Wednesday 23 February 2022

MEMBANDING bikin PUSING

Manusia terlahir pada hakikat sama, tetapi ada perbedaannya, dimana perbedaan itu tidak dapat dipesan. Bahasa agamanya mungkin cocoknya disebut takdir azali; yaitu: 1. Jenis kelamin, laki2 dan perempuan. 2. Terlahir sebagai bangsa apa, di negeri mana. 3. Terlahir dari ortu yg kaya, miskin atau biasa2 saja. 4. Terlahir dari keturunan orang terpandang, atau rakyat biasa. Lahir dg butir 1 dmkn sulit mengubahnya walau teknologi terakhir sdh banyak yg mencobanya. Lahir dg butir 2 walau dpt diubah kewarganegaraan, tetapi tetap saja tampak di wajah, warna kulit dll tanda phisik. Lahir dg butir 3, kadang generasi berikut dpt berubah. Dari keturunan orang miskin, jadi kaya. Tak kurang pula terjadi dari ortu kaya raya, anaknya jadi melarat. اِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ وَيَقْدِرُ ۗ اِنَّهٗ كَا نَ بِعِبَا دِهٖ خَبِيْرًاۢ بَصِيْرًا "Sungguh, Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki); sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya." (QS. 17 = Al-Isra', ayat 30) Lahir di butir 4. Dari ortu tidak terpandang jadi orang terkenal, atau sebaliknya ortu terkenal keturunan tdk lagi diperhitungkan. ".......وَتِلْكَ الْاَ يَّا مُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّا س........" "............Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia.........." Ali-Imran 140. Mengukur atau membanding keadaan diri dg keberhasilan orang lain. Membuat ukuran perbandingan dg rezeki, atau keberhasilan orang lain, muncul sisi negatifnya: 1. Membuat iri hati. Jadi kurang bersyukur atas perolehan diri. 2. Meratapi nasib, kecewa. Memandang diri kurang beruntung, kecewa berkepanjangan nyusahkan diri sendiri. 3. Putus asa. Akhirnya berujung malas berusaha, karena beranggapan percuma tak akan berhasil. Bila diperturutkan membanding tak akan habis2nya akhirnya hanya bikin pusing. Semoga dg mengingat petunjuk2 Allah a.l. dipetik di atas, kiranya Allah mengkondisikan diri kita masing2, menjadi orang tak suka membanding keberuntungan diri dengan orang lain. Agar hidup ini penuh bersyukur. والله عالم بشواب سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن M. Syarif Arbi. Jakarta, 22 Rajab 1443 H. 24 Februari 2022. (902.02.22) Ditulis, gunakan waktu antrian kontrol kesehatan rutine bulanan di RSGS.

No comments:

Post a Comment