Sunday 5 December 2021

IKHLAS BERTENDENS

Salah satu dari jenis2 ikhlas adalah "ikhlas bertendens". Yakni orang yang beramal karena Allah, tetapi di dalam hatinya terbersit dominan keinginan pada dunia. Ibadahnya dilakukan hanya sebagai media memohon supaya Allah menghilangkan kesulitan dan kebingungan serta menyampaikan hajatnya. Ia melaksanakan shalat tahajud dan bersedekah karena ingin usahanya berhasil. Ciri orang “ikhlas bertendens ini” bisa terlihat dari momen dia beribadah. Orang yang hanya beribadah ketika sedang butuh, biasanya ia tidak akan istiqamah. Jika kebutuhannya sudah terpenuhi, ibadahnyapun akan berkurang. Contoh: Ingin Jabatan; ketika dalam proses untuk mendapatkan jabatan, yang bersangkutan dengan khusu’ dan intensif melaksanakan ibadah, dengan ikhlas agar Allah mengabulkan do’anya. Rajin berjamaah ke masjid. Setelah jabatan diperoleh yang bersangkutan mengurangi frekuensi, kuantitas dan kualitas ibadahnya. Shalatnya sudah yang wajib-wajib saja, dengan waktu yang cepat,  demikian juga ibadah lainnya semakin dilupakan. Ketika dalam proses ujian jabatan, atau proses pemilihan, begitu intensnya beribadah, shalatnya lama dan tertib. Begitu lulus ujian, atau terangkat jadi pejabat, shalatnyapun jadi cepat sekali, kadang diakhir waktu (dzuhur sudah dekat ashar), tidak lagi berupaya berjamaah ke masjid. Ketika ditanya “kenapa shalatnya cepat sekali”, jawabnya :"sibuk ditunggu...........". Istri sedang hamil; hampir tiap hari membaca Al-qur’an dan berdo’a agar istri melahirkan anak mereka dengan selamat. Selanjutnya setelah istri melahirkan, Al-Qur’an pun disimpan rapi di rak buku. Ingin mendapat rezeki yang banyak; motivasi sedekah dengan harapan usahanya sukses, bahkan minta penggantian dari Allah, dia mengharapkan penggantian seperti yang diredaksikan pada surat Al-Baqarah 261: مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَا لَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَا بِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَا للّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ  ۗ وَا للّٰهُ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui." Adakah manusia "ikhlas bertendens" seperti diungkap di atas ???, ............,. Sepertinya ada,............, karena Al-Qur'an memberikan permisalan dalam ayat 32 surat Luqman: وَاِ ذَا غَشِيَهُمْ مَّوْجٌ كَا لظُّلَلِ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ۙ فَلَمَّا نَجّٰٮهُمْ اِلَى الْبَـرِّ فَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ ۗ وَمَا يَجْحَدُ بِاٰ يٰتِنَاۤ اِلَّا كُلُّ خَتَّا رٍ كَفُوْرٍ "Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Adapun yang mengingkari ayat-ayat Kami hanyalah pengkhianat yang tidak berterima kasih." Bagaimanakah keikhlasan diri ini, hanya Allah yg tau persis dan diri ini tau sedikit...... Lha apa ndak boleh ibadah "ikhlas bertendens"..............., tentu boleh, tapi sesudahnya tetap istiqamah kalau bisa lebih kencang lagi ibadahnya, diiringi rasa syukur karena Allah telah mengabulkan apa yg diminta. Jangan sampai seperti diidentifikasikan Allah diakhir surat Luqman ayat 32 di atas. Semoga kita semua tidak termasuk hamba Allah yang beribadah ikhlas hanya ketika ada maunya ("ikhlas bertendens"), tapi istiqamah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن بارك الله فيكم M. Syarif Arbi. Jakarta, 28 Rabiul Akhir 1443 H. 4 Desember 2021. (870.12.21).

No comments:

Post a Comment