Thursday 11 October 2018

GRATIFIKASI

Anna laka hadza? (ini dari mana engkau dapat?)
Bgtu pertanyaan khalifah Umar bin khathab kpd Abu Hurairah setelah melihat sesuatu barang yg ada pada diri Abu Hurairah sepulang dari melaksanakan tugas menggumpulkan zakat di suatu daerah. Abu Hurairah menjawab: "ini barang hadiah dari salah seorang pembayar zakat untuk diriku". Dengan tegas Khalifah Umar bin Khathab memerintahkan agar barang itu ikut dikumpulkan bersama barang-barang zakat lainnya. Karena mnrt Umar, Abu Hurairah tak mungkin mendapatkan hadiah itu kalau bukan lantaran dia ditugaskan sebagai pemungut zakat. Hal ini mengacu pada ketetapan Allah di ayat 161 surat Ali Imran"
وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ اَنْ يَّغُلَّ ۗ  وَمَنْ يَّغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ  ۚ  ثُمَّ تُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
"Dan tidak mungkin seorang nabi berkhianat (dalam urusan harta rampasan perang). Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari Kiamat dia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang dilakukannya dan mereka tidak dizalimi."
Pedoman ini diteruskan dlm pemerintahan Islam setidaknya sampai ke khalifah Umar bin Abdul Azis. Suatu ketika pengawas baitul mal menghadiahkan seuntai kalung emas kepada puteri Umar bin Abdul Azis. Khalifah bertanya kpd putrinya ketika melihat kalung itu tergantung dileher si putri "anna laka hadza". Stlh diberi tau si putri asal tu kalung, segera disuruh tanggalkan seraya dikembalikan ke baitul mal. Kpd si putri dibacakan ayat 161 Ali Imran di atas, sbg ancaman.
Ketetapan Allah ini lah yg menjadi rujukan penyelenggara negara wajib melaporkan harta kekayaannya agar diketahui dari mana sumber harta tersebut. "ANNA LAKA HADZA". Sebab kalau sumbernya dari perolehan lantaran yg dikenal skrg "gratifikasi". Terimalah kelak risikonya di hari kiamat kelak dia membawa barang hasil "gratifikasi" itu. Padahal ktka itu tak seorangpun sudi menerima barang biarpun dikembalikan, sebab masings sibuk dg urusan dosa dan pahala yg sdg dihitung.

Kabar ini agaknya baik buat acuan bagi yg kini msh sdg menjabat atau berurusan dg publik. Nah buat kita yg sdh purna tugas, tentu merenung, "dulu gmn waktu msh tugas". Kita serahkan Allah saja, minta ampunanNya sambil diiringi berbuat baik selagi bisa. Wallahu 'alam bishawab.

Smg kita termasuk dlm firman Allah surat al Ahzab 71
يُّصْلِحْ; لَـكُمْ اَعْمَالَـكُمْ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
"niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu".
Wassalam. M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment