertugas. Boleh jadi andapun pernah menzalimi anak buah.
Berkat lindungan-Nya lah maka apa perbuatan yang keliru kita lakukan semasa muda, semasa masih berdinas tidak mendapatkan sanksi dunia dan karenanya sampailah kita ke masa pensiun.

Belum lagi kalau kita renungkan keselamatan jiwa, mungkin diantara pembaca ada yang masih ingat, jika tidak dengan perlindungan Allah mungkin tidak hidup sampai hari ini. Mungkin ketika masih kecil, ketika semasa remaja, semasa menjelang tua pernah kecelakaan atau menderita sakit yang telah di vonis dokter harus meninggal dunia.

Diri penulis sekitar umur 7 tahunan, tertarik mengambil jambu Pertokal (jambu biji) tumbuh di pinggir sungai. Sungai Tayap itu bila musim penghujan arusnya deras sekali. Ketika kaki merambat ke dahan yg menjulur ke sungai, tiba2 terpeleset nyemplunglah saya ke sungai. Saya belum bgt pandai berenang. Pertolongan Allah menyelamatkan saya melalui seorang pemuda kebetulan sedang mencuci di lanting (bahasa setempat adalah kamar mandi terapung ditepi sungai, mengapung kamar mandi fleksibel mengikuti tinggi permukaan sungai). Bang Tajul spontan berenang berpacu dg arus, menangkap saya yg sdh kemasukan air dan membawa ketepian. Kemudian mengendong saya di punggung belakangnya dg posisi terbalik. Kaki saya dipegang tangannya dan kepala dan tangan saya terjuntai kebawah sambil berlari guna mengeluarkan air telah terhisap hidung saya. Secara logika bila tak dilindungi Allah melalui bang Tajul saya tak sampai berusia lanjut spt skrg ini.

Kalau bang Tajul msh hidup melalui tulisan ini saya berterimakasih banyak. Jika tlh tiada smg pertolongan bang Tajul tsb menjadi amal disisi Allah. Aamiin.

Banyak lagi hal ihwal lain yang jika anda renungkan, begitu besar perlindungan Allah kepada kita selama kita hidup ini, agar kita mau bersyukur. Subhanallah.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment