Thursday 18 November 2021

Jalan Lurus dari pintu Taqwa

Garis lurus, adalah jarak terdekat antara dua titik. Diibaratkan manusia sebagai hamba Allah adalah sebuah titik, maka untuk berhubungan dengan Allah, haruslah dengan jalan yang paling terdekat itu yaitu “garis lurus”. Oleh karena itu di setiap shalat “jalan lurus” itu selalu minta ditunjukkan oleh Allah kepada kita, agar berjarak terdekat dengan Allah. اهْدِنَا الصِّرٰطَ الْمُسْتَقِيمَ "Tunjukilah kami jalan yang lurus," (QS. 1 = Al-Fatihah ayat 6). Artikelku kali ini melanjutkan atikelku sebelumnya “jalan Lurus dari pintu Taubat”. Jalan lurus yang dimohon, dalam arti se-luas2nya. Jalan lurus dalam ibadah, jalan lurus dalam bermuamalah, jalan lurus dalam mencari rezeki, jalan lurus ketika mencari ilmu dstnya. Termasuk kalau belum ketemu jodoh, mohon jalan lurus mendapatkan pendamping hidup. Guna menemukan jalan yg lurus itu, ikhtiar yang harus dilakukan setiap insan adalah 4 hal yaitu: 1. Selalu bertaubat (مُنِيبِينَ إِلَيْهِ= kembalilah bertaubat kepada Allah), telah dibahas di artikel “Jalan Lurus dari pintu Taubat” 2. Bertaqwa ( وَاتَّقُوهُ = bertaqwalah kepada-Nya), insya Allah dimuat di artikel ini. 3. Shalat ( الصَّلٰوةَ = Shalat) 4. Jangan berbuat syirik. ( وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ = janganlah kalian menjadi musyrik ) Empat ikhtiar itu merifer kepada Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 31: مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلٰوةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ "dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta laksanakanlah sholat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah," Musyrik tidak saja perlakuan mensekutukan Allah dengan sesuatu selain Allah, Ar-Rum 31 berlanjut dengan Ar-Rum 32, merupakan salah satu bentuk musyrik adalah orang-orang …..: مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا  ۖ كُلُّ حِزْبٍۢ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ "yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka." Taqwa adalah perintah agama. Terdapat 4 (empat) pintu gerbang munuju taqwa yaitu; 1) Gerbang Muslimin, 2) Gerbang Mukminin, 3) Gerbang Muhsinin dan 4) Gerbang Mukhlasin. Keempat gerbang ini hendaklah dilalui untuk menuju taqwa. 1. “Gerbang Muslimin”. Daun pintu gerbang adalah pengakuan akan adanya Allah dan telah mengutus Rasulullah Muhammad. Dikenal dengan 2(dua) kalimat syahadat. Dengan lafaz: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ "Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah". Tanpa pengakuan ini, seseorang yang semula belum memeluk agama Islam meskipun berpenampilan sebagai orang Islam, berperilaku layaknya sebagai orang Islam. Banyak amal sosial dan perbuatan baik lainnya, mereka belumlah sebagai muslimin/muslimat. Lain halnya orang yang terlahir dari orang tua muslim/muslimat, ke Islaman mereka tidak lagi ditandai harus melalui “gerbang syahadat” ini. 2. “Gerbang taqwa kedua “Mukminin”. Pada gerbang ini, seorang yang telah mengakui adanya Allah dan mengakui Allah mengutus Rasulullah Muhammad, bukan hanya sekedar pengakuan, tetapi dengan landasan iman melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan Rasulnya. Sebab banyak juga orang yang hanya terhenti di Gerbang Pertama, mereka memang sdh termasuk “Muslim”, tapi karena belum shalat, belum puasa, belum zakat ybs belum dapat dikatakan “Mukminin” atau orang beriman. Shalat adalah pembeda mukminin/mukminat dengan kaum musyrik dan kafir. وَعَنْ جَابرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قََالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللِه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ والكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ Dari Jabir ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya, batas antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat. Sedangkan Puasa Allah Subhanahu Wa Ta'ala perintahkan: يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ۙ  "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183) Adapun Zakat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menegaskan: إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَأَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَءَاتَوُا الزَّكٰوةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ "Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan sholat, dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 277) 3. Gerbang taqwa ketiga “Muhsin”, memasuki gerbang ini, individu tsb tidak sekedar ibadah dalam artian hubungan dengan Allah tapi ibadahnya meluas ke berbuat baik kepada manusia, kepada mahluk2 Allah, memelihara lingkungan, menghindari perbuatan merusak di muka bumi ini. وَابْتَغِ فِيمَآ ءَاتٰىكَ اللَّهُ الدَّارَ الْأَاخِرَةَ  ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا  ۖ وَأَحْسِنْ كَمَآ أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ  ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْأَرْضِ  ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Qasas 28: Ayat 77) 4. Gerbang tawqa ke empat “Mukhlisin”. Di gerbang ini, terhimpun mereka2 yang dalam seluruh rangkaian kegiatan ibadahnya kepada Allah dan ibadah sosial kebaikannya kepada manusia, semuanya dilaksanakan ikhlas karena Allah. Tidak lagi terselip ingin dihargai manusia, tidak perlu publikasi lantaran ingin disaksikan publik dan di puji sebagai orang baik. Mereka menghayati benar firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala: يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذٰى كَالَّذِى يُنْفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْأَاخِرِ  ۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُۥ صَلْدًا  ۖ لَّا يَقْدِرُونَ عَلٰى شَىْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا  ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِينَ "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 264) Orang yang telah berada di gerbang “Muslimin” (telah Islam), belumlah tentu sekaligus telah melewati gerbang “Mukminin”, merambat masuk ke gerbang “Muhsinin” dan selanjutnya sampai gerbang “Mukhlasin”. Pembaca yang setiap hari shalat tentu sudah melewati gerbang yang pertama dan boleh jadi sudah masuk di gerbang kedua dalam pejalanan. Selanjutnya senantiasa berbuat baik (gerbang ke tiga), umtuk menjadikan diri sebagai seorang yang Mukhlasin. Apabila sudah sampai di Mukhlasin benar-benar sudah ketemu “jalan yang lurus” sehingga Iblis tak sanggup lagi untuk menggoda, karena sesuai perjanjian Iblis dengan Allah di Surat Al-Hijr (surat 15) Ayat 40. Iblis diberi hak menggoda manusia kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlis. إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". Semoga Allah melancarkan upaya kita meniti jalan yang lurus selama hidup di dunia ini melalui pintu taqwa dengan selalu banyak bertaubat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن بارك الله فيكم M. Syarif Arbi. Jakarta, 13 Rabiul Akhir 1443 H. 18 November 2021. (865.11.21).

No comments:

Post a Comment