Wednesday 3 November 2021

TIKUS dan KUCING

Pelayaran terkatung2 selama 150 hari, dimana aneka binatang serba sepasang ikut di dlm bahtera Nabi Nuh. Penulis belum ketemu referensi valid tentang “manifes” penumpang di dalam bahtera tersebut, dibanyak riwayat bahwa Babi, Tikus dan Kucing adalah penumpang baru ditengah berjalanan. Jenis burung yang disebut dalam riwayat adalah burung Gagak dan Burung Merpati. Sudah pernah ku tulis beberapa tahun lalu. Adapun Iblis sebagai mahluk yang sudah mengantongi izin Allah mengganggu keturunan Adam dapat masuk ikut dalam pelayan tsb. Diriwayatkan bahwa setelah sekian lama kapal berlayar, segala kotoran yang dibuang oleh para binatang membuat keadaan di kapal bermasalah, rawan menimbulkan penyakit bagi penumpang kapal. Kepada Allah SWT. Nabi Nuh lalu bermohon agar diberikan jalan keluar dari permasalahan ini. Allah mengutus Malaikat Jibril menemui Nabi Nuh dan memerintahkannya untuk mengusap dahi seekor gajah yang ada didepannya, atas Kuasa Allah SWT maka keluarlah sepasang babi dari belalai gajah yang diusapkannya. Maka Babi-lah yang menyapu bersih seluruh kotoran yang ada di kapal tersebut. Karena kotaran apapun termasuk kotorannya sendiri merupakan makanannya. Nabi Nuh lega masalah yang dihadapinya selesai. Dasar Iblis, dianya sebagai “penumpang gelap”, tak suka keadaan warga kapal tentram2 saja, timbul ide nya bikin keresahan. Makapun Iblis mengelus punggung Babi jantan dan Babi betina, serta merta menjelma tikus sepasang. Dari sepasang tikus ini berkembang biaklah warga tikus begitu cepat yg mengganggu ketentraman pelayaran. Keadaan ini meresahkan, bukan mustahil membahayakan kapal, misalnya membuat lobang membocorkan kapal. Nabi Nuh bermohon kembali kepada Allah akan jalan mengatasinya. Petunjuk diperoleh Nabi Nuh; agar mengelus punggung harimau, keluarlah kucing yg berinsting memangsa Tikus. Dari kisah ini diketahui bahwa Kucing kejadiaannya lebih belakangan dari Tikus. Jadi tua Tikus dari Kucing. Sedangkan belakangan ini kita saksikan bangsa Kucing sudah kehilangan insting memangsa tikus, ini sudah soal lain, sudah diluar bahtera Nabi Nuh. Apakah karena sekarang bangsa Kucing jadi tau diri, bahwa bangsanya lebih muda kejadiannya dari bangsa Tikus, jadinya mulai sungkan. Kisah ini, sekali lagi penulis belum menemukan sumber yang valid, akan tetapi syarat akan makna, se-kurang2nya dapat dipetik 2 (dua) makna: 1. Setiap ada masalah, Allah akan selalu memberikan jalan keluar, syarat utamanya adalah taqwa dengan selalu berserah diri kepada Allah. 2. Dilingkungan masyarakat kapal yang tidak luas itu saja terjadi sesuatu yang berlawanan; pembuat kerusakan dan kelompok yang siap membasmi pembuat kerusakan. ad.1. Jalan keluar. Nabi Nuh, sebagai pemilik dan pemimpin pelayaran itu adalah hamba Allah yang taqwa, begitu pula pengikut Nabi Nuh yang menumpang kapal tersebut jelas orang2 yg taqwa, kerena hanya orang yang taqwa saja yang ikut dalam masuk bahtera. Orang tak beriman sekalipun anak kandung Nabi Nuh bernama kan’an termasuk tidak ikut dalam kapal. Bagi orang2 yang taqwa Allah menjamin (QS: 65 = At_talaq ayat 2) وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar”. Sejatinya manusia ini lahir kedunia ini semula tidak mengerti apapun Allah yang mengajarkan manusia hal2 yang tidak diketahui oleh manusia (QS: 96 = Al alaq ayat 5) عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. Demikian pula dengan pandemi Covid sejak tahun 2019, kita yakin Allah akan memberikan jalan keluar dengan mengajarkan kepada manusia bagaimana cara untuk mengatasinya. Tentunya salah satu syaratnya adalah bertaqwa dan memohon kepada Allah. ad. 2. Sesuatu yang berlawanan. Di dalam bahtera Nabi Nuh saja setelah berlayar menjelmalah mahluk yang sifatnya berlawanan, apalagi di dunia yang lebih luas. Begitulah keadaan dunia ini sehingga Allah informasikan pada surat Al-A’raf 168: وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الْأَرْضِ أُمَمًا ۖ مِّنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). Semoga dengan mengetahui kisah2 masa lalu, kita dapat merajut kehidupan kita sekarang dan mandatang menjadi lebih baik. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن بارك الله فيكم M. Syarif Arbi. Jakarta, 26 Rabiul Awal 1443 H. 2 November 2021. (859.11.21).

No comments:

Post a Comment