Tuesday 30 November 2021

BUNYI pengaruhi ARTI

Kemarin kutulis artikel berjudul "Imam Shalat di Masjid". Di judul salah ku ketik "Imam" terketik "Iman" (huruf akhir terketik "n"). Padahal arti IMAM vs IMAN jauh bedanya. Kini sekaligus kukoreksi. Begitulah setiap bahasa, salah ucap, salah ketik maka salah baca; artinyapun jadi berbeda. Kadang bunyi mirip, tulisannya beda tipis, artinya jauh sekali. Bahasa kitapun dmkn juga misalnya: Kencing, kancing, kucing, jauh sekali beda artinya, bunyinya mirip. Syarat utama sbg imam ialah orang yg relatif terfasih membaca aksara Al-Qur'an di lingkungan jamaah setempat. Agar tak salah ucap, risiko salah ucap jadinya berubah makna. Contoh: الرَّحِيْمِ artinya "maha penyayang". jika terucap dg aksara خ (kha) berubah makna menjadi "suara merdu dan lembut". Contoh berikutnya pengucapan اَنْعَمْتَ bermakna "telah engkau beri nikmat" jika terucap tanpa aksara ع ('ain) اَنمْتَ "anamta" maka maknanya menjadi "telah engkau tidurkan". Bila aksara ع ('ain) terucap ء (hamzah) maka maknanya berubah menjadi "telah engkau buat merintih". Naah oleh karena itu harus bijak mengangkat imam rawatib di suatu masjid. Diriku menyadari kurang menguasai ilmu tajwid dan ilmu keindahan kesempurnaan bacaan al-Qur'an (tahsin), setiap bertugas sbg khatib, ku usahakan agar imam rawatib yg hafidz masjid yg mengundangku yg menjadi imam. Kecuali bila di masjid ybs tdk tersedia imam rawatib, apaboleh buat sekaligus ku jadi imam dg berusaha sebaik-baiknya, utamanya membaca Alfatihah. Jamaah masjid tertentu, lazimnya ditunjuk mengimami, seseorang yg dinilai paling memenuhi syarat sebagai imam. Tentu saja tidak bijak menetapkan imam RAWATIB yg tak sanggup melafazkan aksara arab "Ra", kecuali tak ada lagi yg lain. Namun kadang, walau imam ditunjuk sdh memenuhi syarat, terjadi juga kesalahan misalnya: * Tidak pas membaca mahraj aksara Al-Qur'an. Sebagaimana diketahui 30 aksara hijaiyah beberapa diantara beda2 tipis cara pengucapannya contoh: ا (alif) dengan ء (hamzah) ت (ta') dengan: ط (tha' ج (jim), ذ (dzal), ز (za) mirip ucapan tapi beda. Selanjutnya: ح (ha), خ (kha), هـ (haa) د (dal), ض (dhad), ظ (zha) ر (ra), غ (ghain) س (sin), ث (tsa), ش (syin), ص (shad) Kesalahan juga sering terjadi; * Salah sambung ayat yang dibaca misalnya seharusnya ujung ayat berbunyi إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ "Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana". terbaca: إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ "Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". Atau sebaliknya. * Salah sambung dapat juga terjadi awal ayat terbaca sampai ditengah tersambung dengan ayat lain. * Panjang pendek membunyikan per-aksara. Dipahami bahwa bagi bukan penutur asli bahasa Arab tidak banyak orang yg persis sama pengucapan aksara Arab, dibanding penutur aslinya. Karena itu peluang kesalahan cukup memungkinkan. Dalam hal imam tersalah, walau telah ditunjuk yg paling memenuhi syarat, bagi makmum insya Allah, tetap mendapat pahala berjamaah. Mungkin dapat dikaitkan dengan firman Allah di Al-Baqarah 286: لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ ........" Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ............." Dia mendapatkan dari apa yang diusahakan/dikerjakannya...." فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ  "Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (QS. 98 = Az-Zalzalah ayat 7). Semoga kita diberi Allah kemudahan untuk terus menerus belajar tak mengenal usia agar dari hari ke hari semakin fasih membaca Al-Qur'an, آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن بارك الله فيكم M. Syarif Arbi. Jakarta, 23 Rabiul Akhir 1443 H. 29 November 2021. (868.11.21).

No comments:

Post a Comment