Sunday 27 February 2022

Akal picu Inspirasi, raih Hidayah

Akal diberikan kepada manusia yang normal akan berfungsi: mengingat, berfikir, mencari sebab akibat, menghayal atau imajinasi. a. Mengingat: Kemampuan merekam kejadian2 yang lalu, shingga hal2 baik akan diteruskan, ditingkatkan. Hal kurang baik jadi hati2 bahkan dihindari, agar tidak seperti Keledai "Terperosok di lobang yg sama”. b. Akal untuk "berfikir": Memilih, memutuskan apa yang harus dilakukan, harus diambil dalam hidup ini. Anak-anak fikirannya belum jalan. Dikisahkan Nabi Musa lebih memilih "bara" ketimbang "emas" tatkala diuji Fir'aun, menguji keberakalan bocah Musa. Melalui berfikir manusia sadar dari mana dia datang dan kemana kesudahannya hidup ini, oleh karenanya menyiapkan diri akan kematian. Hidup sesudah mati adalah alam ghaib sama ghaibnya keberadaan kita sebelum lahir. Diri kita ini sebetulnya adalah mahluk ghaib yang sementara ini dipakaikan sangkar berupa jasmani. Nanti akan kembali ghaib lagi, bila Ruh sudah tak netap lagi di raga ini. Hal yang ghaib hanya tercerna dengan berfikir, merupakan cabang dari akal. Selanjutnya Qalbu diberikan hidayah oleh Allah. Sebab tidak sedikit cendik pandai yang tak beriman kepada yang ghaib. c. Akal akan mencari "sebab akibat": Melalui cabang akal yang satu ini, manusia dapat percaya akan adanya pencipta. Teknik yang paling dasar, guru agama di SR kita dulu memasukkan ke akal kita bahwa "tak mungkin ada kotoran cecak di lantai dalam ruang kelas ini, kalau tak pernah ada cecak yang masuk kelas ini". Kata guru agama. Bumi ini tak mungkin ada bila tak ada yang menciptakan. Namun tanpa Qalbu yang mendapat hidayah Allah, tetap saja ada yang tidak percaya Allah sebagai pencipta. d. Akal dapat "menghayal": Imajinasi dimiliki oleh anak manusia sejak dini, perhatikan anak yang baru lancar ngomong, dia sudah dapat merajut cita-cita kalau dia besar nanti. Meskipun cita-citanya sangat sederhana sesuai perkembangan akalnya. Sarana akal melalui menghayal, Allah berikan inspirasi kepada manusia, banyak tercipta karya2 besar manusia untuk memudahkan hidup antara lain: Pesawat terbang tercipta. Kini dunia maya menjadi nyata juga semula produk menghayal, demikian juga Robot dapat menggantikan sebagaian tugas manusia, dll tercipta lantaran akal manusia melalui cabang menghayal dan mencoba. Namun akal saja tak mampu mencari kebenaran hakiki, tentang siapa pencipta alam semesta ini, bila tidak menggunakan sarana RUH. Salah satu yang sangat vital fungsinya dikehidupan manusia ini Adalah “RUH”. Akal akan berfungsi bila masih ada Ruh bersemayam di Jasmani ini. Di dalam RUH itu pula dimungkinkan melekat “iman”. Iman adalah wilayah Qalbu. "QALBU" bila tidak dengan pertolongan Allah tak kan berhasil menemukan kebenaran Allah. Nabi Ibrahim pernah mencoba menggunakan akalnya sehingga yang terjadi: menganggap Bintang, Bulan dan Matahari sebagai Tuhan. Di abadikan di Surat Al-An'am 76-78 فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا ۚ قَا لَ هٰذَا رَبِّيْ ۚ فَلَمَّاۤ اَفَلَ قَا لَ لَاۤ اُحِبُّ الْاٰ فِلِيْنَ "Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, Inilah tuhanku. Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, Aku tidak suka kepada yang terbenam." (QS. Al-An'am ayat 76) فَلَمَّا رَاَالْقَمَرَ بَا زِغًا قَا لَ هٰذَا رَبِّيْ ۚ فَلَمَّاۤ اَفَلَ قَا لَ لَئِنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَ كُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّاۤ لِّيْنَ "Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, Inilah tuhanku. Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat." (QS. Al-An'am ayat 77) فَلَمَّا رَاَ الشَّمْسَ بَا زِغَةً قَا لَ هٰذَا رَبِّيْ هٰذَاۤ اَكْبَرُ ۚ فَلَمَّاۤ اَفَلَتْ قَا لَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ بَرِيْٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ "Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, Inilah tuhanku, ini lebih besar. Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan." (QS. Al-An'am ayat 78). Kebenaran menurut akal belum tentu benar, bila tidak ditopang oleh kebenaran menurut Qalbu. Qalbu tidak akan berhasil menemukan kebenaran kalau tanpa pertolongan Allah (dengan HIDAYAH Allah). Para Nabi dan para Rasul, mendapat hidayah langsung dari Allah dituntun wahyu. Murid2 para Nabi dan sahabat para Rasul, mendapat hidayah melalui apa yang didengarnya, apa yang dilihatnya dari Nabi2 dan Rasul2, kemudian ditolong Allah dibukakan Qalbunya menerima hidayah. Contoh Umar bin Khattab menerima hidayah, terlebih dulu marah2. Manusia sekarang ini, berbagai sebab mendapatkan hidayah: Ada karena terbebas dari bencana. Ada karena ajakan seorang cucu. Ada karena mendengar..... Ada karena membaca ...... dan lain2 aneka macam sebab. Namun hidayah tak kan diperoleh tanpa pertolongan Allah membukan Qalbu, sebagaimana Allah menolong kita terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًا وَّلٰـكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ (Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya) (QS. An-Nur ayat 21). مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِى  ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْخٰسِرُونَ "Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang rugi." (Al-A'raf ayat 178)  فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَآءُ وَيَهْدِى مَنْ يَشَآءُ Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. (fatir ayat 8). Semoga Allah memeliharakan hidayah yang telah kita terima dan dapat dipertahankan dengan istiqamah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن M. Syarif Arbi. Jakarta, 26 Rajab 1443 H. 28 Februari 2022. (904.02.22)

No comments:

Post a Comment